Quantcast
Channel: Review | AutonetMagz :: Review Mobil dan Motor Baru Indonesia
Viewing all 226 articles
Browse latest View live

First Impression Review Viar Cross X 200 SE

$
0
0

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-front

AutonetMagz.com – Mungkin kita masih ingat di jaman dulu ada Suzuki TS125 yang bermesin 2 tak dan Hyosung Karion 125 menjadi pilihan para garukers di tanah air . Namun dikarenakan masa produksi motor tersebut sudah dihentikan maka otomatis tak ada lagi pilihan trail value bagi konsumen di Indonesia. Akhirnya trend motor dengan ban pacul sempat redup di tanah air dan hanya diisi oleh motor trail bermerek eropa yang harganya kelewat jauh sejauh cintaku padanya di ufuk senja sana #eh?

Namun dunia garukers kembali hidup dengan adanya pilihan dari merk jepang dengan huruf alfabet ke 11, sayangnya merk ini dimensinya kurang proper untuk bermain tanah. Melihat celah tersebut, Viar akhirnya datang ke daerah yang dibanjiri oleh konsumen hobiies ini setelah mereka pede dengan penjualan kendaraan niaganya. Akhirnya Viar meluncurkan Viar Cross X -series dengan postur dan mesin yang proper untuk disuruh menggaruk tanah.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-back-landscape

Seperti yang akan saya coba ini adalah Viar Cross X 200 SE, so mari kita rasakan impresinya bareng-bareng.

Eksterior

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-lamp

Apabila kita melihat desain dari Viar Cross X 200 SE ini bisa dibilang tampil beda dibanding trail pada umumnya. Menurut kami tampilan motor enduro jebolan Viar ini terlihat gagah, bahkan enduro ini sekilas malah seperti motorcross yang biasanya dijual secara off the road. Namun secara desain tampilan depannya justru mengingatkan kami pada lini enduro KTM, begitu pula pada decalnya. Setidaknya yang cukup membedakan adalah tulisan Cross yang terlihat seperti font Arial hehe…

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-fork-usd

Nah ini yang menarik, motor ini sudah dilengkapi fork Up Side Down (USD) dan ukurannya cukup besar di kalangan trail 150 cc – 200 cc. Sementara belakang mengadopsi suspensi monoshock dengan mekanisme seperti uni-track pada trail kawasaki.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-swingarm

Swingarm dengan material alumuniumnya juga terlihat padat dan penuh layaknya motor enduro berkubikasi besar.  Untuk ukuran kaki kakinya juga cenderung besar dan untuk Viar Cross X 200 SE 2015 sudah mengadopsi velg alumunium berdimensi 21 inchi depan dan 18 inchi belakang.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-bracket-stoplamp

Beralih ke belakang, sektor lampu lampu dibuat lebih simpel dengan penggunaan LED di stoplamp maupun lampu sein. Untuk yang versi 2015 ini Viar Cross X 200 SE juga mengalami perombakan di bagian buntut belakang yang lebih panjang untuk mencegah cipratan air atau lumpur mengenai rider maupun boncenger. Selain itu motor ini juga disematkan bracket multiguna yang bisa digunakan untuk menaruh barang saat ber-adventure ria.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-overview-belakang

Saat kita melihat area knalpot yang dibuat di purbalingga ini, sosoknya terlihat padat dan berisi dibanding kompetitornya. Sayangnya anda mungkin akan tidak terbiasa dengan suara knalpotnya karena walaupun dibilang standar, suaranya terdengar seperti knalpot racing.

Center Fascia

Saat saya mulai menaiki motor ini dengan postur saya yang berada di 180 cm, well… saya terpaksa takluk dengan motor ini. Cross X 200 SE dengan sukses membuat saya jinjit balet, namun dari segi egronomi saya masih rileks menunggangi motor ini. Namun untuk orang yang mempunyai tinggi tubuh dibawah 170 cm, bersiaplah untuk kewalahan saat motor ini berhenti.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-menaiki-motor

Melihat material jok yang digunakan cukup apik. Pengoperasian tombol memang tidak selancar motor keluaran jepang, namun boleh diadu kok dengan motor non-jepang lainnya. Mungkin dari segi kualitas sama dengan motor India. Satu yang minus ada dari speedometernya yang terlihat apa adanya, sejujurnya speedometer ini seperti tidak ada bedanya dengan speedometer pendahulunya, Viar VX2. Respon tachometernya pun terlambat dengan putaran mesin yang ada. Untuk kapasitas tangki Viar Cross X 200 SE cukup pede dengan 5,5 liter.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-quality

Kami cukup tertarik melihat finishing bodi dari motor ini, secara kualitas motor ini bisa dibilang well build, plastiknya pun solid namun tidak getas seperti motor dengan huruf alfabet ke 8. Sayangnya striping livery motor ini masih rentan untuk lepas meskipun memakai 3M. Finishing semakin terlihat baik saat tiap baut di bodinya juga dilengkapi dengan seal karet agar meredam getaran. Apabila pernyataan ini terlihat heboh, mungkin anda patut melihat basic mesin yang ada di gambar. Bagaimana? Paham kan kenapa kami bilang begitu hehe…

Mesin

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-engine

Yak tidak salah juga kalau anda anggap mesin ini terlihat seperti kaizen engine alias bawaan Tiger 2000. Mesin ini memang mempunyai basis yang sama dengan motor legendaris tersebut. Memang satu hal minus yang mengganggu di mesin ini, yah semacam penyakit bawaan lah, adalah sensasi relaksasi getar yang terasa. Oleh sebab itu Viar mengimprovment mesin ini dengan menambah balancer di engine mounting dan menambah seal karet di titik-titik baut agar vibrasi teredam.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-mesin

Perihal spesifikasi, mesin ini mempunyai SOHC 2 klep, 5 percepatan. Tenaga yang dihasilkan cukup beringas, berada di 13.4 hp @ 7.500RPM dan torsi sebesar 13.5 Nm @ 7.000RPM. Viar pun sudah meracik mesin ini agar karakternya pas untuk dipakai blusukan. Pemilihan mesin dengan basic kaizen cukup bijak mengingat mesin ini mudah dikilik untuk naik-turun gunung serta sparepart yang masih tersedia dimana-mana. Bagaimana dengan performanya? nanti ya setelah kami test ride dahulu.

Kesimpulan

Jujur kami tidak menyangka motor ini cukup berhasil melakukan improvment di berbagai sektor. Dari segi tampilan pun motor ini cukup menjanjikan, apalagi dengan kaki kaki yang kokoh dan velg alumunium dengan diameter besar. Penggunaan mesin GL juga menurut kami sangat cukup buat anda yang sudah mendambakan motor enduro yang ready to trail. Selain itu rupanya finishing bodi motor ini juga jauh melebihi ekspektasi kami, bahkan jauh lebih baik dibanding pendahulunya.

first-impression-review-viar-cross-x-200-se-dimensi

Rasanya cukup wajar bila Viar berani saja menggembleng motor ini dengan melakukan perjalanan jarak jauh dalam event Viar Jelajah Negeri. Selain itu Viar cukup rajin memasukkan Cross X 200 SE ke dalam event trail dan komunitas trail yang ada saat ini. Melalui strategi tersebut, nampaknya Viar berhasil meyakinkan kepada konsumen indonesia bahwa produk Cross X 200 SE berani diadu dengan merk trail lainnya.

Harga Viar Cross X 200 SE ini dibanderol di angka Rp. 20.300.000,- OTR Jabodetabek, dengan harga segini dan apa yang didapat kami merasa masih worth it untuk dipinang sebagai partner garuk tanah. Bagaimana menurut pemirsa? sampaikan di kolom komentar!

 


Test Drive Datsun GO Panca Hatchback Indonesia with Video

$
0
0

Test drive Datsun GO Panca hatchback LCGCJakarta, AutonetMagz – Setelah melakukan review terhadap eksterior dan interiornya, mari kita lanjutkan ke tes berkendara mobil ini. Bagi anda yang belum membaca part pertama, silahkan lihat artikel Review Datsun GO Panca Hatchback oleh AutonetMagz.

Spesifikasi Teknis Datsun GO Panca

Datsun GO Panca dibekali dengan mesin yang sama dengan Nissan March yaitu mesin HR12DE. Hanya saja mesin ini tentunya adalah mesin PaHe yang dibuat lebih murah agar lebih terjangkau. Contohnya, kita tidak akan menemukan teknologi CVTC di mesin ini seperti Nissan March.

Mesin-Datsun-GO-Panca-1200

Dibanding dengan Nissan March, tenaganya menurun menjadi 68 ps dan torsinya hanya 104 Nm. Namun bobot kendaraan total berkurang drastis menjadi 785 kilogram saja dari Nissan March di angka 935 kilogram untuk varian manual.

Lantas pengurangan bobot tersebut membuat Datsun GO Panca unggul di segi power to weight ratio dengan perolehan hasil 0.039. Padahal Nissan March hanya memperoleh hasil 0.036 saja. Diatas kertas mobil ini lebih unggul dari kakak kembarannya lantaran bobotnya yang lebih ringan.

Mesin HR12DE Datsun GO Panca

Oke cukup dengan hitung-hitungannya, sekarang mari kita tengok bentuk ruang mesinnya. Seperti halnya eksterior, ruang mesin mobil ini juga dihemat mulai dari desain rangka, accu yang digunakan, part-part seperti selang dan sambungan dibuat semurah mungkin. Kami sangat kagum bagaimana Datsun menghemat hampir di semua sektor yang ada di mobil ini.

Dengan bobot yang lebih ringan dan tenaga mesin yang berkurang, seharusnya konsumsi bahan bakar mobil ini tentu saja lebih irit dibandingkan dengan Nissan March, kami mencoba mobil ini dengan jarak yang cukup jauh dari Kelapa Gading, Kemanggisan hingga Depok, tercatat bensin hanya berkurang 2 bar saja dari posisi awal, dan tangki BBM mobil ini ternyata cukup kecil mengingat kapasitasnya hanya 30 liter.

Konsumsi BBM bensin Datsun GO Panca

Test Drive Datsun GO Panca

Langsung saja kami duduk di bangku pengemudi mobil ini, nyalakan mesin, dan getaran mesin 3 silinder ini sangat terasa dibandingkan dengan model GO+ Panca yang pernah kami coba, mungkin karena setelan gas mobil ini lebih rendah sehingga mesin lebih bergetar. Karena ketika kami gas lebih dalam, getaran mesin cukup acceptable.

Menginjak pedal kopling mobil ini terasa cukup berat untuk ukuran mobil kecil 1.200 cc, tapi masih terasa ringan. Masukan tuas perseneling ke gigi 1, tuas perseneling mobil ini terasa kasar meskipun cukup rigid, berpindah gigi ke gigi berikutnya juga masih terasa tidak smooth.

Posisi mengemudi Datsun GO Panca mobil city car hatchback

Cruising di kecepatan rendah menggunakan mobil ini terasa cukup nyaman, suspensi Datsun GO terasa halus dibandingkan dengan mobil dikelasnya dan masih terasa seperti sebuah Nissan yang tipikal dengan bantingan suspensi empuk, tapi tetap saja guncangan mobil ini cukup terasa mengingat ukuran bannya yang lebih kecil.

Perlu diakui, dibandingkan dengan Datsun GO+ Panca yang pernah kami coba sebelumnya, mobil ini terasa sedikit lebih stiff, di kecepatan tinggi juga terasa lebih stabil dan membuat pengemudinya lebih percaya diri. Jika anda pernah menggunakan Datsun GO+ Panca, pasti anda akan merasakan perbedaan karakter suspensinya di kecepatan yang lebih tinggi.

Suspensi Datsun GO Panca tergolong empuk dan halus

Setir dari mobil ini sangat ringan, lingkar kemudinya juga terasa lebih kecil, radius putarnya baik dan yang paling menyenangkan pada mobil ini ada pada Electronic Power Steering (EPS)-nya yang bisa menyesuaikan dengan kecepatan kendaraan. Di kecepatan tinggi, Datsun GO Panca memiliki sensor yang bisa mematikan EPS sehingga membuat setirnya tidak terasa ngambang.

Soal performa mesin, mobil ini memiliki performa yang bisa diacungi jempol di putaran bawah. Kickdown dari gigi 1 dan pindah ke gigi 2, kita akan mendengar decitan ban depan karena mobil ini memiliki performa berlebih. Seperti performa diatas kertas, mesin mobil ini lebih responsif dibandingkan dengan Nissan March karena power to weight ratio yang lebih baik.

Spoiler belakang dan rear skirt bodykit Datsun GO Panca

Ketika jarum speedometer menyentuh angka 80 kilometer perjam, performa mesin mulai menunjukan pengurangan tenaga. Mobil ini memang di desain untuk dalam kota dan efisiensi bahan bakar. Perseneling 1,2 dan 3 adalah angka terbaik untuk mobil ini jika anda ingin berkendara secara agressif, karena gigi 4 dan 5 nya bisa kami pastikan hanya untuk menghemat bahan bakar saja karena mesin terlalu berat jika diajak melakukan performa di rasio gigi tersebut.

Meskipun mobil ini lebih stabil di kecepatan tinggi dibandingkan dengan varian Datsun GO 3 baris jok, tetap saja mobil ini cukup ngeri ngeri sedap ketika dibawa di kecepatan tinggi. Saat kami memacu mobil ini di jalan tol, bodi mobil selalu limbung ketika ada kendaraan lain yang lebih besar menyalip kita atau saat kita salip, mobil ini sepertinya kurang aerodinamis dan terlalu ringan sehingga mudah goyah karena hambatan angin.

hasil test drive Datsun GO Panca LCGC

Bicara tentang pengendalian, tentunya kita tidak bisa berbicara banyak disini. Datsun GO Panca menggunakan ban yang sangat kecil dan kualitas ban paling buruk yang pernah ada. Dengan grade kualitas paling bawah yaitu “A” dan treadware 260, sebenarnya kita tahu bahwa mobil ini bukanlah mobil yang digunakan untuk keasyikan mengemudi, melainkan untuk daya tahan jarak jauh dari spesifikasi bannya. Maka tidak heran ketika mengemudi dengan mobil ini selain body roll yang cukup terasa, ban mobil terasa tidak menapak aspal sebagaimana mobil-mobil lainnya.

Ban Datsun GO Panca merek Strada

Sebenarnya mengendarai mobil ini masih lebih mending dibandingkan dengan duo Astra dari segi pengendalian, body rollnya masih lebih baik, handlingnya masih terasa lebih natural dan bodi mobil lebih nurut ketika kemudi kita arahkan, tapi untuk grip, jelas grip mobil ini masih terkendala di penggunaan ban yang terlalu PaHe, seharusnya Datsun tidak mengurangi kualitas ban mengingat ban adalah salah satu faktor yang sangat berpengaruh pada keselamatan berkendara. Saran kami, jika anda membeli Datsun GO Panca, ada baiknya segera ganti ban yang anda gunakan untuk keselamatan anda.

Ulasan Datsun GO Panca test drive LCGC

Kenyamanan

Tidak ada yang ingin kami utarakan terlalu banyak disini, berhubung ini adalah mobil murah yang mendapatkan sunatan hampir di segala faktor, tentunya kenyamanan bukanlah yang anda cari disini. To be honest, mobil ini memiliki getaran mesin yang cukup tinggi, peredaman suara mesin dan kabin yang payah. Namun dibandingkan dengan LCGC lainnya, peredaman suspensi mobil ini patut kami acungi jempol dibandingkan dengan Honda Brio atau duo Astra.

Handling Datsun GO Panca

Kesimpulan Review dan Test Drive Datsun GO Panca

Jika bicara value for money, sebenarnya Datsun GO Panca hatchback tidak begitu value dengan fitur-fitur dan fungsionalitasnya dibandingkan dengan kompetitor. Memang mobil ini murah, tetapi jika diberikan fitur dan peningkatan kualitas di beberapa faktor mungkin harganya bisa menjadi sama atau lebih mahal dibandingkan dengan kompetitornya.

Ulasan mobil LCGC Datsun GO Panca

Contoh, ambillah Datsun GO Panca tipe T option tanpa body kit, lalu berikan velg racing dengan ukuran 14 inchi berikut ban, lalu ditambah electric mirror, power window belakang, 4 buah speaker, wiper belakang dan seat belt belakang yang lebih proper. Maka harga mobil ini bisa sama seperti komptitornya.

Tetapi selain berbicara value for money, kami sangat setuju bahwa mobil ini memiliki desain yang cantik, mesin mumpuni dan suspensi yang lebih baik dibandingkan dengan kompetitor. Apalagi Datsun Indonesia sudah melakukan beberapa improvement terkait kualitas mobil ini tanpa harus memberikan facelift terlebih dahulu.

Body kit Datsun GO Panca hatchback

Tetapi menurut pendapat kami, sebenarnya tanggung jika dengan harga yang sama atau menambah sedikit, kita bisa mendapatkan versi yang lebih panjang dari Datsun GO Panca dengan embel-embel plus. Jika anda tidak membutuhkan kursi baris ketiga, copotlah kursi baris terakhir dan anggap bahwa anda memiliki sebuah mobil dengan bagasi yang amat luas.

Agar lebih jelas, saksikan video review Datsun GO Panca hatchback dibawah ini

First Impression Review dan Test Drive Hyundai Grand i10X oleh AutonetMagz

$
0
0

hyundai-grand-i10x

AutonetMagz.com – Demam crossover sekarang tak melulu soal membuat SUV kecil semacam Honda HR-V, Nissan Juke, Ford EcoSport dan beberapa kontestan lainnya, tapi mulai merambah ke mobil-mobil lain yang lebih layak disebut crossover wannabe. Contohnya banyak, bisa kita lihat di Nissan Livina X-Gear, Honda Jazz Twist, Hyundai i20 Active.

Melihat kemampuan styling crossover yang mampu menarik minat, Hyundai meluncurkan city car bergaya crossover pertama di Indonesia (abaikan Geely LC Cross), yakni Hyundai Grand i10X. Bagaimanakah impresi dan rasanya? Inilah First Impression Review Hyundai Grand i10X ala AutonetMagz!

Eksterior

Grand i10X sebenarnya adalah Grand i10 GL, bukan GLS yang merupakan varian termahal. Dengan membubuhkan sejumlah tambahan berupa lower protector hitam di bumper depan, lengkap dengan aksen skid plate. Foglamp-nya kini tidak jomblo lagi, karena sudah ditemani oleh LED DRL, namun untuk headlamp-nya tidak berubah sama sekali.

bumper-depan-hyundai-grand-i10x

Pada dasarnya, Hyundai Grand i10 sama sekali adalah sebuah mobil yang jauh dari kesan tangguh, terutama jika dilihat dari samping. Sebuah masalah? Tidak juga, ini kan city car, tapi saat ingin dibuat gaya crossover, harus tepat ubahannya agar tidak norak. Makannya, ada Rocker Shield (sejenis side body moulding) dan aksen door handle yang sama-sama berwarna hitam agar kesan kontras dan tough bisa mencuat.

bagian-samping-hyundai-grand-i10x

Sentuhan lain di bagian samping adalah stiker hitam –sekali lagi, itu stiker – yang dipasang di pilar C yang desainnya selaras dengan garis desain jendela mobil. Dengan sentuhan ini, muncullah kesan ala floating roof yang sedan jadi tren belakangan ini, sekaligus bisa membuatnya kelihatan lebih modern dan bisa mengikuti tren.

Yang kami hargai, Hyundai tidak hanya menempelkan body kit gaya crossover saja, lalu selesai. Lebih dari itu, mereka berpikir “kayaknya bakal total ubahannya kalau ground clearance-nya naik sedikit, apalagi untuk melibas jalan rusak.” Untuk itulah kini Grand i10X kini memakai karet bundar buatan Kumho yang lebih tebal daripada Grand i10 standar.

pelek-hyundai-grand-i10x

Dengan ukuran 175/70 R14, ground clearance-nya naik hingga 0,5 inci menjadi 167 mm, menjadikannya sebagai yang paling jangkung di kelasnya. Tak hanya itu, pelek 14 incinya kini memakai warna two tone Diamond Cut Polished Dark Grey, suatu detail yang jarang kita temui di kelas city car.

Beranjak ke belakang, bagian bawah bumpernya juga dilengkapi dengan lower protector hitam dan skid plate silver, ada muffler tip chrome serta roof spoiler dengan high-mounted stop lamp. Anda mungkin melihat ada roof rack yang menempel di atapnya pada foto sebelumnya, namun itu bukanlah hal standar pada Grand i10X, melainkan opsi tambahan yang bisa ditambah sendiri dengan ekstra budget.

hyundai-grand-i10x-belakang

Overall, secara eksterior Hyundai cukup mampu membuat Grand i10 yang tadinya tampil polos menjadi sedikit punya taji sebagai sebuah crossover wannabe. Mobil ini juga bakal menarik di jalan karena tak ada lagi city car yang standarnya sudah punya tampilan seperti ini (sekali lagi, abaikan Geely LC Cross).

Interior

Pada interior, Hyundai masih menerapkan desain dashboard dan pelapis yang sama seperti varian basisnya, yakni Grand i10 GL. Kursinya masih menggunakan bahan fabric, dan berbeda dengan varian GLS yang lebih mahal, kursi depan menggunakan model headrest yang menyatu seperti pada Suzuki Celerio atau Honda Brio. Kalau alasannya ingin mengangkat kesan sporty, pemakaian jok ini sangat tepat meski sedikit kurang dibanding tipe GLS karena headrest-nya tak bisa diatur.

dashboard-hyundai-grand-i10x

Lingkar kemudinya kini berlapis kulit, merupakan poin plus karena bisa meningkatkan grip dan nyaman untuk digenggam, tapi tidak ada audio steering switch control. Untungnya, Hyundai masih melengkapi Grand i10X dengan pengaturan tilt steering, jadi setidaknya posisi mengemudi yang lebih nyaman bisa dicapai.
Sejumlah fitur yang fungsional juga ditawarkan oleh Hyundai, Grand i10X otomatis akan mengunci pintu ketika kecepatan mencapai 20 km/jam, sistem serupa yang juga bisa kita jumpai pada Nissan Grand Livina.

head-unit-hyundai-grand-i10x

Sementara head unit-nya menggunakan spek Double DIN CD, MP3, USB dan Konektivitas Aux, bukan head unit berlayar sentuh seperti pada varian GLS. Speakernya berjumlah 4 buah, dengan satu set 6” 3-way system. Dashboard Grand i10X masih menggunakan bahan plastik keras dengan kombinasi warna two tone. Kualitas buatannya tergolong masih layak, mengingat mobil ini dibuat di India.

Pengaturan AC-nya masih menggunakan kontrol secara manual, mungkin di segmen ini sepertinya hanya Nissan March dan Mitsubishi Mirage yang memiliki sistem AC otomatis dengan layar digital, tapi setidaknya pengaturan ventilasi masih disertakan.

jok-hyundai-grand-i10x

Joknya memakai bahan kombinasi fabric dan vinyl dengan aksen two tone color. Meski nyaman dan empuk untuk diduduki, tapi jok ini tak punya pengatur ketinggian. Yah, paling tidak bahan ini mudah dibersihkan. Perlu diketahui, Grand i10X tidak punya pengaturan spion elektrik, kita harus menggerakkan tongkat ajaib di sudut pilar A untuk mengatur spion.

pengaturan-spion-hyundai-grand-i10x

Kabin belakang Grand i10X tak terlalu spektakuler. Tak ada adjustable headrest, seatbelt tengahnya masih 2 titik dan harus ditarik ulur secara manual, dan sandaran joknya tidak terpisah 60:40 atau 50:50, melainkan menyatu. Headroom dan legroom-nya memang bukan yang paling lega di kelasnya, tapi tidak sempit juga kok.

kabin-belakang-hyundai-grand-i10x

Kapasitas bagasinya juga lumayan, namun pelipatan jok belakangnya tak bisa menghasilkan ruang yang rata lantai. Di balik penutup lantai bagasinya, kita disiapkan dengan ban serep space saver yang berukuran kecil dengan pelek kaleng.

bagasi-hyundai-grand-i10x

Mesin dan Safety

Hyundai sama sekali tidak mengubah apapun dari mesin 1.250 cc D-CVVT bertenaga 87 PS dan torsi 12,2 kg-m milik Grand i10 GL, tapi Hyundai hanya menyediakan Grand i10X dengan transmisi manual saja. Alasannya, karena mayoritas konsumen yang membeli mobil ini tidak tinggal di tengah kota, agak sedikit ke daerah pinggir atau mungkin luar kota. Mereka lebih suka transmisi manual daripada otomatis, karena durabilitasnya jauh lebih baik dan relatif bebas perawatan.

mesin-hyundai-grand-i10x

Urusan safety, di sinilah kekurangan Grand i10X terekspos jelas. Tak ada airbag, tak ada ABS, EBD, dan banyak hal lain absen. Hanya Hyundai Reinforced Body Structure (HRBS) sebagai pertahanan utama kalau ada benturan, plus sabuk pengaman. Jika dibandingkan dengan Daihatsu Sirion misalnya, sangat kelihatan kalau Grand i10X ini sangat tertinggal, mengingat Sirion sudah punya airbag.

transmisi-manual-hyundai-grand-i10x

Kami memahami bahwa Hyundai harus menyunat beberapa fitur untuk menyesuaikan harga agar terjangkau dengan kocek konsumen, tapi kecenderungan ATPM di Indonesia untuk menyunat fitur safety benar-benar menjadi perhatian khusus bagi kami, karena sebuah mobil tak cukup hanya untuk membantu transportasi orang bepergian dari sini ke situ, tapi harus bisa melindungi sepanjang perjalanan kalau ada hal yang tidak diinginkan. Ini tak hanya untuk Hyundai, tapi untuk semua merek yang hobi melakukan sunatan massal.

Test Drive

Saat peluncuran, Hyundai mengajak para perwakilan media untuk mengikuti sesi defensive driving memakai Grand i10X, menunya adalah bagaimana cara mengerem dengan atau tanpa ABS serta latihan slalom. Di sinilah kami mendapat kesempatan untuk mencari tahu, seberapa besar bedanya rasa pengendaraan antara Grand i10 GLS dan Grand i10X yang sama-sama ditawarkan sebagai unit tes.

test-drive-hyundai-grand-i10X

Performa mobil ini cukup bagus, masih responsif di putaran mesin bawah dan gigi rendah, dipadu dengan kopling yang enteng, sepertinya tak akan terlalu bikin betis kiri jadi kekar saat berkutat dengan macetnya jalanan. Perpindahan giginya presisi, jauh lebih mantap daripada transmisi manual Daihatsu Sirion yang pengoperasiannya kasar dan terkesan kurang rigid.

Apa yang kami suka adalah kelincahan dan minimnya body roll mobil ini. Sirion terasa gesit, tapi suspensi terasa sedikit goyah dalam kecepatan tinggi, Grand i10X terasa lebih lincah dan lebih kaku dari Sirion. Dengan penggunaan profil ban yang lebih besar, rasanya i10X lebih nyaman dalam melewati lubang jalanan dibandingkan dengan Grand i10 GLS yang menggunakan profil ban tipis.

Hyundai Grand i10X Test

Kemudinya terasa akurat, tapi penyakit dari MDPS – lebih tepatnya, penyakit power steering elektrik hampir semua mobil – adalah minimnya feel berkendara. Setirnya tergolong enteng, malah sangat enteng. Mungkin ini memudahkan di kepadatan dalam kota atau saat parkir, tapi kami lebih suka kemudi yang masih ada feel-nya, karena lebih mantap dan komunikatif.

test-slalom-hyundai-grand-i10x

Secara keseluruhan, handling mobil terasa cukup baik, peredaman suspensi nyaman tapi masih cukup handal untuk bermanuver cepat di tengah lalu lintas. Mesinnya juga cukup responsif untuk mobil seukuran ini, membuatnya jadi salah satu pilihan yang baik untuk lalu lintas dan kondisi jalan Indonesia.

Kesimpulan

Berkat gaya crossover, mesin yang handal dan setelan suspensi yang tepat berikut transmisi manual halus nan presisi yang menghadirkan rasa berkendara yang bagus, Hyundai Grand i10X memiliki gaya dan pengendaraan yang tak bisa disamai mobil manapun di kelasnya. Akan tetapi, sunatan massal di fitur safety yang hanya mengandalkan kekuatan struktur bodi dan sabuk pengaman jelas membuatnya susah berkompetisi di pasaran dan melawan Honda Brio, Toyota Etios, Suzuki Celerio dan Daihatsu Sirion.

Kami pikir ini adalah masalah umum mobil-mobil Hyundai dan sejumlah merek lain, karena mereka harus menanggung biaya impor dan pajak sehingga memaksa mereka untuk menyunat fitur mobil mereka, dan harus berjuang melawan merek Jepang yang rata-rata punya pabrik perakitan mobil di Indonesia.

wallpaper-hyundai-grand-i10x-depan

Dengan banderol harga 155,500 juta Rupiah, ia 350 ribu lebih murah daripada Daihatsu Sirion tapi masih lebih mahal daripada Brio E matik. Hyundai Grand i10X baru cocok untuk orang yang suka styling crossover, butuh ground clearance tinggi untuk menghadapi jalan jelek, menikmati asiknya berkendara dengan sebuah city car yang fun to drive, dan tidak keberatan jika tak ada fitur keselamatan selain seatbelt.

Apa anda termasuk orang-orang seperti itu? Sampaikan opinimu tentang Hyundai Grand i10X di kolom komentar!

Ini Foto Lengkap All New Pajero Sport 2015 + First Impression Review

$
0
0

All New Pajero Sport 2016Jakarta, AutonetMagz – Mungkin Mitsubishi sudah gerah dengan peluncuran Toyota Fortuner yang berhasil memikat banyak para pecinta SUV berbasis ladder frame di akhir bulan Juli silam, meskipun mobil ini belum diluncurkan, Mitsubishi sudah berani mengumbar secara detail The All New Mitsubishi Pajero Sport yang mengusung tema “Designed for Perfection”. Gambar ini di dapatkan dari sebuah forum Mitsubishi Pajero Sport yang ada di Thailand.

Kami sudah tidak curiga sebenarnya jika Mitsubishi akan segera membocorkan foto, spesifikasi dan model-model dari Pajero Sport terbaru, karena dalam bisnis, kita terkadang harus segera memberikan lebih dari teaser untuk membuat calon pembeli menahan keinginannya untuk menunggu membeli produk kompetitor dan menunggu produk mereka diluncurkan, dan benar saja, ketika melihat foto All New Pajero Sport, kami rasa mobil ini adalah produk yang bisa membuat orang sedikit bersabar untuk menunggu dan membandingkannya sebelum mempertimbangkan mengambil All New Toyota Fortuner.

All New Pajero Sport 2015 Headlight

Hal pertama yang kami sadari ketika melihat mobil ini secara mendetail, ternyata lampu depan All New Pajero Sport belum menggunakan LED DRL, ia hanya dilengkapi dengan lampu LED positioning lamp yang membentuk tarikan garis dinamis. Dibalik lensanya, kita akan menemukan projection headlamp dan lampu sein mengikuti lekukan grille, dan… hey! sepertinya potongan garis grille yang masuk ke dalam lampu depan itu juga berfungsi sebagai headlamp washer yang bisa menyemprotkan air agar lampu depan bersih.

All New Pajero Sport 2015 Spion

Kami sangat senang melihat bagian spionnya yang dilengkapi dengan Blind Spot Monitoring System dan di bagian bawahnya ada sebuah bundaran yang berfungsi sebagai mata ketiga pengemudi. Yap, mobil ini sudah dilengkapi dengan All Round Monitor seperti halnya Nissan X-Trail terbaru. Hanya saja ini lebih lengkap karena ada BSMnya.

All New Pajero Sport 2015 Velg

Agar tampak lebih kekinian, All New Pajero Sport juga dilengkapi dengan velg  yang menganut model two tone color dan desain futuristik. Masih menggunakan 6 buah lubang baut seperti pendahulunya, dan mobil ini sudah menggunakan 4 buah rem cakram pada ke-empat rodanya. Kemungkinan besar, varian Indonesia juga akan menggunakan ban Bridgestone Dueler H/T seperti yang ada di Thailand.

All New Pajero Sport 2016 Rear

Tidak seperti bagian depannya yang futuristik, sporty dan mengagumkan, model belakang dari Mitsubishi Pajero Sport 2015 ini justru membuat anda anti-klimaks, sampai sekarang saya masih belum bisa mencerna desain belakang Pajero Sport yang memiliki lampu dan lekukan aneh seperti itu. Oh, mungkin kalau dilihat-lihat lagi, desainnya seperti Honda CR-V yang memiliki tarikan lampu terbalik. Padahal menurut saya, bagian terbaik pada Pajero Sport model yang ada saat ini justru ada pada desain belakangnya yang tajam.

All New Pajero Sport 2015 Interior Dashboard

Masuk ke bagian interior, kita akan menemukan bentuk interior yang bagus meskipun hanya berbeda sedikit dibandingkan dengan model Mitsubishi Strada Triton meskipun chromenya agak sedikit overkill dan head unitnya seperti head unit aftermarket, tidak indash seperti model sebelumnya yang lengkap dan memiliki MID ala-ala off roader Paris Dakar.

All New Pajero Sport 2015 Speedometer

Mari kita bahas mulai dari setir mobil ini, setir Mitsubishi Pajero Sport terasa mewah dan canggih karena tombol-tombolnya sangat lengkap untuk tipe paling tinggi ini. Lihat saja mulai dari tombol-tombol kontrol audio yang sangat lengkap, cruise control, lalu dibawah cruise control juga ada tombol untuk mengatur MID dan dibalik kemudi juga kita menemukan paddle shift.

All New Pajero Sport 2015 Head Unit

Seperti yang sudah kami katakan, head unit Mitsubishi Pajero Sport seperti head unit aftermarket, tapi tidak apalah karena cukup canggih. Menurut spesifikasi yang dibocorkan, head unit ini akan memiliki MID dengan info lengkap seperti model sebelumnya untuk kebutuhan off-road ala-ala, all round view monitor, bluetooth, DVD player, aus in, USB, GPS Navigasi dan mirroring miracast untuk menghubungkan layar smartphone.

All New Pajero Sport 2015 4WD

Akhirnya tongkat transfer case untuk selector 4WD hilang di mobil ini dan berganti menjadi tombol putar yang canggih seperti kompetitornya. Kita mendapatkan 4 mode mulai dari 2H, 4H, 4HLc dan 4LLc untuk medan yang lebih ekstim, lalu juga ada Hill Descent Control untuk menjaga traksi saat berjalan menurun, lalu di sebelahnya ada pilihan mode traksi mulai dari Snow, Rock, Sand dan Tarmac. Disebelahnya lagi kita juga sudah mendapatkan eletronic parking brake. War byasah!

All New Pajero Sport 2015 Roof Mounted

Di bagian belakangnya kita akan mendapatkan entertainment mounted roof seperti halnya mobil-mobil Nissan, tapi kami sebenarnya tidak suka hal ini mengingat AC double blower yang berada di atas plafon ini hilang. Eh tapi tenang saja, karena AC double blowernya masih ada meskipun pindah ke samping kanan kursi baris ketiga seperti Pajero Sport tahun 2009 silam. Ya lumayan lah ya daripada nggak ada, semoga untuk model Indonesia AC double blowernya dipindah ke atas meskipun harus mengurangi layar monitor di bagian atas.

Eits, tidak selesai sampai disitu, kita juga mendapatkan kaca spion belakang dengan auto dimming yang bisa mengurangi intensitas pantulan cahaya jika mobil disorot oleh lampu dim di malam hari.

All New Pajero Sport 2015 Desain

Nah, bagagimana dengan spesifikasi dan fitur-fiturnya? Tunggu di artikel berikutnya ya, kita akan ulas dan bandingkan dengan kompetitor-kompetitornya. Yang pasti, All New Pajero Sport ini lebih menjanjikan dan bisa menjadi pesaing serius bagi Toyota Fortuner baru dan Ford Everest yang akan segera diluncurkan di GIIAS ini.

 

First Impression Review Suzuki Ertiga Facelift 2015

$
0
0

Harga fitur review Ertiga baru 2015 faceliftJakarta, AutonetMagz – Untuk pertama kalinya kami melakukan first impression review sebuah produk otomotif yang belum diluncurkan ke pasar, namun data dan unitnya sudah kami lihat secara langsung melalui salah satu Autonet Fans yang mengirimkan foto serta impresinya kepada redaksi kami. Jika kemarin sedang ribut-ribut Toyota Avanza baru, Suzuki juga punya jagoan yang baru saja mendapatkan update penampilan yang tidak bisa dianggap enteng.

Agar tidak banyak bertele-tele, dan pastinya anda sudah tidak bersabar bukan, untuk mengulas mobil ini lebih dalam, kalau begitu langsung saja kita review Suzuki Ertiga GX dan GL manual!

Desain

Review-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Ubahan yang dilakukan terhadap Suzuki Ertiga sebenarnya tidak banyak, lampu depannya masih sama, kap mesinnya juga masih sama seperti model pendahulunya, karena facelift ini bukanlah facelift besar-besaran seperti halnya Nissan Grand Livina di tahun 2013 silam dan Toyota Grand New Avanza terbaru yang diluncurkan hari Rabu mendatang.

Karena hanya sebatas facelift ringan, atau biasa disebut minor change perbedaannya ada pada grille depan yang kini menjadi lebih tipikal Suzuki dan bumper depan baru dengan housing fog lamp yang lebih besar dan lebar dengan lekukan garis yang berotot. Khusus untuk tipe GX, kita akan mendapatkan chrome di bagian atas housing foglampnya.

Grille-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Untuk tipe GX, selain ia mendapatkan chrome pada housing foglampnya, ia juga mendapatkan cover spion dengan lampu sein seperti Toyota Avanza, dan kami suka dengan model cover spionnya yang tidak diberikan tambahan chrome dan memiliki gagang yang menempel pada bodi pintu, bukan lis kaca pintu seperti Avanza atau Mobilio. Tapi di tipe GL kini lampu sein pada spion di hilangkan, tidak seperti pada versi sebelumnya.

Sisanya, rasanya tidak ada perbedaan lagi dari sisi depan kecuali hal yang telah kami jabarkan. Oke, karena tidak ada yang bisa kita bahas lebih dalam, mari lanjut ke bagian belakangnya.Rear-Reflector-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015

Melihat bagian belakang mobil ini rasanya Dejavu, karena bocoran Toyota Avanza sudah hadir lebih dulu menggunakan reflektor yang menyambung dengan garnish chrome plat nomor belakang. Namun bedanya jika Avanza mengalami perubahan pada kombinasi lampu belakangnya, di mobil ini sama sekali tidak ada ubahan.

Ubahan lain juga ada pada model bumper belakang baru yang sedikit berbeda dibandingkan dengan model sebelumnya, ditambah lagi kita akan mendapatkan 2 buah sensor parkir yang sudah menjadi fitur standar mulai dari tipe GL hingga GX. Terakhir, desain velg mobil ini juga mendapatkan ubahan desain yang lebih mewah karena memiliki palang yang lebih banyak, hanya saja seharusnya di tipe tertinggi, Suzuki harusnya memberikan velg two tone color seperti Avanza Veloz agar terkesan beda dengan tipe dibawahnya.

Interior

Interior-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Masuk ke dalam Interior Suzuki Ertiga rupanya tidak seperti bocoran yang pertama kami dapatkan. Warna dashboardnya masih sama, motif joknya juga masih sama, dan fiturnya pun masih sama dengan model sebelumnya. Lupakan fitur-fitur canggih seperti AC digital dengan climate control dan push start stop engine button.

Lantas apa perbedaannya? Mudah saja, kita akan mendapatkan model setir baru dengan lingkar kemudi berwarna coklat gelap, sebelumnya setir mobil ini memiliki warna cerah yang mudah sekali kotor karena pemakaian sehari hari.Setir-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Tidak hanya warna setir saja yang diubah oleh Suzuki, namun warna tuas perseneling juga diubah menjadi coklat gelap, dan tuas rem tangan juga dibuat seperti itu agar tidak rentan dengan kotoran. Sisanya masih sama tipikal Ertiga model non facelift yang memang interiornya sudah bagus meskipun tidak ada ubahan signifikan seperti halnya interior Avanza Grand New. Di belakang rem tangan, kita juga mendapatkan sebuah console box untuk menyimpan barang.

Masih seputar dashboard, tuas AC, speedometer, ruang penyimpanan di mobil ini tidak ada yang diubah oleh Suzuki. Namun ada satu hal yang diubah oleh Suzuki, namun ubahan itu tidak akan kita sadari kalau kita tidak memperhatikannya secara detail.

Head-Unit-SuzukI-Ertiga-FaceliftCoba perhatikan dengan detail, adakah yang berubah dari head unit Suzuki Ertiga? Bentuknya masih sama, peletakan tombol-tombolnya masih sama, dan fiturnyapun masih sama, masih bisa memutar MP3 dan USB, dan head unit ini juga masih belum bisa menggunakan AUX In untuk memutar musik. Lantas apa yang berbeda?

Menyerah? Oke, perbedaannya ada pada layar head unitnya yang kini memiliki frame berwarna coklat dengan lekukan ke dalam agar tampak lebih….. Hmmm…. saya justru nggak ngerti kenapa head unitnya dibuat memiliki perbedaan seperti itu, versi sebelumnya seolah memiliki layar datar, padahal secara fungsi dan fitur, head unit mobil ini masih sama persis hanya berbeda di bentuk layar. Meskipun begitu, kami yakin kualitas suara audio Suzuki Ertiga pasti menurun karena hilangnya tweeter di tipe GX sekalipun. Tapi bagaimanapun juga dashboard Suzuki Ertiga tetap terasa lebih mewah dan memiliki kualitas material yang lebih baik dibandingkan dengan kompetitornya.

Door-Trim-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Seperti yang kami bilang bahwa mobil ini memiliki motif jok yang sama dan warna yang sama, begitupula dengan door trimnya yang masih sama saja dengan model sebelumnya. Lantas apa yang berbeda dibandingkan dengan model sebelumnya? Tentunya ada di tempat pengemudi berada dong sob.

Pertama, Suzuki mengupdate power window pengemudi mereka yang tadinya hanya memiliki fitur auto down saja, kini menjadi auto up juga. Begitupula dengan bagian spion luar yang kini mendapatkan power retractable mirror untuk tipe GX. Nah, akhirnya ada juga peningkatan fiturnya, karena dari tadi hanya berganti model dan warna saja.

Kursi-Belakang-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Masih penasaran dengan ubahan warna yang diberikan Suzuki pada trim joknya? Ya, Suzuki mengubah warna jok mobil ini dari Beige menjadi Elegant Beige. Lantas apa itu elegant beige? Ternyata elegant beige itu adalah kursi yang dengan warna dan motif yang sama, namun memiliki warna abu-abu di balik kursi terakhir agar tidak cepat kotor ketika dilipat dan dipenuhi oleh barang bawaan. Oh, tak kira apa toh…. Cuma bahasa marketing rupanya. Oh ya, karpet dasar mobil ini juga ikut berubah menjadi abu-abu seperti halnya bagian belakang kursi baris terakhir.

Namun harus mengapresiasi mengingat Suzuki Ertiga merupakan MPV yang memiliki fungsionalitas yang sangat baik karena kursi baris ketiganya bisa dilipat rata lantai hingga kursi baris kedua, fitur ini hanya anda dapatkan di Suzuki Ertiga dan Nissan Grand Livina saja. Namun yang lebih asik lagi, kini Suzuki membuat kursi baris ketiga menjadi individual, karena antara kursi bagian kanan dan kirinya kini terpisah dan bisa dilipat secara terpisah pula.

Mesin

Mesin-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Suzuki ini agak unik, dimana kompetitornya memberikan mesin baru yang lebih bertenaga pada varian faceliftnya, Suzuki Ertiga justru mendapatkan mesin yang sama. Maksudnya bukan mesin yang sama itu jelek, tapi mengapa tenaganya harus disunat menjadi 92 Ps saja dari yang sebelumnya 95 Ps. Adapun tenaga tersebut dicapai di putaran mesin yang sama dengan sebelumnya, tapi rasio final gearnya direvisi. Padahal Avanza mendapatkan kenaikan tenaga yang signifikan menjadi 96.5 atau 97 Ps untuk varian mesin 1.300 ccnya. Duh!

 

Fitur dan Safety

Dashboard-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Kini Suzuki Ertiga telah dilengkapi dengan dua buah Airbags di semua model seperti halnya Toyota Avanza, selain itu tidak ada fitur keselamatan atau keamanan baru di mobil ini mengingat mobil ini sudah cukup lengkap dibandingkan dengan model di kelasnya. Contoh seperti side impact beam, rem ABS dan immobilizer sudah ada di mobil ini sejak pertama kali diluncurkan. Hanya saja seharusnya Suzuki menambah kursi ISOFIX dengan top tether agar lebih aman untuk membawa anak bayi.

Soal Fitur, mobil ini menambah 3 buah fitur yang terdiri dari auto up and down power window pada kursi pengemudi, power retractable mirror di tipe GX dan rear parking sensor di tipe GL dan GX. Sayangnya Suzuki Ertiga tipe GX harus kehilangan dua buah tweeter yang berfungsi untuk memberikan suara treble yang pas. Sisanya tidak ada yang berbeda dibandingkan model sebelumnya

Kesimpulan

New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015

Suzuki Ertiga memang tidak mendapatkan ubahan spektakuler dan luar biasa, bahkan penampilan eksteriornya juga tidak tambah keren sih menurut saya, tapi yang penting mobil ini berubah, dan terlihat berbeda dengan model sebelumnya. Ditambah semua tipe sudah memiliki airbag dan beberapa material yang mudah kotor seperti setir, tuas transmisi dan rem tangan menjadi lebih gelap.

Tapi mengapa pada facelift mobil ini, justru Suzuki Ertiga mendapatkan downgrade di sektor audio tanpa twitter dan tenaga mesin yang berkurang 3 PS, padahal seharusnya yang namanya facelift itu bertambah, bukan berkurang.

Rear-Garnish-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015

Nah, bagaimana pendapatmu tentang Suzuki Ertiga terbaru? Kalau menurut kami sih Suzuki Ertiga tanpa mendapatkan facelift pun sebenarnya sudah bisa menjadi salah satu pilihan terbaik, namun seharusnya bisa lebih baik lagi jika mendapatkan fitur-fitur yang bersifat plug and play dengan Suzuki Swift seperti AC digital dan Push Start Stop Engine Button, karena kalau sudah dipasangkan di mobil ini, Suzuki Ertiga pasti menjadi LMPV tercanggih di kelasnya.

First Impression Review All New Mitsubishi Triton 2015

$
0
0

all-new-mitsubishi-triton-2015-indonesia

AutonetMagz.com –Sebagai mobil yang menjadi benchmark para pengguna double cabin untuk keperluan pertambangan dan kerja rodi lainnya di Indonesia, Mitsubishi sangat bangga karena memiliki Triton. Sejak tahun 2002, ia adalah mobil pekerja yang bisa mempertahankan image tangguh merek berlogo tiga berlian ini. Selain untuk pekerjaan tambang, ada segelintir orang yang berminat memakai double cabin ini untuk keperluan hobi atau pemakaian dalam kota.

Akan tetapi, pasar double cabin sekarang tidak sepi pesaing. Sebut saja Toyota Hilux, Nissan Navara, Mazda BT-50, Isuzu D-Max dan Ford Ranger yang sudah bertahun-tahun berusaha menendang Triton dari singgasananya. Untuk itu, Triton pun berbenah, model baru sudah jadi dan ia kini siap bercengkrama dengan bumi Indonesia. Apa sih plus minus mobil ini? Yuk kita cari tahu bersama.

Eksterior

Pertama kali melihatnya, faktor selera benar-benar berperan penting dalam menilai Triton ini enak dilihat atau tidak, khususnya untuk varian Exceed dan GLS yang grilnya chrome semua. Itu membuat Triton jadi sedikit imut untuk sebuah double cabin yang seharusnya gagah. Khusus varian Exceed, fog lamp-nya sudah dilengkapi bezel sebagai hiasan. Berbeda dengan varian termahal Triton di Thailand, di sini kita tidak mendapat projector headlamp di varian termahal yang dijual oleh PT. KTB selaku APM Mitsubishi.

front-fascia-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Ada sedikit isu juga mengenai celah panel antara gril dan kap mesin, karena panel gap-nya lumayan besar sehingga kap mesin terkesan seperti tidak tertutup rapat. Apa sengaja didesain seperti ini, atau Mitsubishi kehabisan bahan untuk membuat celah tersebut menjadi lebih rapat? Entahlah, tapi apa perlu kami patungan membelikan jamu sari rapet untuk Triton agar panel gap antara kap mesin dan gril depan bisa lebih rapat?

over-fender-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Dari samping, ada tambahan over fender untuktipe GLS dan Exceed, namun kalau anda masih ingin ditambah chrome, ada chrome door handle serta cover spion chrome yang lengkap dengan lampu sein dan auto folding. Pelek 16 incinya memiliki desain baru, tapi wheelbase-nya diperpendek agar turning radius mobil ini makin kecil.

mitsubishi-triton-2015-indonesia-samping

Di lain sisi, pengurangan wheelbase membuat overhang belakang sedikit kepanjangan, tapi Mitsubishi mengklaim ini tidak akan membuat bagian belakangnya gasruk saat melibas tanjakan. Untuk membantu anda yang bertubuh pendek naik ke kabinnya, tipe Exceed sudah mendapat side footstep dalam kondisi standar.

bak-belakang-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Bak belakang Triton mengalami pembengkakan, yakni makin panjang 195 mm untuk yang double cabin dan 45 mm untuk yang single cabin. Kualitas bahan pelapis bak belakangnya bagus, tidak mudah tergores dan cukup solid. Selain bisa untuk mengangkut hasil tambang, masih oke juga untuk mengangkut motor trail adventure, quadbike/ATV atau sepeda gunung.

mitsubishi-triton-2015-indonesia-belakang

Di bagian buritan, ada footstep baru seperti yang kita temukan pada bagian samping Triton, berikut handle pembuka berlapis chrome dan desain lampu baru yang cukup mengundang perdebatan antara suka atau tidak.Oke, mungkin eksteriornya masih tergantung selera masing-masing antara bagus atau tidak, tapi yang jelas perubahan luarnya sudah sangat kentara disbanding generasi sebelumnya.

Interior

Bukalah pintu baris depannya, kita akan menemukan desain interior baru dengan aura yang mengarah ke gaya simpel dan tidak banyak tarikan garis yang rumit. Sekedar info, desain dashboard-nya bakal 80% mirip dengan All New Mitsubishi Pajero Sport yang belum lama diluncurkan di Thailand, tapi ada perbedaan di desain setir, doortrim dan beberapa detail lainnya.

mitusbishi-all-new-triton-interior

Bicara material, kami tidak akan berharap menemukan material premium nan lembut, karena ini kan double cabin, jadi harus tough. Benar sih, material dashboard-nya masih menggunakan bahan plastik, tapi ketika diteliti, ini tidak terlihat murahan karena terkesan tebal dan rigid. Bahan pelapis joknya berbeda-beda, yakni bahan vinyl untuk tipe HDX, fabric untuk GLS dan kulit untuk Exceed. Nah, yang anda lihat ini interior tipe Exceed, ia punya jok kulit dengan tulisan Triton timbul di sandarannya.

setir-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Melihat area setirnya saja, kami sudah ngeh kalau ada banyak sunatan fitur yang dilakukan, bahkan untuk tipe termahal. Setir yang desainnya sama dengan Mitsubishi Mirage ini sangat polos tanpa tombol lain selain klakson, padahal di luar sana setir ini ramai dengan tombol pengontrol audio dan cruise control. Yah, setidaknya masih ada dual airbags untuk semua varian.

electric-mirror-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Lihat lebih lanjut ke area kanan setir, ada tombol-tombol untuk mengatur spion elektrik, tapi sudah, hanya itu saja. Banyak sekali slot tombol yang hilang, utamanya tombol start-stop engine dan peranti keselamatan aktif elektronik seperti stability control. Panel instrumennya sederhana, namun komplit dengan MID yang bisa menampilkan berbagai info tentang kendaraan. Kini, setir Triton bisa disetel naik-turun dan maju-mundur, jadi sangat fleksibel.

head-unit-jvc-mitsubishi-strada-triton-2015-indonesia

Kita tidak akan mendapatkan head unit dengan layar monitor, GPS, kamera parkir dan beberapa fasilitas lain seperti kebanyakan passanger car, melainkan head unit double din JVC. Meski begitu, apa yang dibawanya tak bisa dibilang kosongan. Sebut saja konektivitas iPod, USB, AUX dan Bluetooth sehingga bisa dihubungkan dengan smartphone anda, baik untuk memainkan musik atau melakukan fungsi telepon.

glovebox-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Di bagian bawah head unit, ada panel AC digital dan sudah punya mode auto climate control. Kami suka dengan glovebox Triton Exceed karena memiliki mekanisme bukaan yang sama dengan Outlander Sport. Saat dibuka, ia jatuh perlahan sehingga terkesan mewah, bukannya langsung terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Kapasitasnya pun lumayan, cukuplah untuk menyimpan barang-barang seperti tablet PC atau hal lainnya.

tuas-transmisi-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Area tuas transmisi matik pada Triton dilabur warna piano black yang mewah, dan ia sudah punya mode manual 5 percepatan. Kepraktisannya boleh juga untuk sebuah double cabin, ada tempat penyimpanan untuk smartphone di depan tuas transmisi, tempat kacamata di atap dan 2 buah cup holder di dekat rem tangan. Di belakang tuas transmisi, ada selektor 4WD model putar.

selektor-4wd-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Tak hanya glovebox-nya, center console box pada Triton juga sangat bagus. Penutupnya tebal dan rigid, tidak mudah jatuh bahkan saat posisinya miring. Seperti Outlander Sport, ia punya storage berlapis, di mana lapisan atas cukup buat menaruh HP dan lapisan yang lebih dalam bisa buat menyimpan barang lain. Sayangnya, ia tidak bisa dijadikan armrest bagi pengemudi karena bentuknya kurang panjang dan tinggi, sehingga tidak begitu menyokong dengan baik.

center-console-box-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Posisi mengemudi Triton cukup ideal bagi rata-rata orang Indonesia. Tidak ada jok elektrik memang, tapi pengaturan jok pengemudi sudah memenuhi standar dengan adanya fungsi sliding, reclining dan height adjuster. Seatbelt-nya pun sudah komplit dengan height adjuster. Untuk itu, kami acungkan 2 jempol bagi Triton dalam hal fleksibilitas bagi kenyamanan pengemudi karena ia memiliki pengaturan jok, setir dan sabuk pengaman yang komplit.

jok-kulit-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Saatnya pindah ke kabin belakang. Duduk di kabin belakang Triton sebenarnya cukup nyaman. Sandaran joknya memang tidak bisa serebah sedan, hatchback atau MPV, tapi kalau dibandingkan double cabin lainnya, ia lumayan oke karena posisinya tidak terlalu tegak. Jika jok depan disetel sangat mundur, penumpang setinggi 175 cm tidak akan punya legroom sama sekali, tapi jika jok depan dalam posisi normal, legroom dan headroom penumpang belakang masih tergolong sip.

mitusbishi-all-new-triton-kabin-belakang

Kami tidak merekomendasikan kabin belakangnya untuk diisi lebih dari 2 orang dewasa, karena headrest-nya hanya ada 2. Kepraktisan kabin belakang hanya diwakili oleh armrest tengah yang dilengkapi cup holder dan kantong pada sandaran jok depan, selain itu tidak ada lagi. Jika kita membuka sandaran jok belakang, terlihat tempat penyimpanan rahasia untuk menaruh dongkrak atau peralatan darurat lainnya.

hidden-storage-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Mesin

Sama seperti Triton spek Malaysia, mesin turbo diesel 2.500 cc DI-D commonrail masih jadi andalan. Mesin berkode 4D56 ini punya beberapa pilihan output, yakni 110PS/20,4 kg.m (HDX), 136 PS/33,1 kg.m (GLS) dan 178 PS/40,8 kg.m (Exceed). Versi Exceed bisa menjadi yang paling bertenaga karena ada revisi di sistem Variable Geometry Turbo (VGT)-nya, sementara versi GLS tidak pakai teknologi VGT. Khusus Exceed matik, ada penyempurnaan di grafik torsi agar kemampuan off road-nya bisa menyamai Exceed manual.

mesin-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Mitsubishi pun mau menjawab kenapa mesin 2.400 cc DI-D commonrail VGT baru yang ada di spek Thailand tidak menjadi jantung Triton baru di Indonesia. Karena pasar terbesar Triton datang dari sektor fleet di mana mereka sudah percaya dengan performa mesin lawasnya, mereka tetap menggunakan mesin lama dengan penyempurnaan di bagian ini-itu, karena selain kehandalannya sudah terbukti, suku cadangnya juga gampang didapat jika terjadi apa-apa.

Di samping mesinnya, ada revisi pada suspensi. Suspensi depan kini ukurannya lebih besar supaya lebih tahan banting, begitu pula dengan per daun di belakang yang kekuatannya dinaikkan. Body mounting rubber-nya pun membesar 119% dibanding yang lama.

mitsubishi-triton-2015-grey

Kami sudah merasakannya waktu pereli kebanggaan kita, Rizal Sungkar memacu mobil ini di trek reli yang sudah disiapkan dan kami nebeng di bangku penumpang depan. Laju dan pengendaliannya tidak serasa membawa Triton, rasanya beliau seperti menyetir Lancer Evolution RS saja. Ah, rasanya belum afdol kalau kami tidak mencobanya sendiri, semoga kami dapat membuat video reviewnya.

Kesimpulan

Melalui first impression review ini, kami rasa Triton adalah double cabin yang benar-benar menjual daya tahan sebagai ujung tombaknya, karena Mitsubishi lebih banyak bermain di balik kap mesin dan konstruksinya. Meski begitu, menu pemanja ala passanger car pada umumnya juga tak bisa dibilang remeh, karena dengan hadirnya dual airbags, ABS+EBD, head unit dengan berbagai konektivitas, jok kulit, kepraktisan lumayan dan AC otomatis di tipe Exceed, menggunakan Triton sebagai mobil harian tidak akan menimbulkan masalah berarti soal kenyamanan dan kelengkapan.

mitsubishi-triton-2015-double-cabin-indonesia

Tapi bukan berarti ia tak punya beberapa hal yang bisa disebut sebagai kekurangan. Desainnya menurut kami masih sangat mengundang pro dan kontra, bakal ada yang suka dan tidak, apalagi penggunaan unsur chrome di tipe Exceed terkesan agak berlebihan. Fiturnya pun sebenarnya masih kalah dibanding top of the line double cabin kompetitornya ,Nissan Navara NP300 misalnya yang punya fitur berlimpah di tipe termahalnya seperti LED DRL, head unit touch sreen, stability control, traction control, hill start assist, traction control dan lain-lain. Belum lagi mesin Navara NP300 tenaga dan torsinya lebih besar, 190 PS dan 450 Nm.

Tapi karena Mitsubishi bilang mereka akan menargetkan tipe HDX double cabin yang paling kosongan sebagai tipe terlaris, jadi kami rasa Mitsubishi tak terlalu khawatir dengan kekurangan yang kami sebutkan tadi. Karena mayoritas konsumen mereka datang dari dunia pertambangan dan perkebunan, fitur-fitur tadi belum tentu jadi pertimbangan utama mayoritas konsumen Triton. Yang penting saat pak bos main ke site pertambangan, ia melihat armadanya sudah diremajakan tanpa perlu adanya biaya ekstra buat perawatan karena mesinnya masih sama dengan sebelumnya.

Urusan harga, PT. KTB mematok harga mulai 289 juta hingga 403 juta rupiah dengan 5 pilihan warna, sudah dalam kondisi on the road Jabodetabek. Bagaimana menurutmu mengenai plus dan minus All New Mitsubishi Triton 2015 ini? Sampaikan opinimu di kolom komentar!

First Impression Review Daihatsu Great New Xenia R Sporty

$
0
0

Review Xenia baru Daihatsu Great New Xenia 2015AutonetMagz.com – Sudah kepalang banyak bocorannya, pada akhirnya Astra Daihatsu Motor yang merupakan APM Daihatsu di Indonesia meluncurkan Xenia terbaru yang diberi nama Great New Xenia. Tanpa ada maksud untuk menyamai Toyota Great Corolla yang sampai sekarang masih banyak yang minat, Daihatsu ingin menyampaikan kalau ubahan yang mereka lakukan di Xenia baru itu memang “great”, karena ubahannya mencakup sektor bodi, kabin hingga mesin.

Memang se-great apakah usaha Daihatsu dalam memoles Xenia sehingga sekarang namanya jadi Great New Xenia? Mari kita kupas dalam First Impression Review Daihatsu Great New Xenia oleh AutonetMagz.

Eksterior

Mukanya Honda HR-V banget,” begitulah kira-kira reaksi pertama kebanyakan orang saat menyimak bocoran foto MPV kembaran Avanza ini. Ya begitulah, perubahan muka dengan lampu sipit dan gril menganga lebar memang mirip dengan desain solid wing face milik Honda modern. Tapi karena ini bukan Honda, jadi kami sebut spicy wing face saja. At least, kalau ingin wajah Honda HR-V tapi kantong cekak, dengan setengah harga Honda HR-V saja anda bisa memilikinya di Great New Xenia ini.

bumper-depan-daihatsu-great-new-xenia

Yang kami review ini adalah tipe R Sporty, varian termahal dari Great New Xenia. Dibandingkan dengan Grand New Avanza dan Veloz, kami merasa Daihatsu lebih pas dalam menghadirkan kesan sporty di luarnya. Bumper depan memiliki area warna hitam yang kontras agar tidak monoton dan karakter sporty-nya menonjol, lengkap dengan foglamp dan DRL sebagai standar.

Khusus tipe R Sporty ini juga, ada sepasang corner sensor di bumper depan. Lampu depan Great New Xenia sebenarnya tidak begitu wah dibandingkan Grand New Veloz, karena tidak diimbuhi projector lens sebagai standar. Selain tidak punya lampu projector, rem ABS juga tidak ada di varian Great New Xenia manapun.

pelek-daihatsu-great-new-xenia

Dari bagian samping, ada sejenis tempelan di dekat gap antara bumper depan dan fender, agar kesannya mobil ini punya insang. Peleknya berdesain baru, two tone seperti mobil-mobil modern jaman sekarang. Hanya saja kami perhatikan banyak pembaca kami yang mengeluh kenapa peleknya terlihat kecil, namun bisa jadi itu karena penggunaan ban yang tebal dan bodi Xenia yang agak besar dibanding peleknya.

daihatsu-great-new-xenia-samping

Bingkai krom yang menempel di jendela masih dipertahankan, tapi entah mengapa kami rasa unsur kromnya terlalu berlebihan jika harus membingkai kaca samping mobil. Cukup di bagian bawah saja sudah oke sebenarnya, namun terserah selera anda karena mungkin ada yang suka. Di tipe R Sporty ini, ada stiker R Sporty di bagian bawah pintu belakang, dekat side skirt. Untuk sekarang, ia sudah punya side impact beam dan immobilizer.

daihatsu-great-new-xenia-belakang

Pada bagian belakangnya, anda tentu sudah tahu ubahan utamanya, yakni reflektor tambahan yang hanya tempelan belaka, sepertinya bisa anda beli sendiri di toko aksesoris dan ditempel menggunakan perekat. Desain lampu belakangnya baru, demikian pula dengan bumper depannya yang punya aksen hitam seperti di depan. Di sektor ini juga, ada sepasang sensor parkir yang disematkan sebagai standar.

Interior

Masuklah ke kabinnya, tak banyak ubahan besar yang dilakukan Daihatsu soal desain dan kualitas material. Paling mereka hanya mengubah kombinasi warnanya, dari black-beige menjadi black-brown. Jok dan kain pada doortrim pun kini berwarna cokelat tua, tapi perubahan pada finishing dan built quality tidak ada yang membaik. Contoh gampangnya, plastik pada console box terlihat murahan, bahkan mudah digoyangkan.

dashboard-daihatsu-great-new-xenia

Head unit Great New Xenia R Sporty mirip dengan kepunyaan Terios R Adventure, ia punya kemampuan untuk membaca CD, USB, Micro SD, AUX, dan bluetooth. Bedanya, Great New Xenia tidak dibekali koneksi HDMI dan kamera parkir seperti Terios. Pada setirnya pun tidak ada steering switch control seperti pada Grand New Veloz yang termahal. Satu hal buruk lainnya : kenapa Daihatsu dan Toyota suka mempertahankan glove box sempit mereka pada Avanza dan Xenia baru?

glovebox-daihatsu-great-new-xenia

Sunatan lainnya dibanding saudara kembarnya adalah hilangnya seat belt reminder untuk penumpang di dekat tombol hazard, yang merupakan salah satu syarat pada Asean NCAP jika ingin dapat skor bagus saat diuji tabrak. Panel instrumennya berdesain anyar, dan untuk tipe teratas sudah punya lampu indikator ECO yang bisa memandu anda untuk berkendara seirit mungkin.

head-unit-daihatsu-great-new-xenia

Di sektor kanan area pengemudi, ada 2 tombol baru yang masing-masing fungsinya adalah untuk mematikan DRL (padahal harusnya DRL tak bisa dimatikan) dan untuk menyalakan serta mematikan corner sensor di bagian depan. Seperti saudaranya, dual airbags pun sudah jadi standar, namun lighter untuk menyalakan rokok sudah hilang. Mengapa? Karena merokok membunuhmu.

tombol-drl-daihatsu-great-new-xenia

Pada kabin baris keduanya, tak ada perubahan signifikan lagi dibanding Xenia lama. Paling bedanya dibanding Grand New Veloz adalah hilangnya headrest tengah dan sabuk pengaman penumpang tengah yang tidak menempel di plafon, masih bertengger di bagian sandaran paha jok. Mungkin agak kurang nyaman bagi penumpang tengah baris kedua, karena harus duduk tanpa headrest dan ada Selat Gilimanuk alias celah antar jok di antara kedua pahanya.

baris-kedua-daihatsu-great-new-xenia

Tak ada masalah soal ruang, headroom dan legroom-nya cukup memadai untuk orang dewasa. Kantung penyimpanan di balik jok depan dan pintu tetap tersedia, ditambah 2 cup holder di balik center console box. Oh ya, AC double blower kini standar di semua varian Great New Xenia, tapi banyak yang meragukan performa Xenia 1.000 cc di tanjakan saat AC double blower-nya aktif semua, mengingat mesin 1.000 cc-nya masih mesin lama. Kalau untuk yang 1.300 cc, jelas tak ada masalah.

baris-ketiga-daihatsu-great-new-xenia

Akses one touch tumble masih dipertahankan, sangat bagus untuk memaksimalkan ruang untuk masuk ke baris ketiga. Seperti Xenia lama, kabin baris ketiganya tidak direkomendasikan untuk orang dewasa karena ruangnya terbatas, lebih cocok untuk anak kecil. Seatbelt dan tempat penyimpanan di baris ketiga masih tersedia, tapi pada Xenia tipe X, dinding baris ketiga tidak dilapis dan membiarkan pelat bodinya terlihat sehingga kesan “kaleng” sangat berasa.

Beranjak ke bagasinya, Toyodai (Toyota-Daihatsu) sangat suka mengilustrasikan bagasinya dengan “empat galon masuk” seperti yang kami lihat pada brosurnya. Kepraktisannya meningkat dibanding sebelumnya, sebab jok baris ketiganya kini bisa dilipat terpisah 50:50, jadi jika harus membawa barang yang agak besar di belakang, baris ketiga masih bisa dipakai duduk untuk 1 orang. Untuk tipe R Sporty, cargo net telah tersedia sebagai fasilitas bawaan untuk mencegah barang anda berantakan.

Mesin

Kami tidak akan bercerita tentang mesin EJ-VE 1.000 cc 3 silindernya, karena itu merupakan mesin lama, tapi mesin 1.300 cc-nya adalah mesin baru. Mesin 1NR-VE milik Great New Xenia merupakan mesin yang sudah ada di Toyota Etios versi luar negeri, namun di Indonesia ini adalah mesin baru. Tenaganya naik menjadi 97 PS, serta torsi maksimumnya bisa diraih di 200 rpm lebih rendah dari yang lama, dari 4.400 rpm jadi 4.200 rpm.

mesin-daihatsu-great-new-xenia

Selain mesin, Daihatsu bilang sudah mengubah suspensi belakang, yang merupakan respons atas komplain pengguna Daihatsu Xenia lama yang merasa suspensi belakangnya masih mental-mentul. Harusnya dengan perubahan itu Great New Xenia bisa lebih nyaman, tapi kami tak tahu karena belum mengujinya di jalanan.

Kesimpulan

Terlepas dari wajah kontroversialnya, kami lumayan menyukai perubahan pada Great New Xenia R Sporty ini. Gaya sporty di luarnya pas, serta penambahan fitur-fitur baru seperti indikator ECO, head unit touch screen, AC double blower di semua varian serta pelipatan jok belakang yang 50:50 merupakan hal yang baik. Godaan dari mesin baru dan suspensi baru pun bisa menjadi tawaran pada calon konsumen untuk segera menguji Great New Xenia di jalanan.

Sementara itu, kekurangannya juga patut diberi perhatian, misalnya tidak adanya ABS, tidak ada projector lens serta tempat penyimpanan yang minim dan sempit menjadi isu yang mungkin bisa merepotkan bagi calon pemilik Great New Xenia nantinya. Kalau soal tampang luarnya, kami serahkan kepada selera anda masing-masing, karena ada yang suka namun ada juga yang tidak suka. Kabar baiknya, Daihatsu akan mempertimbangkan pemakaian ABS jika konsumennya merasa fitur itu perlu.

daihatsu-great-new-xenia-facelift

Harga jual Great New Xenia dimulai dari 151 juta hingga 205 juta Rupiah, value for money-nya lumayan baik ketimbang saudara kembarnya. Menurut kami, tipe R Sporty merupakan tipe yang paling layak dibeli dan punya value for money paling bagus dibanding tipe lain, namun Daihatsu berkata lain dengan memposisikan tipe X matik sebagai tipe terlaris, dengan total penjualan Great New Xenia ditargetkan 5.000 unit per bulan dan kontribusi tipe X sekitar 35%.

Bagaimana menurutmu tentang Great New Xenia ini? Sampaikan di kolom komentar dan simak video first impression review kami.

First Impression Review Suzuki Ciaz dari Gaikindo IIAS 2015

$
0
0

Review Suzuki Ciaz New Baleno 2015 - 2016 dari GIIASJakarta, AutonetMagz – Pasar sedan saat ini bukan pasar yang bisa diandalkan untuk menyokong penjualan secara keseluruhan, kecuali jika dipasarkan sebagai taksi. Alasannya, selain harga sedan sekarang lebih mahal, pajak sedan pun lebih mahal daripada hatchback, karena kalau mobil hatchback akan dihitung sebagai kategori minibus sehingga harganya jadi lebih murah. Tapi sepertinya Suzuki punya pandangan lain, terbukti dengan hadirnya Ciaz di Gaikindo IIAS 2015.

Sebagai info, sedan ini sudah lebih dulu muncul di India, Thailand dan China. Khusus di China, dia diberi nama Suzuki Alivio dengan mesin 1.600 cc 4 silinder. Di Indonesia, harusnya Ciaz ini bersaing dengan Toyota Vios dan Honda City, tapi apa ia cukup kompetitif? Mari kita simak First Impression Review Suzuki Ciaz dari AutonetMagz langsung dari GIIAS 2015!

Eksterior

Kami melihat eksterior Ciaz sebenarnya lumayan menarik, tidak terkesan dipaksakan dan sangat proporsional. Bagian depannya mempunyai sorot mata yang tajam, dan agar sepantaran dengan Toyota Vios, headlamp-nya sudah diimbuhi projector lens dengan bohlam halogen. Ya, halogen saja, tidak ada HID atau LED, tapi tidak jadi soal karena 2 rival utamanya pun tidak punya hal tersebut.

suzuki-ciaz-putih

Meski padat berisi, tak sulit untuk mengenali bentuk headlamp-nya karena kelihatan seperti headlamp Ertiga atau Swift yang digepengkan. Foglamp pun sudah jadi standar, dan grilnya dihiasi 4 lis chrome tipis yang berbaris rapi. Desain bumper depan, tepatnya di sekitar foglamp mempunyai tarikan garis desain yang mirip dengan Ertiga facelift atau Swift Sport.

harga Suzuki Ciaz new Baleno

Dari bagian samping, terlihat kalau Suzuki sudah bisa merancang sebuah sedan yang siluetnya benar-benar seperti sedan sejati, bukan hatchback dengan modal tambahan bagasi yang dipaksakan. Model peleknya multispoke yang dirancang untuk menutup rongga di ruang kaki-kakinya, kesannya elegan, berbeda dengan Vios dan City yang mengandalkan pelek palang 8 dan 5 yang mengarah ke gaya sporty.

pelek-suzuki-ciaz

Meski desainnya berbeda, tapi ukuran peleknya sama dengan kompetitor, yakni 16 inci dengan ban berukuran 195/55 R16. Sayangnya, meski sudah punya ABS+EBD, rem belakang sedan anyar ini masih mengandalkan rem teromol, cukup kurang dibanding Toyota Vios yang keempat remnya sudah cakram, apalagi dibandingkan Suzuki Swift yang rem belakangnya sudah cakram juga.

suzuki-ciaz-belakang

Coba lihat bagian bagasinya, apa sangat mirip dengan salah satu small sedan pesaingnya? Yak, bagian belakang Ciaz ini amat sangat mirip dengan Honda City, padahal mobil konsep Ciaz didesain lebih dulu sebelum City, tapi karena Ciaz keluar lebih terlambat daripada City, publik kerap menilai Suzuki meniru Honda, padahal belum tentu.

Tidak seperti Toyota Vios tipe G, Ciaz tidak punya foglamp belakang pada bumper belakangnya. Kekurangan yang cukup minor, sebab hal ini tidak jadi masalah jika tempat anda tinggal tidak pernah dilanda kabut tebal atau hujan yang derasnya keterlaluan. Keyless entry sudah menjadi fasilitas standar, namun spionnya tidak bisa dilipat secara elektris.

Interior

Desainer Suzuki sepertinya berusaha main aman dengan interiornya, karena desain dashboard-nya tidak memiliki banyak lekukan desain yang aneh-aneh. Semua serba lurus, minim tarikan garis ekstrim, maka dari itulah mengapa kesan simpel begitu terasa. Interiornya berwarna full black, dan merupakan keuntungan jika anda termasuk jarang membersihkan kabin karena bisa menyamarkan noda, tapi membuat interiornya jadi terkesan agak gelap dan tak terlalu lega. Materialnya? Plastik, tentu saja, tapi setidaknya tidak ada jahitan palsu seperti di Toyota Vios.

interior-suzuki-ciaz

Tombol pada setirnya bukan hanya sekedar untuk mengatur head unit saja, tapi ada tombol ekstra untuk mengangkat telepon dan mengatur konektivitas Bluetooth. Sayangnya, tidak ada head unit yang sama seperti versi India di mana ia punya sistem multimedia yang melimpah dengan fasilitas touch screen, hanya ada head unit in-dash standar seperti milik Swift atau Ertiga. Yah, setidaknya sudah ada tombol start-stop engine.

head-unit-suzuki-ciaz

Panel instrumennya sudah lengkap dengan MID, tapi kami rasa model MID-nya sama seperti Ertiga dan Swift yang berlayar monochrome. Pengaturan joknya cukup, karena sudah punya fungsi standar seperti sliding, reclining dan height adjuster berikut sabuk pengaman yang ketinggiannya bisa diatur. Joknya belum dilapisi kulit, melainkan fabric seperti Ertiga dan Swift, bahannya tebal dan nyaman diduduki. Posisi mengemudinya pun nyaman.

jok-suzuki-ciaz

Hal yang kurang baik ada pada bagian kepraktisan Ciaz. Di bagian depannya tidak ada cup holder, dan rongga penyimpanan di dekat tuas transmisi dan center console box-nya memiliki kapasitas yang biasa saja. Sisi baiknya, glovebox Ciaz kapasitasnya lega, lebih lega daripada milik Toyota Vios, begitu pula kantung pada doortrim yang lumayan lega.

glovebox-suzuki-ciaz

Ciaz sudah komplit dengan AC digital sebagai standar, tombolnya juga bukan tombol seperti pada kompor gas yang ada di dapur. Di samping pengatur suhu, kecepatan kipas dan arah hembusan angin, ada mode auto untuk menyesuaikan suhu secara otomatis. Hal ini juga bisa kita temui di Vios dan City. Sepasang airbag sudah ada untuk pengemudi dan penumpang depan.

kabin-belakang-suzuki-ciaz

Jika anda punya supir dan lebih ingin duduk di belakang, tak ada masalah soal ruang kaki. Legroom Ciaz sangat lega, hampir menyamai Toyota Yaris, headroom-nya pun sedikit lebih tinggi daripada Toyota Vios. Armrest belakang dilengkapi dengan sepasang cup holder, tapi anda tak bisa mengisi daya gadget anda di belakang, karena tidak ada power outlet. Power outlet hanya ada di bagian depan, dekat tuas transmisi. Lantai kabinnya juga tidak serata milik Vios, masih ada tonjolan di tengah tapi tidak begitu mengganggu.

bagasi-suzuki-ciaz

Bagasi Ciaz memliki kapasitas 495 liter menurut data Suzuki, cukup untuk memuat sekitar 5-6 travel bag berukuran sedang. Di balik lantai bagasinya, ada sejumlah peralatan darurat yang tersimpan rapi, termasuk dongkrak dan ban serep.

Mesin

Jika anda sering mengendarai Swift atau Ertiga, harusnya anda tak perlu berkenalan lagi dengan mesin Ciaz. Kodenya sama dengan kedua mesin mobil itu, yakni mesin K14B berspesifikasi 1.400 cc 4 silinder dengan tenaga 92 PS dan torsi 130 Nm. Transmisinya pun sama, manual 5 percepatan atau matik 4 percepatan. Matiknya torque converter, bukan CVT apalagi dual clutch.

suzuki-ciaz-mesin

Masih kalah sebenarnya tenaganya dibanding kompetitor, karena rata-rata pesaingnya punya tenaga di atas 100 PS. Tapi kembali lagi, tujuan utama mesin ini diciptakan bukan untuk melibas Sentul dalam waktu 1 menit pas, tapi supaya efisien dalam dipakai sehari-hari. Maka dari itu, tenaga dan torsi segitu dinilai cukup, apalagi karena kapasitas mesinnya lebih kecil, diharapkan pajaknya juga bisa lebih bersahabat.

Kesimpulan

Jika Suzuki serius dan jadi menjual Ciaz di Indonesia, maka adalah sebuah langkah tepat untuk mereka menaikkan brand image mereka seperti yang mereka sampaikan pada kami saat peluncuran Swift GS dan Celerio. Pasar sedan bukan lahan yang gampang digarap, tapi dengan kelebihan Ciaz berupa kabin yang lega, desain yang acceptable bagi mayoritas konsumen, posisi mengemudi yang baik dan mesin yang sudah ketahuan kinerjanya, itu merupakan modal yang cukup bagi Suzuki untuk bersaing.

dashboard interior Suzuki Ciaz Baleno baru

Namun perlu diwaspadai juga oleh Suzuki soal fiturnya yang belum selengkap lawannya. Lihat saja, di saat kompetitornya sudah mengandalkan audio touch screen, Suzuki masih memakai audio biasa. Kepraktisannya pun juga tidak bisa dibilang yang terbaik, karena minimnya tempat penyimpanan termasuk absennya cup holder di depan. Brand image Suzuki sekarang pun menjadi sedikit ganjalan, padahal beberapa mobilnya termasuk mobil yang dibuat dengan sangat baik, seperti Ertiga misalnya, khususnya yang sebelum facelift.

harga-suzuki-ciaz

Kami belum tahu berapa harga Suzuki Ciaz nanti, namun biasanya mobil Suzuki mempunyai banderolnya yang lebih terjangkau dibandingkan kompetitornya seperti dari Honda atau Toyota. Meski bertentangan dengan misi Suzuki untuk menaikkan brand image, menurut kami PT Suzuki Indomobil Sales bisa mempertimbangkan Ciaz digunakan sebagai armada taksi untuk membuktikan kehandalannya. Bukan apa-apa, soalnya kami lebih sering melihat small sedan digunakan sebagai taksi daripada untuk keperluan pribadi.

Suzuki Indonesia berencana menjual resmi Ciaz pada bulan November mendatang jika tak ada aral melintang. Bagaimana menurutmu tentang Suzuki Ciaz ini? Sampaikan di kolom komentar!


First Impression Review MINI Cooper JCW : Exciting British Pocket Rocket!

$
0
0

mini-cooper-jcw-eksterior

Lombok, AutonetMagz – Merek mobil MINI yang kita kenal adalah MINI yang punya pengendaraan lincah, gesit, dan sangat fun to drive. Kedengarannya tiga hal tadi sudah cukup untuk menjamin kepuasan pemilik MINI yang doyan berkendara, tapi bagaimana jika tiga unsur kepuasan tersebut ditambah satu, yakni performa yang memompa adrenalin? Itulah yang bakal anda dapat di MINI Cooper John Cooper Works (JCW), MINI terkencang yang hadir di pasaran saat ini.

Berkat kesempatan yang disediakan oleh MINI Indonesia, kami pun bisa mencoba MINI Cooper JCW di Lombok selama tiga hari. Jadi, bagaimana sih rasanya mengendarai si kecil-kecil cabe rawit ini? Silakan simak artikel First Impression Review MINI Cooper John Cooper Works persembahan kami!

Eksterior

Desain MINI Cooper JCW masih sangat khas MINI, tampil dengan gaya yang menggemaskan. Tapi karena ini varian JCW, harus ada sejumlah treatment khusus supaya penampilannya lebih punya wibawa sebagai Cooper termahal dan terkuat. Contohnya ada di bumper depannya, sepasang air intake besar di bumper sudah duduk manis menggantikan posisi fog lamp yang ada di Cooper standar.

bumper-depan-mini-cooper-jcw

Pada bagian grilnya, ada emblem John Cooper Works terpasang sebagai penanda edisi khusus. Sedikit sejarah, John Cooper Works adalah tuner yang didirikan oleh putra dari John Cooper, yakni Mike Cooper yang mengabdi untuk memodifikasi dan menyediakan custom parts khusus untuk MINI. Sebagai penguat kesan sporty, ada garis merah yang melintang di gril.

Sisanya, front fascia MINI JCW masih mirip MINI lainnya, utamanya dengan headlamp bulat, bingkai chrome pada gril dan lampu depan serta beberapa unsur lain. Pada MINI JCW, ada kelengkapan tambahan berupa air scoop pada kap mesin dan cornering light pada lampu depan mobil. Sangat membantu untuk meningkatkan visibilitas di jalan berliku seperti di Lombok saat mulai gelap.

headlamp-mini-cooper-s-jcw

Penempatan emblem JCW dilakukan juga di area fender. Di unit yang kami tes, peleknya berdiameter 18 inci dengan desain yang sangat stylish dan sporty, spesial dari JCW dan dilabur kelir two tone. Jika anda mau melihat katalog yang disediakan MINI, anda akan menemukan 3 model pelek lain berukuran 17 inci yang mungkin pas dengan selera anda.

Ruang rodanya pun padat berisi, berkat hadirnya rem 4 piston berwarna merah cerah dan berlogo JCW. Rem tersebut menjamin British Pocket Rocket ini bisa anda jinakkan performanya, terutama di kecepatan tinggi.

pelek-mini-cooper-jcw

Bumper belakang MINI JCW juga tak luput dari sentuhan sporty, terima kasih kepada aksen bumper bermotif sarang lebah dan twin muffler yang diposisikan di bagian tengah. Emblem JCW di pintu bagasi menjadi pamungkas identitas JCW di luar. Di atap mobil ini, sebuah roof spoiler besar siap menjalankan tugasnya untuk menambah downforce saat mobil melaju kencang agar ia makin stabil.

mini-cooper-jcw-rear-eksterior

Warna spesial untuk MINI Cooper JCW yang kami jajal di Lombok adalah Rebel Green. Saat kondisi cahaya terang, warna ini tidak kelihatan hijau, malah kelihatan seperti warna hitam. Akan tetapi, warna ini pas dengan kombinasi warna atap dan spionnya yang dilabur kelir Chili Red. Apa lagi kalau bukan karena kesan imut dan menggemaskan dari MINI malah menjadi sporty dan tegas. Serius, kami sangat suka paduan warna dan karakter eksteriornya.

Interior

Layout dan desain MINI JCW masih tipikal MINI pada umumnya, stylish dan fungsional. Bukalah pintunya, maka yang pertama kali menyambut kita adalah door sill bertuliskan John Cooper Works di pintu, lengkap dengan aksen checkered flag supaya aura balapnya sedikit mencuat.

kabin-mini-cooper-jcw

Jok MINI JCW benar-benar sangat klop dengan gaya dan konsep utamayang diusung MINI JCW. Sepasang jok Recaro sport di depan siap mendekap tubuh pengemudi dan penumpang depan, lengkap dengan aksen jahitan merah dan lapisan kulit berkualitas. Pengaturannya lengkap sekali, mulai dari sliding, reclining, height adjuster, thigh support hingga lumbar support semuanya bisa diatur.

Kami sedikit menyayangkan akan absennya pengaturan jok elektrik dan memory seat di MINI ini, andai saja dihadirkan, tentu akan menjadi nilai plus lagi bagi MINI Cooper tersadis ini. Setidaknya, sekali duduk di jok ini rasanya pasti sudah asik dan langsung ingin segera menjajal mobil ini.

setir-mini-cooper-jcw

Di balik setir MINI JCW, ada panel insturmen yang didesain serba membulat. Mirip mobil-mobil mahal lainnya, fitur standar sudah termasuk MINI head up display yang akan menampilkan info-info yang berguna saat berkendara. Oh ya, setir MINI ini sudah dilapisi bahan kulit, penuh dengan tombol-tombol untuk mengatur audio, cruise control dan telepon. Sama seperti joknya, ia juga punya aksen jahitan merah.

mini-jcw-mini-connected

Sudah khas pada MINI baru, center cluster-nya dilengkap dengan lampu LED yang dapat diubah warnanya tergantung mood pemiliknya. Ada juga sih di MINI Cooper dan Cooper S, tapi di MINI Cooper JCW didesain eksklusif dengan bingkai logo dan aksen JCW di sekelilingnya. Layar di tengah ternyata punya banyak fungsi, yakni untuk multimedia dan performance monitoring.

Fungsi multimedianya diwakili via MINI Connected yang akan menampilkan info tentang radio, media player, navigasi, koneksi dan bahkan anda yang punya kamera action GoPro bisa dihubungkan ke sistem MINI Connected. Fungsi kedua, yakni performance monitoring bisa menunjukkan seberapa besar tenaga dan torsi yang kita pakai saat berkendara di jalanan dengan MINI. Tambah asik saja ya?

tombol-ac-mini-cooper-jcw

Di bawah lingkaran center cluster, ada pengontrolan AC digital dan beberapa tombol untuk pengoperasian driving aids semisal stability control, traction control, head up display dan start stop system, sementara tombol yang berwarna merah berfungsi untuk menyalakan dan mematikan mesin. Desainnya cantik, apalagi tata letaknya seperti tombol di kokpit pesawat terbang.

upper-switch-mini-cooper-jcw

Area sekitar spion tengah mobil pun ramai akan tombol. Tombol-tombol yang tersedia berfungsi untuk mengatur mekanisme buka-tutup panoramic sunroof, lampu kabin serta ambient lighting yang bisa disesuaikan dengan kemauan pengendaranya.

mini-cooper-jcw-iphone-docking

Armrest depan MINI JCW akan menjadi tempat yang pas untuk menaruh gadget seperti iPhone, karena sudah ada dock yang didesain khusus untuk smartphone buatan Apple tersebut. Sekali dikoneksikan via dock yang tersedia, aplikasi dan segala media yang ada di iPhone anda bisa juga diakses via MINI Connected.

speaker-mini-cooper-jcw

Kalau kualitas suaranya bagaimana? Ya memang sih, menu utama mobil ini adalah deru mesin 2.000 cc 4 silinder turbonya yang menggugah selera, tapi bukan berarti soal audio dikesampingkan. Seperangkat audio berkualitas dari Harman/Kardon siap melantunkan lagu kesukaan anda untuk menambah tingkat excitement saat berkendara dengan kualitas suara kelas wahid.

Tapi pastinya ada pertanyaan yang pasti muncul kalau sudah membahas MINI 3 pintu : Apa kabar kabin belakangnya? Sebenarnya biasa saja, akses keluar masuknya pun pas-pasan, tapi karena ini 3 pintu ya kami jadi maklum saja. Kabin belakangnya menawarkan sepasang jok, lengkap dengan cup holder dan sabuk pengaman. Sudah ISOFIX kah? Pastinya.

mini-cooper-jcw-rear-seat

Tapi ya kami ingatkan kembali, memangnya siapa yang mau beli MINI 3 pintu dan duduk di belakang? Lagipula ini MINI Cooper John Cooper Works, mobil yang dimiliki untuk dirasakan fun to drive-nya, bukan untuk duduk di pintu belakang dan menyuruh supir bayaran mengemudikan untuk kita. Kalau mau MINI yang kabin belakangnya lega dan aksesnya gampang, ada MINI Cooper dan Cooper S 5 pintu yang pernah kami review sebelumnya.

Mesin dan Performa

Di sinilah inti dari mobil ini. Apabila anda membeli MINI Cooper JCW, maka anda cenderung membayar lebih dari MINI Cooper S untuk mendapat mesin dan kaki-kaki yang sudah diramu khusus oleh ahlinya dari John Cooper Works. Spek boleh sama dengan MINI Cooper S, yakni 2.000 cc 4 silinder TwinPower Turbo, tapi berkat racikan tuner JCW, tenaga mobil ini bisa mencapai 231 hp di 4.750 rpm.

mesin-mini-cooper-jcw

Torsinya lebih menarik, karena jumlahnya sangat besar, bisa mencapai 320 Nm yang mulai terasa sejak 1.250 rpm. Wait, salah ketik ya? Tidak kok, memang sejak putaran segitu anda sudah bisa merasakan torsi besar tersebut, apalagi karena putaran idle mobil pada umumnya ada di sekitar 800-1.000 rpm, anda tinggal injak sedikit pedal gas mobil ini, dan respon akselerasi instan sudah bisa anda dapatkan.

Karena bobot MINI Cooper JCW tidak sampai 1.300 kg, lari dari 0-100 km/jam dalam waktu 6,1 detik itu hanya perkara kecil, pasti bisa dilakukan. Kecepatan tertingginya pun sanggup menorehkan angka 245 km/jam. So, bobot ringan, tenaga besar, torsi badak, transmisi sigap, sungguh paket yang sempurna untuk MINI JCW ini dijuluki British Pocket Rocket!

mini-cooper-jcw-lombok-sirkuit

Meski performanya sadis dan sudah layak untuk dipakai track day di sirkuit, konsumsi BBM yang dicapai mobil ini masih tergolong hemat. Berkat teknologi seperti start-stop system dan torsi raksasa, pengemudinya tidak perlu sering gaspol untuk mendapatkan akselerasi yang cukup untuk pemakaian sehari-hari. Oleh karena itu, MINI JCW sanggup menempuh 17,5 kilometer di rute kombinasi dengan 1 liter bensin. Irit juga bukan?

Kesimpulan

Jadi, ini dia puncak dari penelusuran kita kali ini. Apakah semua yang ditawarkan MINI Cooper JCW seharga 829 juta Rupiah ini benar-benar sangat worth di setiap rupiah yang kita bayar? Mungkin perlu anda tahu, MINI bukan hanya sekedar mobil. Mungkin bukan soal fungsionalitas atau nyamannya yang kita cari saat membahas dan mengendarai MINI, tapi kata yang paling cocok untuk menggambarkan MINI adalah UNIQUE dan FUN.

wallpaper-mini-cooper-s-jcw

Gaya sebuah MINI selalu punya keunikan yang khas, interior dan kualitasnya sangat layak dipuji, performanya pun salah satu yang paling sadis di kelasnya, dan rasa berkendaranya benar-benar menggambarkan apa itu F.U.N (akan kami bahas di artikel esok hari mengenai driving impressionnya). Apa yang kami maksud adalah, MINI sudah resmi menjadi Big Boys/Girls Toys, khususnya untuk mereka yang suka berkendara. Butuh lebih dari sekedar akal sehat dan uang untuk menikmati sebuah MINI, karena anda harus memiliki passion dan ketertarikan akan berkendara dengan mobil ini, dan itulah yang penting.

Stay tune terus di AutonetMagz untuk artikel Driving Impression MINI Cooper JCW, yang sangat benar-benar mendefinisikan apa itu rasa berkendara sebuah go-kart. Sampaikan pula komentarmu di kolom komentar!

Driving Impression MINI Cooper JCW : Ini Dia Go-Kart Versi Jalan Raya!

$
0
0

mini-cooper-jcw-di-sirkuit

Lombok, AutonetMagz – Semua MINI, dari yang termurah sampai yang termahal berpegang kuat pada paham “Mobil kami harus stylish dan fun,” dengan perhatian khusus kepada go-kart handling yang menjadi trademark-nya. Tentu saja pada awalnya kami amat sangat penasaran, memangnya rasa handling go-kart yang ingin ditonjolkan MINI itu seperti apa sih?

Di acara MINI HOPPING 2015 yang diadakan di Lombok minggu lalu selama 3 hari, AutonetMagz diizinkan untuk merasakan sepenuhnya definisi handling go-kart yang sudah diberi doping dalam suguhan spesial dari MINI Cooper John Cooper Works (JCW). Bagaimana rasanya mengendarai go-kart 200++ hp ini? Ini dia pembahasannya! (Artikel sebelumnya : First Impresssion Review MINI Cooper JCW: Exciting British Pocket Rocket)

Suspensi

Kami pernah mereview MINI Cooper standar, versi 3 pintu ataupun 5 pintu, dan memang setelan suspensinya agak sedikit stiff atau kaku untuk mobil sekelas MINI. Khusus untuk versi JCW, ia punya adaptive suspension yang karakternya lebih baik, karena tingkat kenyamanannya lebih pas jika anda berkeinginan untuk jalan-jalan santai dengan MINI ini.

mini-cooper-jcw-circuit-lombok

Tapi jika memang anda butuh karakter suspensi yang mendukung kedinamisan berkendara, MINI ini siap memenuhi hasrat anda. Tinggal ubah driving mode MINI JCW ke mode sport, seketika suspensinya akan menjadi lebih keras dan sangat supportif dalam menyokong pengendalian mobil kencang mungil ini dengan body roll super minim. Padahal MINI Cooper standar saja handling-nya sudah superior, apalagi ini.

Setir

Karena ada banyak sekali pengaturan jok yang sudah kami bahas di artikel sebelumnya, pengaturan tilt-telescopic pastinya sudah wajib untuk MINI Cooper JCW. Karena pengaturan jok dan setirnya sangat lengkap, mudah sekali mencari posisi mengemudi terbaik dalam kokpit MINI Cooper JCW. Setirnya sendiri memang punya bobot yang agak berat, tapi tidak sampai merepotkan untuk penggunaan harian.

mini-cooper-jcw-di-lombok

Sekali lagi, mode sport akan mengeluarkan potensi terbaik dari setir MINI JCW. Saat berada di mode sport, setirnya menjadi sangat sensitif. Segala jenis kontur jalanan, baik itu yang rata, bumpy atau berkerikil akan langsung bisa anda kenali rasakan genggaman tangan anda di setirnya. Responnya pun sangat cepat dalam mengubah arah mobil sesuai input dari pengendara. Saat kami gunakan di jalanan sekitar pesisir pantai Lombok, kami dapat menikmati mobil ini semaksimal mungkin untuk melintasi jalanan yang berkelok sembari menikmati pemandangan yang amat sangat indah.

NVH (Noise, Vibration and Harshness)

Untuk kasus ini, tidak banyak yang bisa kami ungkapkan kepada anda, mengingat standar NVH MINI sangat bagus, karena mengacu pada standar pasar Eropa. Suara lingkungan di sekitar anda tidak terdengar di dalam kabin, meski suara mesin 2.000 cc TwinPower Turbonya masih kedengaran di telinga anda. Tapi ini poin bagus, karena mobil seperti ini memang harus bisa dinikmati suara mesinnya, terutama saat dipacu kencang di kecepatan tinggi.

wallpaper-mini-cooper-lombok

Sementara di bagian Vibration dan Harshness, saat kita menyalakan mesin dan membiarkannya dalam kondisi idle, mobil ini rasanya tenang seperti sedang tidur pulas, padahal ia siap merespons injakan pada pedal gas secepat kilat. Ini karena tingkat Vibration dan Harshness-nya sangat minim ketika kami menguji kemampuan mobil ini di pulau Lombok.

Karakter Pengendaraan dan Performa

Di bagian ini kami mencoba mencari arti dari apa itu handling go-kart. Dengan suspensi adaptif, setir responsif dan sasis yang rigiditasnya mumpuni , MINI Cooper JCW benar-benar memiliki karakter bak sebuah go-kart. Artinya, setiap kali kita ingin berbelok ke arah tertentu, mobil menjawab perintah sang pengendara dengan sangat instan dan akurat, seolah tanpa jeda sama sekali. Rasanya seperti badan kita dan sasis mobil ini adalah satu kesatuan, dan mobil ini adalah bagian dari anggota tubuh kita. Sungguh sebuah rasa berkendara yang amat mendebarkan saat menguji mobil ini.

mini-cooper-jcw-cornering

Hal lain yang ingin kami bahas adalah torsinya yang mencapai 320 Nm yang tersedia sejak 1.250 rpm. Momen puntir sebesar itu membuat MINI JCW sangat agresif sejak awal digas, layaknya sebuah go-kart yang diberi doping. Aktifkan mode sport, sangat terasa kalau torsi badak tadi mampu melecutkan MINI JCW dengan gampang, dibarengi dengan minimnya turbo lag.

Sedikit catatan, MINI Cooper JCW untuk pasar Indonesia hanya tersedia dalam versi penggerak roda depan alias FWD, yang membuat mobil ini menimbulkan sedikit gejala understeer saat melewati tikungan chicane (belokan berbentuk huruf S) saat melaju di atas 120 km/jam. Tidak masalah, toh nyaris tidak pernah kita melibas chicane dengan kecepatan sekencang itu di kota-kota besar di Indonesia.

mini-cooper-jcw-lombok-sirkuit

Pada akhirnya, kombinasi mantap dari performa mesin yang superior, setir yang responsif dan akurat, suspensi kaku, sasis yang rigid serta rem yang pakem membuat MINI JCW seperti sebuah mobil yang diracik untuk keperluan balap sirkuit. Terbukti setelah kami menjajalnya di sebuah sirkuit road race lokal di Lombok. Meski mobil ini pas jika anda ingin ikutan track day, Sunday Fun Race atau event balap sejenis, ia juga bersahabat untuk dipakai jalan-jalan keliling kota atau pergi ke mall.

Kesimpulan

Seperti yang sudah kami jelaskan pada artikel First Impression Review sebelumnya, MINI JCW ini benar-benar mobil yang UNIQUE dan F.U.N. Penampilan luar-dalam MINI JCW sangat khas dan membuatnya tampil beda dibanding mobil lain di jalanan, pastinya mampu membuat siapa pun menoleh. Kedinamisan berkendaranya pun tersaji dengan baik melalui sasis yang rigid, handling ala go-kart dan mesin yang performanya responsif memberikan arti sesungguhnya dari kesenangan dalam mengendarai mobil.

pilihan-warna-mini-cooper-jcw

Jujur saja, kami sangat yakin para enthusiast driver di dunia ini pasti akan tersenyum lebar setelah mengendarai MINI JCW, sama seperti kami yang sudah merasakan sensasinya selama 3 hari di acara MINI HOPPING 2015 di Lombok. Bagaimana pendapatmu tentang British Pocket Rocket ini? Sampaikan di kolom komentar!

First Impression Review BMW 7 Series, Sedan Premium Tercanggih Saat Ini!

$
0
0

bmw-7-series-g11
AutonetMagz.com – Sejak muncul pertama kali tahun 1977, BMW sudah punya kebiasaan tertentu saat meluncurkan BMW 7 Series, yakni agar menjadi standar teknologi untuk semua model BMW. Hal itu juga berlaku untuk BMW 7 Series generasi keenam yang sudah meluncur di Indonesia, hadir dengan deretan fitur dan teknologi yang otomatis menaikkan sedan premium full-size ini ke level yang lebih tinggi dibanding rivalnya.

Jadi, apa saja teknologi yang ada di sedan termahal BMW Indonesia ini? Pasti, artikel ini terdiri atas 1.707 kata, sudah banyak, tapi rupanya masih belum cukup untuk menggambarkan mainan-mainan canggih dalam kereta kencana berlogo BMW ini. Untuk itu, kami sajikan review dan fitur-fitur canggih yang ada di sedan sepanjang 5,2 meter ini. Silakan menikmati!

Eksterior

Sebagai pengisi kasta tertinggi sedan BMW, BMW 7 Series baru ini tampil menakjubkan. Gril double kidney pastinya sudah wajib, tapi kini lengkap dengan active system. Ada katup pada gril yang bisa menutup agar aerodinamika membaik, juga bisa membuka saat mesin butuh pendinginan ekstra. Di bumper depannya, dekorasi utama adalah lampu kabut LED yang dilengkapi inset chrome.

headlamp-bmw-seri-7-led

Sayangnya, BMW Indonesia memutuskan untuk tidak memasukkan teknologi laser light yang santer dibicarakan di luar negeri. menurut mereka, LED adaptif saja sudah cukup untuk pasar Indonesia. Padahal kami rasa bakal mantap kalau lampu laser itu masuk ke sini, karena selain cantik dan terang, bakal menaikkan level 7 Series lebih tinggi lagi.

detail-headlamp-bmw-seri-7

Ada detail menarik di lampu depannya, karena pada reflektor bagian dalamnya terdapat sebuah pola dengan deretan angka 7 yang tersusun rapi. Untuk detail ini, kami acungkan 2 jempol bagi para desainer yang membuatnya.

bmw-seri-7-2015-depan

Bagian front quarter mobil ini mengadopsi penampilan seperti ala pahatan supaya terkesan lebih dewasa dan bold. Sepertinya tren desain mobil baru juga sudah masuk ke ruang desain BMW saat merancang 7 Series baru ini, sehingga generasi keenam berkode G11/G12 ini terlihat lebih rapi dan elegan ketimbang model yang digantikannya, yakni F01.

bmw-7-series-side

Dari bagian samping, ada siluet desain ala mobil coupe jika disimak lebih teliti, handle pintu didesain dengan clean dan ada air vent yang dihiasi chrome. Garnish chrome di bagian bawah mobil juga sangat cantik, membuatnya kelihatan agak panjang dan ceper. Jika anda membaca kode Li pada BMW 740Li ini, artinya ini adalah versi long wheelbase, kelihatan dari betapa panjangnya wheelbase mobil ini yang bisa anda simak di foto.

double-hoftmeister-kink-bmw-seri-7

Detailing bagus lainnya terlihat di bagian pintu belakangnya. Ada detail double hoftmeister kink pada pilar C mobil ini, yakni pada garnish chrome aluminium pada pintu belakang dan pilar C-nya sendiri. Satu sentuhan bagus yang layak dipuji.

lampu-belakang-bmw-seri-7

Di belakang, ada lampu rem LED berbentuk huruf L yang sekarang bisa disimak juga di model BMW lainnya. Ada juga garnish chrome yang menembus kedua lampu belakang.

sensor-bagasi-bmw-seri-7

Yang spesial untuk BMW 7 Series termahal, yakni BMW 740Li Pure Excellence adalah sensor untuk membuka dan menutup bagasi tanpa sentuhan sama sekali. Caranya, cukup kantongi kunci mobil dan gerakkan kaki di dekat bumper bawah, bagasi akan membuka atau menutup sendiri tanpa perlu menekan tombol apapun.

spion-bmw-seri-7

Di bagian depan, samping dan belakang, varian Pure Excellence sudah punya 3D around view camera, yang bakal kami tunjukkan seperti apa proyeksinya di bagian dalam interior pada beberapa paragraf lagi.

bmw-seri-7-welcome-light-carpet

Pada bagian bawah sekitar pintu mobil, terlihat ada pendaran cahaya yang disebut BMW sebagai welcome light carpet. Tugasnya adalah menerangi jalan bagi pemiliknya saat mau memasuki atau keluar dari mobil ini, membuat pemiliknya merasa spesial.

display-key-bmw-seri-7

Pusat perhatian dari BMW 7 Series baru dan gebrakan pertama yang ada pada segmen ini adalah display key-nya. Bukan sekedar keyless seperti mobil lain, melainkan komplit dengan tampilan layar sentuh yang bakal menampilkan informasi terkait mobil ini, mengunci dan membuka pintu, bahkan mengatur suhu AC dari jarak jauh meski mobil dalam kondisi mati. Jadi saat masuk ke mobil, suhu di mobil sudah pas sehingga dunia luar terasa panas karena kabin mobil begitu sejuk.

Sayangnya, fungsi auto parking system yang bisa membuat mobil dikontrol parkirnya melalui kunci ini tidak dihadirkan oleh BMW Indonesia. Masalah? Tidak juga, toh biasanya tinggal suruh supir untuk memarkirkan mobil ke dalam garasi, karena biasanya pemiliknya jarang duduk di bangku supir dan mengendarai mobil ini.

bmw-carbon-core

Saat membuka pintunya, ada penanda bertuliskan BMW Carbon Core pada bagian dalam pintu di pilar B. Maksudnya adalah, BMW 7 Series baru sudah berhasil diet sehingga ia lebih ringan 130 kilogram dibanding model lamanya, berkat penggunaan carbon fiber reinforced plastic pada sasisnya. Meski ringan, rigiditasnya tetap dipertahankan.

Interior

Mari masuk ke interiornya. Di sisi pengemudi, sudah pasti bakal ada sentuhan mewah di area kabin. Di antaranya termasuk Chestnut wood trim, hiasan brushed aluminium, serta Ceramics surround di sekitar kontrol mobil. Ada 16 speaker terpasang di kabin BMW 7 Series ini, dibuat khusus oleh harman/kardon untuk varian Executive dan buatan Bower Wilkins untuk varian Pure Excellence.

interior-bmw-seri-7

Sistem komando BMW iDrive milik BMW 7 Series ini punya layar sentuh 10,25 inci, sudah punya koneksi bluetooth, DVD drive, USB, hard disk 20 GB untuk sistem navigasi dan fungsi TV.


idrive-screen-bmw-seri-7

Ini dia tampilan gambar dari 4 kamera 3D yang ada di eksterior, hasilnya adalah citra 3D yang bisa dilihat di monitor. Sekali lagi, citra 3D, bukan citra bird eye view seperti di mobil yang harganya lebih murah. Jangkauan kameranya ternyata sangat luas dan bisa memproyeksikan gambar kondisi sekitar mobil dalam bentuk 3D. Berguna untuk memperhatikan lingkungan di sekeliling mobil lebih detail lagi.

3d-car-view-bmw-seri-7

Satu hal canggih lain pada BMW 7 Series ini adalah gesture control. Di depan layar iDrive-nya, ada beberapa gerakan tangan yang bisa kita lakukan untuk mengontrol sistem ini, baik itu mengatur volume sistem entertainment-nya, mengganti aplikasi, mengangkat atau menutup telepon, dan masih banyak lagi. Sistem ini sangat halus dan akurat dalam mengenali gerakan tangan, jauh lebih baik daripada air gesture murahan milik hatchback berkumis lele yang tidak berguna dan bikin frustrasi reviewer kami.

gesture-control-bmw-seri-7

Di panel instrumennya, BMW mengaplikasikan layar LCD resolusi tinggi dengan tampilan instrumen yang interaktif karena bisa menampilkan berbagai informasi. Tidak hanya spidometer dan takometer saja, namun juga bisa menampilkan navigasi dan info mengenai lagu yang sedang diputar.

panel-instrumen-bmw-seri-7

Pada bagian pengatur AC mobil ini, ada sederetan tombol dan slider dengan sensitivitas tinggi untuk mengatur AC 4 zone climate control-nya. Di dekatnya, bertengger tombol start/stop engine dari bahan metal di sisi kiri pengemudi, di belakang roda kemudi.

ac-bmw-seri-7

Paket menarik lain bagi pemilik BMW 740Li Pure Excellence adalah Ambient Air Package. Paket ini terdiri atas 7 macam pewangi interior yang terintegrasi dengan sistem saluran udara mobil ini, jadi saat membuka glove box depan, kita akan menemukan 2 kotak berisi modul pengontrol pewangi. Intensitas aroma wangi yang masuk ke kabin bisa diatur sesuka hati kita. Sepertinya hal ini sedang jadi tren baru di Eropa, mengingat Mercedes Benz dan Citroen juga menawarkan hal yang sama.

pengharum-bmw-seri-7

Saatnya berpindah ke kabin belakang, di mana ini adalah surga yang ditawarkan oleh BMW pada 7 series terbaru. Desain kursi belakangnya bisa membuat big boss yang duduk di belakang sangat rileks, juga bisa diatur secara individual melalui kontrol elektrik yang sudah dilengkapi memori. Sudah dilengkapi juga dengan lumbar support, dan pastinya ruang kakinya super lega, bukan main.

kabin-belakang-bmw-seri-7

Joknya dibungkus dengan bahan kulit Nappa, lengkap dengan perangkat keselamatan ISOFIX dan bantalan kepala yang sangat empuk dengan cetakan angka 7. Ini mengindikasikan kalau BMW 7 Series ini benar-benar mobil yang harus bisa dinikmati pemiliknya, khususnya saat duduk di belakang.

monitor-belakang-bmw-seri-7

Di samping itu, setiap penumpang di kursi belakang bakal dimanjakan dengan rear seat entertainment system berupa layar monitor 10 inci, Blu-Ray drive, jack untuk headphone dan input HDMI.

tablet-android-samsung-bmw-seri-7

Semua kontrol di kabin belakang, termasuk tirai blind samping dan belakang, AC, sistem pemijat pada kursi yang hanya ada di varian Pure Excellence, kontrol audio-video, ambience light dan lain-lain bisa diakses melalui tablet portabel 7 inci buatan Samsung yang ada di armrest tengah. Portabel, jadi tablet ini bisa dilepas dari armrest itu.

tablet-controller-bmw-seri-7

Saat dilepas dari armrest dan dipakai, penggunaannya tak ubahnya tablet PC biasa. Yang ini bakal menarik pada maniak teknologi yang ingin duduk di bangku belakang BMW 7 Series terbaru dan mengeksplorasi semua kemampuan teknologi yang dimilikinya.

panoramic-roof-led-bmw-seri-7

Untuk memberikan suasana khusus di kabin belakang, BMW memasang 2 panel atap kaca bertipe panoramic, tapi bukan panoramic roof biasa. Di dalamnya, tertanam 15.000 titik-titik LED kecil yang menampilkan pilihan warna yang anda kehendaki. Jadi saat melihat langit malam melalui kaca ini, seolah sedang melihat bintang-bintang bertebaran di angkasa. Romantis sekaligus fantastis.

Mesin dan Performa

Generasi keenam dari BMW 7 Series ini dilengkapi dengan mesin baru, yakni mesin 3.000 cc 6 silinder dengan Twin Scroll Turbocharger, High Precision Direct Injection, VALVETRONIC, dan Double VANOS. Transmisinya sendiri bertipe Steptronic dengan 8 percepatan. Ini adalah mesin yang sama dengan BMW 340i yang muncul di GIIAS kemarin.

bmw-seri-7-2015

Tenaga yang dihasilkan bisa mencapai 326 hp dan torsinya 450 Nm, sudah mulai terasa sejak 1.380 rpm. Akselerasi 0-100 km/jam-nya cukup 5,6 detik saja, dengan konsumsi BBM di angka 15,2 km/liter dan emisi sebesar 154 g/km. Tidak ada paddle shift di setirnya, tapi perpindahan gigi secara manual tetap bisa dilakukan di tuas transmisi Steptronic-nya.

tuas-transmisi-bmw-seri-7

Untuk pertama kalinya, BMW 7 Series sudah punya mode adaptif untuk Driving Experience Control-nya. Mode adaptif akan membiarkan mobil beradaptasi dengan jalan yang dilaluinya, perilaku berkendara supir, posisi transmisi –baik saat di D maupun di S – dan posisi setir.

adaptive-mode-bmw-seri-7

Suspensi BMW 7 Series ini sudah bertipe air suspension, bahkan punya dynamic damper control sebagai standar. Dia bisa menaikkan ground clearance mobil hingga 20 mm saat melintasi jalanan yang kasar atau menurunkan mobil hingga 10 mm saat dipacu di kecepatan tinggi. Suspensi otomatis bertipe dual axle ini menjamin kenyamanan maksimal bagi penumpang, tapi tetap mempertahankan kedinamisan berkendara.

Kesimpulan

Apa yang BMW lakukan pada 7 Series terbaru benar-benar menaikkan standar sebuah sedan premium full-size. Seperti para pendahulunya, selalu ada gebrakan di bagian fitur dan teknologi-teknologi canggih untuk mendominasi kelasnya. Dilengkapi sederet fasilitas canggih nan pintar seperti display key, pengontrol berupa tablet PC, atap kaca dengan LED dengan tetap mempertahankan kemewahan interiornya, detail yang cantik plus rapi, desain yang lebih dewasa tapi tetap menyuguhkan gaya BMW yang tak asing lagi. BMW 7 Series G11/G12 ini benar-benar bersinar di sektor kecanggihan teknologi dibandingkan rival-rivalnya.

peluncuran-bmw-seri-7

Dengan banderol sebesar 2,089 M Rupiah untuk tipe Executive dan 2,499 M Rupiah untuk tipe Pure Excellence, BMW 7 Series terbaru ini benar-benar penantang yang sangat kompetitif di segmennya, bahkan bisa jadi kandidat potensial bagi konsumen sedan mewah full-size di Indonesia yang suka mengikuti perkembangan teknologi tapi tetap tidak melupakan pengalaman ala first class saat melintasi jalanan. Apa pendapatmu? Sampaikan di kolom komentar!

First Impression Review dan Test Drive Hyundai Grand i10X oleh AutonetMagz

$
0
0

hyundai-grand-i10x

AutonetMagz.com – Demam crossover sekarang tak melulu soal membuat SUV kecil semacam Honda HR-V, Nissan Juke, Ford EcoSport dan beberapa kontestan lainnya, tapi mulai merambah ke mobil-mobil lain yang lebih layak disebut crossover wannabe. Contohnya banyak, bisa kita lihat di Nissan Livina X-Gear, Honda Jazz Twist, Hyundai i20 Active.

Melihat kemampuan styling crossover yang mampu menarik minat, Hyundai meluncurkan city car bergaya crossover pertama di Indonesia (abaikan Geely LC Cross), yakni Hyundai Grand i10X. Bagaimanakah impresi dan rasanya? Inilah First Impression Review Hyundai Grand i10X ala AutonetMagz!

Eksterior

Grand i10X sebenarnya adalah Grand i10 GL, bukan GLS yang merupakan varian termahal. Dengan membubuhkan sejumlah tambahan berupa lower protector hitam di bumper depan, lengkap dengan aksen skid plate. Foglamp-nya kini tidak jomblo lagi, karena sudah ditemani oleh LED DRL, namun untuk headlamp-nya tidak berubah sama sekali.

bumper-depan-hyundai-grand-i10x

Pada dasarnya, Hyundai Grand i10 sama sekali adalah sebuah mobil yang jauh dari kesan tangguh, terutama jika dilihat dari samping. Sebuah masalah? Tidak juga, ini kan city car, tapi saat ingin dibuat gaya crossover, harus tepat ubahannya agar tidak norak. Makannya, ada Rocker Shield (sejenis side body moulding) dan aksen door handle yang sama-sama berwarna hitam agar kesan kontras dan tough bisa mencuat.

bagian-samping-hyundai-grand-i10x

Sentuhan lain di bagian samping adalah stiker hitam –sekali lagi, itu stiker – yang dipasang di pilar C yang desainnya selaras dengan garis desain jendela mobil. Dengan sentuhan ini, muncullah kesan ala floating roof yang sedan jadi tren belakangan ini, sekaligus bisa membuatnya kelihatan lebih modern dan bisa mengikuti tren.

Yang kami hargai, Hyundai tidak hanya menempelkan body kit gaya crossover saja, lalu selesai. Lebih dari itu, mereka berpikir “kayaknya bakal total ubahannya kalau ground clearance-nya naik sedikit, apalagi untuk melibas jalan rusak.” Untuk itulah kini Grand i10X kini memakai karet bundar buatan Kumho yang lebih tebal daripada Grand i10 standar.

pelek-hyundai-grand-i10x

Dengan ukuran 175/70 R14, ground clearance-nya naik hingga 0,5 inci menjadi 167 mm, menjadikannya sebagai yang paling jangkung di kelasnya. Tak hanya itu, pelek 14 incinya kini memakai warna two tone Diamond Cut Polished Dark Grey, suatu detail yang jarang kita temui di kelas city car.

Beranjak ke belakang, bagian bawah bumpernya juga dilengkapi dengan lower protector hitam dan skid plate silver, ada muffler tip chrome serta roof spoiler dengan high-mounted stop lamp. Anda mungkin melihat ada roof rack yang menempel di atapnya pada foto sebelumnya, namun itu bukanlah hal standar pada Grand i10X, melainkan opsi tambahan yang bisa ditambah sendiri dengan ekstra budget.

hyundai-grand-i10x-belakang

Overall, secara eksterior Hyundai cukup mampu membuat Grand i10 yang tadinya tampil polos menjadi sedikit punya taji sebagai sebuah crossover wannabe. Mobil ini juga bakal menarik di jalan karena tak ada lagi city car yang standarnya sudah punya tampilan seperti ini (sekali lagi, abaikan Geely LC Cross).

Interior

Pada interior, Hyundai masih menerapkan desain dashboard dan pelapis yang sama seperti varian basisnya, yakni Grand i10 GL. Kursinya masih menggunakan bahan fabric, dan berbeda dengan varian GLS yang lebih mahal, kursi depan menggunakan model headrest yang menyatu seperti pada Suzuki Celerio atau Honda Brio. Kalau alasannya ingin mengangkat kesan sporty, pemakaian jok ini sangat tepat meski sedikit kurang dibanding tipe GLS karena headrest-nya tak bisa diatur.

dashboard-hyundai-grand-i10x

Lingkar kemudinya kini berlapis kulit, merupakan poin plus karena bisa meningkatkan grip dan nyaman untuk digenggam, tapi tidak ada audio steering switch control. Untungnya, Hyundai masih melengkapi Grand i10X dengan pengaturan tilt steering, jadi setidaknya posisi mengemudi yang lebih nyaman bisa dicapai.
Sejumlah fitur yang fungsional juga ditawarkan oleh Hyundai, Grand i10X otomatis akan mengunci pintu ketika kecepatan mencapai 20 km/jam, sistem serupa yang juga bisa kita jumpai pada Nissan Grand Livina.

head-unit-hyundai-grand-i10x

Sementara head unit-nya menggunakan spek Double DIN CD, MP3, USB dan Konektivitas Aux, bukan head unit berlayar sentuh seperti pada varian GLS. Speakernya berjumlah 4 buah, dengan satu set 6” 3-way system. Dashboard Grand i10X masih menggunakan bahan plastik keras dengan kombinasi warna two tone. Kualitas buatannya tergolong masih layak, mengingat mobil ini dibuat di India.

Pengaturan AC-nya masih menggunakan kontrol secara manual, mungkin di segmen ini sepertinya hanya Nissan March dan Mitsubishi Mirage yang memiliki sistem AC otomatis dengan layar digital, tapi setidaknya pengaturan ventilasi masih disertakan.

jok-hyundai-grand-i10x

Joknya memakai bahan kombinasi fabric dan vinyl dengan aksen two tone color. Meski nyaman dan empuk untuk diduduki, tapi jok ini tak punya pengatur ketinggian. Yah, paling tidak bahan ini mudah dibersihkan. Perlu diketahui, Grand i10X tidak punya pengaturan spion elektrik, kita harus menggerakkan tongkat ajaib di sudut pilar A untuk mengatur spion.

pengaturan-spion-hyundai-grand-i10x

Kabin belakang Grand i10X tak terlalu spektakuler. Tak ada adjustable headrest, seatbelt tengahnya masih 2 titik dan harus ditarik ulur secara manual, dan sandaran joknya tidak terpisah 60:40 atau 50:50, melainkan menyatu. Headroom dan legroom-nya memang bukan yang paling lega di kelasnya, tapi tidak sempit juga kok.

kabin-belakang-hyundai-grand-i10x

Kapasitas bagasinya juga lumayan, namun pelipatan jok belakangnya tak bisa menghasilkan ruang yang rata lantai. Di balik penutup lantai bagasinya, kita disiapkan dengan ban serep space saver yang berukuran kecil dengan pelek kaleng.

bagasi-hyundai-grand-i10x

Mesin dan Safety

Hyundai sama sekali tidak mengubah apapun dari mesin 1.250 cc D-CVVT bertenaga 87 PS dan torsi 12,2 kg-m milik Grand i10 GL, tapi Hyundai hanya menyediakan Grand i10X dengan transmisi manual saja. Alasannya, karena mayoritas konsumen yang membeli mobil ini tidak tinggal di tengah kota, agak sedikit ke daerah pinggir atau mungkin luar kota. Mereka lebih suka transmisi manual daripada otomatis, karena durabilitasnya jauh lebih baik dan relatif bebas perawatan.

mesin-hyundai-grand-i10x

Urusan safety, di sinilah kekurangan Grand i10X terekspos jelas. Tak ada airbag, tak ada ABS, EBD, dan banyak hal lain absen. Hanya Hyundai Reinforced Body Structure (HRBS) sebagai pertahanan utama kalau ada benturan, plus sabuk pengaman. Jika dibandingkan dengan Daihatsu Sirion misalnya, sangat kelihatan kalau Grand i10X ini sangat tertinggal, mengingat Sirion sudah punya airbag.

transmisi-manual-hyundai-grand-i10x

Kami memahami bahwa Hyundai harus menyunat beberapa fitur untuk menyesuaikan harga agar terjangkau dengan kocek konsumen, tapi kecenderungan ATPM di Indonesia untuk menyunat fitur safety benar-benar menjadi perhatian khusus bagi kami, karena sebuah mobil tak cukup hanya untuk membantu transportasi orang bepergian dari sini ke situ, tapi harus bisa melindungi sepanjang perjalanan kalau ada hal yang tidak diinginkan. Ini tak hanya untuk Hyundai, tapi untuk semua merek yang hobi melakukan sunatan massal.

Test Drive

Saat peluncuran, Hyundai mengajak para perwakilan media untuk mengikuti sesi defensive driving memakai Grand i10X, menunya adalah bagaimana cara mengerem dengan atau tanpa ABS serta latihan slalom. Di sinilah kami mendapat kesempatan untuk mencari tahu, seberapa besar bedanya rasa pengendaraan antara Grand i10 GLS dan Grand i10X yang sama-sama ditawarkan sebagai unit tes.

test-drive-hyundai-grand-i10X

Performa mobil ini cukup bagus, masih responsif di putaran mesin bawah dan gigi rendah, dipadu dengan kopling yang enteng, sepertinya tak akan terlalu bikin betis kiri jadi kekar saat berkutat dengan macetnya jalanan. Perpindahan giginya presisi, jauh lebih mantap daripada transmisi manual Daihatsu Sirion yang pengoperasiannya kasar dan terkesan kurang rigid.

Apa yang kami suka adalah kelincahan dan minimnya body roll mobil ini. Sirion terasa gesit, tapi suspensi terasa sedikit goyah dalam kecepatan tinggi, Grand i10X terasa lebih lincah dan lebih kaku dari Sirion. Dengan penggunaan profil ban yang lebih besar, rasanya i10X lebih nyaman dalam melewati lubang jalanan dibandingkan dengan Grand i10 GLS yang menggunakan profil ban tipis.

Hyundai Grand i10X Test

Kemudinya terasa akurat, tapi penyakit dari MDPS – lebih tepatnya, penyakit power steering elektrik hampir semua mobil – adalah minimnya feel berkendara. Setirnya tergolong enteng, malah sangat enteng. Mungkin ini memudahkan di kepadatan dalam kota atau saat parkir, tapi kami lebih suka kemudi yang masih ada feel-nya, karena lebih mantap dan komunikatif.

test-slalom-hyundai-grand-i10x

Secara keseluruhan, handling mobil terasa cukup baik, peredaman suspensi nyaman tapi masih cukup handal untuk bermanuver cepat di tengah lalu lintas. Mesinnya juga cukup responsif untuk mobil seukuran ini, membuatnya jadi salah satu pilihan yang baik untuk lalu lintas dan kondisi jalan Indonesia.

Kesimpulan

Berkat gaya crossover, mesin yang handal dan setelan suspensi yang tepat berikut transmisi manual halus nan presisi yang menghadirkan rasa berkendara yang bagus, Hyundai Grand i10X memiliki gaya dan pengendaraan yang tak bisa disamai mobil manapun di kelasnya. Akan tetapi, sunatan massal di fitur safety yang hanya mengandalkan kekuatan struktur bodi dan sabuk pengaman jelas membuatnya susah berkompetisi di pasaran dan melawan Honda Brio, Toyota Etios, Suzuki Celerio dan Daihatsu Sirion.

Kami pikir ini adalah masalah umum mobil-mobil Hyundai dan sejumlah merek lain, karena mereka harus menanggung biaya impor dan pajak sehingga memaksa mereka untuk menyunat fitur mobil mereka, dan harus berjuang melawan merek Jepang yang rata-rata punya pabrik perakitan mobil di Indonesia.

wallpaper-hyundai-grand-i10x-depan

Dengan banderol harga 155,500 juta Rupiah, ia 350 ribu lebih murah daripada Daihatsu Sirion tapi masih lebih mahal daripada Brio E matik. Hyundai Grand i10X baru cocok untuk orang yang suka styling crossover, butuh ground clearance tinggi untuk menghadapi jalan jelek, menikmati asiknya berkendara dengan sebuah city car yang fun to drive, dan tidak keberatan jika tak ada fitur keselamatan selain seatbelt.

Apa anda termasuk orang-orang seperti itu? Sampaikan opinimu tentang Hyundai Grand i10X di kolom komentar!

Ini Foto Lengkap All New Pajero Sport 2015 + First Impression Review

$
0
0

All New Pajero Sport 2016Jakarta, AutonetMagz – Mungkin Mitsubishi sudah gerah dengan peluncuran Toyota Fortuner yang berhasil memikat banyak para pecinta SUV berbasis ladder frame di akhir bulan Juli silam, meskipun mobil ini belum diluncurkan, Mitsubishi sudah berani mengumbar secara detail The All New Mitsubishi Pajero Sport yang mengusung tema “Designed for Perfection”. Gambar ini di dapatkan dari sebuah forum Mitsubishi Pajero Sport yang ada di Thailand.

Kami sudah tidak curiga sebenarnya jika Mitsubishi akan segera membocorkan foto, spesifikasi dan model-model dari Pajero Sport terbaru, karena dalam bisnis, kita terkadang harus segera memberikan lebih dari teaser untuk membuat calon pembeli menahan keinginannya untuk menunggu membeli produk kompetitor dan menunggu produk mereka diluncurkan, dan benar saja, ketika melihat foto All New Pajero Sport, kami rasa mobil ini adalah produk yang bisa membuat orang sedikit bersabar untuk menunggu dan membandingkannya sebelum mempertimbangkan mengambil All New Toyota Fortuner.

All New Pajero Sport 2015 Headlight

Hal pertama yang kami sadari ketika melihat mobil ini secara mendetail, ternyata lampu depan All New Pajero Sport belum menggunakan LED DRL, ia hanya dilengkapi dengan lampu LED positioning lamp yang membentuk tarikan garis dinamis. Dibalik lensanya, kita akan menemukan projection headlamp dan lampu sein mengikuti lekukan grille, dan… hey! sepertinya potongan garis grille yang masuk ke dalam lampu depan itu juga berfungsi sebagai headlamp washer yang bisa menyemprotkan air agar lampu depan bersih.

All New Pajero Sport 2015 Spion

Kami sangat senang melihat bagian spionnya yang dilengkapi dengan Blind Spot Monitoring System dan di bagian bawahnya ada sebuah bundaran yang berfungsi sebagai mata ketiga pengemudi. Yap, mobil ini sudah dilengkapi dengan All Round Monitor seperti halnya Nissan X-Trail terbaru. Hanya saja ini lebih lengkap karena ada BSMnya.

All New Pajero Sport 2015 Velg

Agar tampak lebih kekinian, All New Pajero Sport juga dilengkapi dengan velg  yang menganut model two tone color dan desain futuristik. Masih menggunakan 6 buah lubang baut seperti pendahulunya, dan mobil ini sudah menggunakan 4 buah rem cakram pada ke-empat rodanya. Kemungkinan besar, varian Indonesia juga akan menggunakan ban Bridgestone Dueler H/T seperti yang ada di Thailand.

All New Pajero Sport 2016 Rear

Tidak seperti bagian depannya yang futuristik, sporty dan mengagumkan, model belakang dari Mitsubishi Pajero Sport 2015 ini justru membuat anda anti-klimaks, sampai sekarang saya masih belum bisa mencerna desain belakang Pajero Sport yang memiliki lampu dan lekukan aneh seperti itu. Oh, mungkin kalau dilihat-lihat lagi, desainnya seperti Honda CR-V yang memiliki tarikan lampu terbalik. Padahal menurut saya, bagian terbaik pada Pajero Sport model yang ada saat ini justru ada pada desain belakangnya yang tajam.

All New Pajero Sport 2015 Interior Dashboard

Masuk ke bagian interior, kita akan menemukan bentuk interior yang bagus meskipun hanya berbeda sedikit dibandingkan dengan model Mitsubishi Strada Triton meskipun chromenya agak sedikit overkill dan head unitnya seperti head unit aftermarket, tidak indash seperti model sebelumnya yang lengkap dan memiliki MID ala-ala off roader Paris Dakar.

All New Pajero Sport 2015 Speedometer

Mari kita bahas mulai dari setir mobil ini, setir Mitsubishi Pajero Sport terasa mewah dan canggih karena tombol-tombolnya sangat lengkap untuk tipe paling tinggi ini. Lihat saja mulai dari tombol-tombol kontrol audio yang sangat lengkap, cruise control, lalu dibawah cruise control juga ada tombol untuk mengatur MID dan dibalik kemudi juga kita menemukan paddle shift.

All New Pajero Sport 2015 Head Unit

Seperti yang sudah kami katakan, head unit Mitsubishi Pajero Sport seperti head unit aftermarket, tapi tidak apalah karena cukup canggih. Menurut spesifikasi yang dibocorkan, head unit ini akan memiliki MID dengan info lengkap seperti model sebelumnya untuk kebutuhan off-road ala-ala, all round view monitor, bluetooth, DVD player, aus in, USB, GPS Navigasi dan mirroring miracast untuk menghubungkan layar smartphone.

All New Pajero Sport 2015 4WD

Akhirnya tongkat transfer case untuk selector 4WD hilang di mobil ini dan berganti menjadi tombol putar yang canggih seperti kompetitornya. Kita mendapatkan 4 mode mulai dari 2H, 4H, 4HLc dan 4LLc untuk medan yang lebih ekstim, lalu juga ada Hill Descent Control untuk menjaga traksi saat berjalan menurun, lalu di sebelahnya ada pilihan mode traksi mulai dari Snow, Rock, Sand dan Tarmac. Disebelahnya lagi kita juga sudah mendapatkan eletronic parking brake. War byasah!

All New Pajero Sport 2015 Roof Mounted

Di bagian belakangnya kita akan mendapatkan entertainment mounted roof seperti halnya mobil-mobil Nissan, tapi kami sebenarnya tidak suka hal ini mengingat AC double blower yang berada di atas plafon ini hilang. Eh tapi tenang saja, karena AC double blowernya masih ada meskipun pindah ke samping kanan kursi baris ketiga seperti Pajero Sport tahun 2009 silam. Ya lumayan lah ya daripada nggak ada, semoga untuk model Indonesia AC double blowernya dipindah ke atas meskipun harus mengurangi layar monitor di bagian atas.

Eits, tidak selesai sampai disitu, kita juga mendapatkan kaca spion belakang dengan auto dimming yang bisa mengurangi intensitas pantulan cahaya jika mobil disorot oleh lampu dim di malam hari.

All New Pajero Sport 2015 Desain

Nah, bagagimana dengan spesifikasi dan fitur-fiturnya? Tunggu di artikel berikutnya ya, kita akan ulas dan bandingkan dengan kompetitor-kompetitornya. Yang pasti, All New Pajero Sport ini lebih menjanjikan dan bisa menjadi pesaing serius bagi Toyota Fortuner baru dan Ford Everest yang akan segera diluncurkan di GIIAS ini.

 

First Impression Review Suzuki Ertiga Facelift 2015

$
0
0

Harga fitur review Ertiga baru 2015 faceliftJakarta, AutonetMagz – Untuk pertama kalinya kami melakukan first impression review sebuah produk otomotif yang belum diluncurkan ke pasar, namun data dan unitnya sudah kami lihat secara langsung melalui salah satu Autonet Fans yang mengirimkan foto serta impresinya kepada redaksi kami. Jika kemarin sedang ribut-ribut Toyota Avanza baru, Suzuki juga punya jagoan yang baru saja mendapatkan update penampilan yang tidak bisa dianggap enteng.

Agar tidak banyak bertele-tele, dan pastinya anda sudah tidak bersabar bukan, untuk mengulas mobil ini lebih dalam, kalau begitu langsung saja kita review Suzuki Ertiga GX dan GL manual!

Desain

Review-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Ubahan yang dilakukan terhadap Suzuki Ertiga sebenarnya tidak banyak, lampu depannya masih sama, kap mesinnya juga masih sama seperti model pendahulunya, karena facelift ini bukanlah facelift besar-besaran seperti halnya Nissan Grand Livina di tahun 2013 silam dan Toyota Grand New Avanza terbaru yang diluncurkan hari Rabu mendatang.

Karena hanya sebatas facelift ringan, atau biasa disebut minor change perbedaannya ada pada grille depan yang kini menjadi lebih tipikal Suzuki dan bumper depan baru dengan housing fog lamp yang lebih besar dan lebar dengan lekukan garis yang berotot. Khusus untuk tipe GX, kita akan mendapatkan chrome di bagian atas housing foglampnya.

Grille-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Untuk tipe GX, selain ia mendapatkan chrome pada housing foglampnya, ia juga mendapatkan cover spion dengan lampu sein seperti Toyota Avanza, dan kami suka dengan model cover spionnya yang tidak diberikan tambahan chrome dan memiliki gagang yang menempel pada bodi pintu, bukan lis kaca pintu seperti Avanza atau Mobilio. Tapi di tipe GL kini lampu sein pada spion di hilangkan, tidak seperti pada versi sebelumnya.

Sisanya, rasanya tidak ada perbedaan lagi dari sisi depan kecuali hal yang telah kami jabarkan. Oke, karena tidak ada yang bisa kita bahas lebih dalam, mari lanjut ke bagian belakangnya.Rear-Reflector-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015

Melihat bagian belakang mobil ini rasanya Dejavu, karena bocoran Toyota Avanza sudah hadir lebih dulu menggunakan reflektor yang menyambung dengan garnish chrome plat nomor belakang. Namun bedanya jika Avanza mengalami perubahan pada kombinasi lampu belakangnya, di mobil ini sama sekali tidak ada ubahan.

Ubahan lain juga ada pada model bumper belakang baru yang sedikit berbeda dibandingkan dengan model sebelumnya, ditambah lagi kita akan mendapatkan 2 buah sensor parkir yang sudah menjadi fitur standar mulai dari tipe GL hingga GX. Terakhir, desain velg mobil ini juga mendapatkan ubahan desain yang lebih mewah karena memiliki palang yang lebih banyak, hanya saja seharusnya di tipe tertinggi, Suzuki harusnya memberikan velg two tone color seperti Avanza Veloz agar terkesan beda dengan tipe dibawahnya.

Interior

Interior-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Masuk ke dalam Interior Suzuki Ertiga rupanya tidak seperti bocoran yang pertama kami dapatkan. Warna dashboardnya masih sama, motif joknya juga masih sama, dan fiturnya pun masih sama dengan model sebelumnya. Lupakan fitur-fitur canggih seperti AC digital dengan climate control dan push start stop engine button.

Lantas apa perbedaannya? Mudah saja, kita akan mendapatkan model setir baru dengan lingkar kemudi berwarna coklat gelap, sebelumnya setir mobil ini memiliki warna cerah yang mudah sekali kotor karena pemakaian sehari hari.Setir-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Tidak hanya warna setir saja yang diubah oleh Suzuki, namun warna tuas perseneling juga diubah menjadi coklat gelap, dan tuas rem tangan juga dibuat seperti itu agar tidak rentan dengan kotoran. Sisanya masih sama tipikal Ertiga model non facelift yang memang interiornya sudah bagus meskipun tidak ada ubahan signifikan seperti halnya interior Avanza Grand New. Di belakang rem tangan, kita juga mendapatkan sebuah console box untuk menyimpan barang.

Masih seputar dashboard, tuas AC, speedometer, ruang penyimpanan di mobil ini tidak ada yang diubah oleh Suzuki. Namun ada satu hal yang diubah oleh Suzuki, namun ubahan itu tidak akan kita sadari kalau kita tidak memperhatikannya secara detail.

Head-Unit-SuzukI-Ertiga-FaceliftCoba perhatikan dengan detail, adakah yang berubah dari head unit Suzuki Ertiga? Bentuknya masih sama, peletakan tombol-tombolnya masih sama, dan fiturnyapun masih sama, masih bisa memutar MP3 dan USB, dan head unit ini juga masih belum bisa menggunakan AUX In untuk memutar musik. Lantas apa yang berbeda?

Menyerah? Oke, perbedaannya ada pada layar head unitnya yang kini memiliki frame berwarna coklat dengan lekukan ke dalam agar tampak lebih….. Hmmm…. saya justru nggak ngerti kenapa head unitnya dibuat memiliki perbedaan seperti itu, versi sebelumnya seolah memiliki layar datar, padahal secara fungsi dan fitur, head unit mobil ini masih sama persis hanya berbeda di bentuk layar. Meskipun begitu, kami yakin kualitas suara audio Suzuki Ertiga pasti menurun karena hilangnya tweeter di tipe GX sekalipun. Tapi bagaimanapun juga dashboard Suzuki Ertiga tetap terasa lebih mewah dan memiliki kualitas material yang lebih baik dibandingkan dengan kompetitornya.

Door-Trim-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Seperti yang kami bilang bahwa mobil ini memiliki motif jok yang sama dan warna yang sama, begitupula dengan door trimnya yang masih sama saja dengan model sebelumnya. Lantas apa yang berbeda dibandingkan dengan model sebelumnya? Tentunya ada di tempat pengemudi berada dong sob.

Pertama, Suzuki mengupdate power window pengemudi mereka yang tadinya hanya memiliki fitur auto down saja, kini menjadi auto up juga. Begitupula dengan bagian spion luar yang kini mendapatkan power retractable mirror untuk tipe GX. Nah, akhirnya ada juga peningkatan fiturnya, karena dari tadi hanya berganti model dan warna saja.

Kursi-Belakang-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Masih penasaran dengan ubahan warna yang diberikan Suzuki pada trim joknya? Ya, Suzuki mengubah warna jok mobil ini dari Beige menjadi Elegant Beige. Lantas apa itu elegant beige? Ternyata elegant beige itu adalah kursi yang dengan warna dan motif yang sama, namun memiliki warna abu-abu di balik kursi terakhir agar tidak cepat kotor ketika dilipat dan dipenuhi oleh barang bawaan. Oh, tak kira apa toh…. Cuma bahasa marketing rupanya. Oh ya, karpet dasar mobil ini juga ikut berubah menjadi abu-abu seperti halnya bagian belakang kursi baris terakhir.

Namun harus mengapresiasi mengingat Suzuki Ertiga merupakan MPV yang memiliki fungsionalitas yang sangat baik karena kursi baris ketiganya bisa dilipat rata lantai hingga kursi baris kedua, fitur ini hanya anda dapatkan di Suzuki Ertiga dan Nissan Grand Livina saja. Namun yang lebih asik lagi, kini Suzuki membuat kursi baris ketiga menjadi individual, karena antara kursi bagian kanan dan kirinya kini terpisah dan bisa dilipat secara terpisah pula.

Mesin

Mesin-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Suzuki ini agak unik, dimana kompetitornya memberikan mesin baru yang lebih bertenaga pada varian faceliftnya, Suzuki Ertiga justru mendapatkan mesin yang sama. Maksudnya bukan mesin yang sama itu jelek, tapi mengapa tenaganya harus disunat menjadi 92 Ps saja dari yang sebelumnya 95 Ps. Adapun tenaga tersebut dicapai di putaran mesin yang sama dengan sebelumnya, tapi rasio final gearnya direvisi. Padahal Avanza mendapatkan kenaikan tenaga yang signifikan menjadi 96.5 atau 97 Ps untuk varian mesin 1.300 ccnya. Duh!

 

Fitur dan Safety

Dashboard-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015Kini Suzuki Ertiga telah dilengkapi dengan dua buah Airbags di semua model seperti halnya Toyota Avanza, selain itu tidak ada fitur keselamatan atau keamanan baru di mobil ini mengingat mobil ini sudah cukup lengkap dibandingkan dengan model di kelasnya. Contoh seperti side impact beam, rem ABS dan immobilizer sudah ada di mobil ini sejak pertama kali diluncurkan. Hanya saja seharusnya Suzuki menambah kursi ISOFIX dengan top tether agar lebih aman untuk membawa anak bayi.

Soal Fitur, mobil ini menambah 3 buah fitur yang terdiri dari auto up and down power window pada kursi pengemudi, power retractable mirror di tipe GX dan rear parking sensor di tipe GL dan GX. Sayangnya Suzuki Ertiga tipe GX harus kehilangan dua buah tweeter yang berfungsi untuk memberikan suara treble yang pas. Sisanya tidak ada yang berbeda dibandingkan model sebelumnya

Kesimpulan

New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015

Suzuki Ertiga memang tidak mendapatkan ubahan spektakuler dan luar biasa, bahkan penampilan eksteriornya juga tidak tambah keren sih menurut saya, tapi yang penting mobil ini berubah, dan terlihat berbeda dengan model sebelumnya. Ditambah semua tipe sudah memiliki airbag dan beberapa material yang mudah kotor seperti setir, tuas transmisi dan rem tangan menjadi lebih gelap.

Tapi mengapa pada facelift mobil ini, justru Suzuki Ertiga mendapatkan downgrade di sektor audio tanpa twitter dan tenaga mesin yang berkurang 3 PS, padahal seharusnya yang namanya facelift itu bertambah, bukan berkurang.

Rear-Garnish-New-Suzuki-Ertiga-Facelift-2015

Nah, bagaimana pendapatmu tentang Suzuki Ertiga terbaru? Kalau menurut kami sih Suzuki Ertiga tanpa mendapatkan facelift pun sebenarnya sudah bisa menjadi salah satu pilihan terbaik, namun seharusnya bisa lebih baik lagi jika mendapatkan fitur-fitur yang bersifat plug and play dengan Suzuki Swift seperti AC digital dan Push Start Stop Engine Button, karena kalau sudah dipasangkan di mobil ini, Suzuki Ertiga pasti menjadi LMPV tercanggih di kelasnya.

First Impression Review All New Mitsubishi Triton 2015 with Video

$
0
0

Review Mitsubishi Triton baru 2015 AutonetMagzAutonetMagz.com –Sebagai mobil yang menjadi benchmark para pengguna double cabin untuk keperluan pertambangan dan kerja rodi lainnya di Indonesia, Mitsubishi sangat bangga karena memiliki Triton. Sejak tahun 2002, ia adalah mobil pekerja yang bisa mempertahankan image tangguh merek berlogo tiga berlian ini. Selain untuk pekerjaan tambang, ada segelintir orang yang berminat memakai double cabin ini untuk keperluan hobi atau pemakaian dalam kota.

Akan tetapi, pasar double cabin sekarang tidak sepi pesaing. Sebut saja Toyota Hilux, Nissan Navara, Mazda BT-50, Isuzu D-Max dan Ford Ranger yang sudah bertahun-tahun berusaha menendang Triton dari singgasananya. Untuk itu, Triton pun berbenah, model baru sudah jadi dan ia kini siap bercengkrama dengan bumi Indonesia. Apa sih plus minus mobil ini? Yuk kita cari tahu bersama.

Eksterior

Pertama kali melihatnya, faktor selera benar-benar berperan penting dalam menilai Triton ini enak dilihat atau tidak, khususnya untuk varian Exceed dan GLS yang grilnya chrome semua. Itu membuat Triton jadi sedikit imut untuk sebuah double cabin yang seharusnya gagah. Khusus varian Exceed, fog lamp-nya sudah dilengkapi bezel sebagai hiasan. Berbeda dengan varian termahal Triton di Thailand, di sini kita tidak mendapat projector headlamp di varian termahal yang dijual oleh PT. KTB selaku APM Mitsubishi.

front-fascia-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Ada sedikit isu juga mengenai celah panel antara gril dan kap mesin, karena panel gap-nya lumayan besar sehingga kap mesin terkesan seperti tidak tertutup rapat. Apa sengaja didesain seperti ini, atau Mitsubishi kehabisan bahan untuk membuat celah tersebut menjadi lebih rapat? Entahlah, tapi apa perlu kami patungan membelikan jamu sari rapet untuk Triton agar panel gap antara kap mesin dan gril depan bisa lebih rapat?

over-fender-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Dari samping, ada tambahan over fender untuktipe GLS dan Exceed, namun kalau anda masih ingin ditambah chrome, ada chrome door handle serta cover spion chrome yang lengkap dengan lampu sein dan auto folding. Pelek 16 incinya memiliki desain baru, tapi wheelbase-nya diperpendek agar turning radius mobil ini makin kecil.

mitsubishi-triton-2015-indonesia-samping

Di lain sisi, pengurangan wheelbase membuat overhang belakang sedikit kepanjangan, tapi Mitsubishi mengklaim ini tidak akan membuat bagian belakangnya gasruk saat melibas tanjakan. Untuk membantu anda yang bertubuh pendek naik ke kabinnya, tipe Exceed sudah mendapat side footstep dalam kondisi standar.

bak-belakang-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Bak belakang Triton mengalami pembengkakan, yakni makin panjang 195 mm untuk yang double cabin dan 45 mm untuk yang single cabin. Kualitas bahan pelapis bak belakangnya bagus, tidak mudah tergores dan cukup solid. Selain bisa untuk mengangkut hasil tambang, masih oke juga untuk mengangkut motor trail adventure, quadbike/ATV atau sepeda gunung.

mitsubishi-triton-2015-indonesia-belakang

Di bagian buritan, ada footstep baru seperti yang kita temukan pada bagian samping Triton, berikut handle pembuka berlapis chrome dan desain lampu baru yang cukup mengundang perdebatan antara suka atau tidak.Oke, mungkin eksteriornya masih tergantung selera masing-masing antara bagus atau tidak, tapi yang jelas perubahan luarnya sudah sangat kentara disbanding generasi sebelumnya.

Interior

Bukalah pintu baris depannya, kita akan menemukan desain interior baru dengan aura yang mengarah ke gaya simpel dan tidak banyak tarikan garis yang rumit. Sekedar info, desain dashboard-nya bakal 80% mirip dengan All New Mitsubishi Pajero Sport yang belum lama diluncurkan di Thailand, tapi ada perbedaan di desain setir, doortrim dan beberapa detail lainnya.

mitusbishi-all-new-triton-interior

Bicara material, kami tidak akan berharap menemukan material premium nan lembut, karena ini kan double cabin, jadi harus tough. Benar sih, material dashboard-nya masih menggunakan bahan plastik, tapi ketika diteliti, ini tidak terlihat murahan karena terkesan tebal dan rigid. Bahan pelapis joknya berbeda-beda, yakni bahan vinyl untuk tipe HDX, fabric untuk GLS dan kulit untuk Exceed. Nah, yang anda lihat ini interior tipe Exceed, ia punya jok kulit dengan tulisan Triton timbul di sandarannya.

setir-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Melihat area setirnya saja, kami sudah ngeh kalau ada banyak sunatan fitur yang dilakukan, bahkan untuk tipe termahal. Setir yang desainnya sama dengan Mitsubishi Mirage ini sangat polos tanpa tombol lain selain klakson, padahal di luar sana setir ini ramai dengan tombol pengontrol audio dan cruise control. Yah, setidaknya masih ada dual airbags untuk semua varian.

electric-mirror-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Lihat lebih lanjut ke area kanan setir, ada tombol-tombol untuk mengatur spion elektrik, tapi sudah, hanya itu saja. Banyak sekali slot tombol yang hilang, utamanya tombol start-stop engine dan peranti keselamatan aktif elektronik seperti stability control. Panel instrumennya sederhana, namun komplit dengan MID yang bisa menampilkan berbagai info tentang kendaraan. Kini, setir Triton bisa disetel naik-turun dan maju-mundur, jadi sangat fleksibel.

head-unit-jvc-mitsubishi-strada-triton-2015-indonesia

Kita tidak akan mendapatkan head unit dengan layar monitor, GPS, kamera parkir dan beberapa fasilitas lain seperti kebanyakan passanger car, melainkan head unit double din JVC. Meski begitu, apa yang dibawanya tak bisa dibilang kosongan. Sebut saja konektivitas iPod, USB, AUX dan Bluetooth sehingga bisa dihubungkan dengan smartphone anda, baik untuk memainkan musik atau melakukan fungsi telepon.

glovebox-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Di bagian bawah head unit, ada panel AC digital dan sudah punya mode auto climate control. Kami suka dengan glovebox Triton Exceed karena memiliki mekanisme bukaan yang sama dengan Outlander Sport. Saat dibuka, ia jatuh perlahan sehingga terkesan mewah, bukannya langsung terjatuh dan tak bisa bangkit lagi. Kapasitasnya pun lumayan, cukuplah untuk menyimpan barang-barang seperti tablet PC atau hal lainnya.

tuas-transmisi-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Area tuas transmisi matik pada Triton dilabur warna piano black yang mewah, dan ia sudah punya mode manual 5 percepatan. Kepraktisannya boleh juga untuk sebuah double cabin, ada tempat penyimpanan untuk smartphone di depan tuas transmisi, tempat kacamata di atap dan 2 buah cup holder di dekat rem tangan. Di belakang tuas transmisi, ada selektor 4WD model putar.

selektor-4wd-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Tak hanya glovebox-nya, center console box pada Triton juga sangat bagus. Penutupnya tebal dan rigid, tidak mudah jatuh bahkan saat posisinya miring. Seperti Outlander Sport, ia punya storage berlapis, di mana lapisan atas cukup buat menaruh HP dan lapisan yang lebih dalam bisa buat menyimpan barang lain. Sayangnya, ia tidak bisa dijadikan armrest bagi pengemudi karena bentuknya kurang panjang dan tinggi, sehingga tidak begitu menyokong dengan baik.

center-console-box-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Posisi mengemudi Triton cukup ideal bagi rata-rata orang Indonesia. Tidak ada jok elektrik memang, tapi pengaturan jok pengemudi sudah memenuhi standar dengan adanya fungsi sliding, reclining dan height adjuster. Seatbelt-nya pun sudah komplit dengan height adjuster. Untuk itu, kami acungkan 2 jempol bagi Triton dalam hal fleksibilitas bagi kenyamanan pengemudi karena ia memiliki pengaturan jok, setir dan sabuk pengaman yang komplit.

jok-kulit-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Saatnya pindah ke kabin belakang. Duduk di kabin belakang Triton sebenarnya cukup nyaman. Sandaran joknya memang tidak bisa serebah sedan, hatchback atau MPV, tapi kalau dibandingkan double cabin lainnya, ia lumayan oke karena posisinya tidak terlalu tegak. Jika jok depan disetel sangat mundur, penumpang setinggi 175 cm tidak akan punya legroom sama sekali, tapi jika jok depan dalam posisi normal, legroom dan headroom penumpang belakang masih tergolong sip.

mitusbishi-all-new-triton-kabin-belakang

Kami tidak merekomendasikan kabin belakangnya untuk diisi lebih dari 2 orang dewasa, karena headrest-nya hanya ada 2. Kepraktisan kabin belakang hanya diwakili oleh armrest tengah yang dilengkapi cup holder dan kantong pada sandaran jok depan, selain itu tidak ada lagi. Jika kita membuka sandaran jok belakang, terlihat tempat penyimpanan rahasia untuk menaruh dongkrak atau peralatan darurat lainnya.

hidden-storage-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Mesin

Sama seperti Triton spek Malaysia, mesin turbo diesel 2.500 cc DI-D commonrail masih jadi andalan. Mesin berkode 4D56 ini punya beberapa pilihan output, yakni 110PS/20,4 kg.m (HDX), 136 PS/33,1 kg.m (GLS) dan 178 PS/40,8 kg.m (Exceed). Versi Exceed bisa menjadi yang paling bertenaga karena ada revisi di sistem Variable Geometry Turbo (VGT)-nya, sementara versi GLS tidak pakai teknologi VGT. Khusus Exceed matik, ada penyempurnaan di grafik torsi agar kemampuan off road-nya bisa menyamai Exceed manual.

mesin-mitsubishi-triton-2015-indonesia

Mitsubishi pun mau menjawab kenapa mesin 2.400 cc DI-D commonrail VGT baru yang ada di spek Thailand tidak menjadi jantung Triton baru di Indonesia. Karena pasar terbesar Triton datang dari sektor fleet di mana mereka sudah percaya dengan performa mesin lawasnya, mereka tetap menggunakan mesin lama dengan penyempurnaan di bagian ini-itu, karena selain kehandalannya sudah terbukti, suku cadangnya juga gampang didapat jika terjadi apa-apa.

Di samping mesinnya, ada revisi pada suspensi. Suspensi depan kini ukurannya lebih besar supaya lebih tahan banting, begitu pula dengan per daun di belakang yang kekuatannya dinaikkan. Body mounting rubber-nya pun membesar 119% dibanding yang lama.

mitsubishi-triton-2015-grey

Kami sudah merasakannya waktu pereli kebanggaan kita, Rizal Sungkar memacu mobil ini di trek reli yang sudah disiapkan dan kami nebeng di bangku penumpang depan. Laju dan pengendaliannya tidak serasa membawa Triton, rasanya beliau seperti menyetir Lancer Evolution RS saja. Ah, rasanya belum afdol kalau kami tidak mencobanya sendiri, semoga kami dapat membuat video reviewnya.

Kesimpulan

Melalui first impression review ini, kami rasa Triton adalah double cabin yang benar-benar menjual daya tahan sebagai ujung tombaknya, karena Mitsubishi lebih banyak bermain di balik kap mesin dan konstruksinya. Meski begitu, menu pemanja ala passanger car pada umumnya juga tak bisa dibilang remeh, karena dengan hadirnya dual airbags, ABS+EBD, head unit dengan berbagai konektivitas, jok kulit, kepraktisan lumayan dan AC otomatis di tipe Exceed, menggunakan Triton sebagai mobil harian tidak akan menimbulkan masalah berarti soal kenyamanan dan kelengkapan.

mitsubishi-triton-2015-double-cabin-indonesia

Tapi bukan berarti ia tak punya beberapa hal yang bisa disebut sebagai kekurangan. Desainnya menurut kami masih sangat mengundang pro dan kontra, bakal ada yang suka dan tidak, apalagi penggunaan unsur chrome di tipe Exceed terkesan agak berlebihan. Fiturnya pun sebenarnya masih kalah dibanding top of the line double cabin kompetitornya ,Nissan Navara NP300 misalnya yang punya fitur berlimpah di tipe termahalnya seperti LED DRL, head unit touch sreen, stability control, traction control, hill start assist, traction control dan lain-lain. Belum lagi mesin Navara NP300 tenaga dan torsinya lebih besar, 190 PS dan 450 Nm.

Tapi karena Mitsubishi bilang mereka akan menargetkan tipe HDX double cabin yang paling kosongan sebagai tipe terlaris, jadi kami rasa Mitsubishi tak terlalu khawatir dengan kekurangan yang kami sebutkan tadi. Karena mayoritas konsumen mereka datang dari dunia pertambangan dan perkebunan, fitur-fitur tadi belum tentu jadi pertimbangan utama mayoritas konsumen Triton. Yang penting saat pak bos main ke site pertambangan, ia melihat armadanya sudah diremajakan tanpa perlu adanya biaya ekstra buat perawatan karena mesinnya masih sama dengan sebelumnya.

Urusan harga, PT. KTB mematok harga mulai 289 juta hingga 403 juta rupiah dengan 5 pilihan warna, sudah dalam kondisi on the road Jabodetabek. Bagaimana menurutmu mengenai plus dan minus All New Mitsubishi Triton 2015 ini? Sampaikan opinimu di kolom komentar!

Agar lebih jelas, simak video review Mitsubishi Triton baru dibawah ini.


First Impression Review Daihatsu Great New Xenia R Sporty

$
0
0

Review Xenia baru Daihatsu Great New Xenia 2015AutonetMagz.com – Sudah kepalang banyak bocorannya, pada akhirnya Astra Daihatsu Motor yang merupakan APM Daihatsu di Indonesia meluncurkan Xenia terbaru yang diberi nama Great New Xenia. Tanpa ada maksud untuk menyamai Toyota Great Corolla yang sampai sekarang masih banyak yang minat, Daihatsu ingin menyampaikan kalau ubahan yang mereka lakukan di Xenia baru itu memang “great”, karena ubahannya mencakup sektor bodi, kabin hingga mesin.

Memang se-great apakah usaha Daihatsu dalam memoles Xenia sehingga sekarang namanya jadi Great New Xenia? Mari kita kupas dalam First Impression Review Daihatsu Great New Xenia oleh AutonetMagz.

Eksterior

Mukanya Honda HR-V banget,” begitulah kira-kira reaksi pertama kebanyakan orang saat menyimak bocoran foto MPV kembaran Avanza ini. Ya begitulah, perubahan muka dengan lampu sipit dan gril menganga lebar memang mirip dengan desain solid wing face milik Honda modern. Tapi karena ini bukan Honda, jadi kami sebut spicy wing face saja. At least, kalau ingin wajah Honda HR-V tapi kantong cekak, dengan setengah harga Honda HR-V saja anda bisa memilikinya di Great New Xenia ini.

bumper-depan-daihatsu-great-new-xenia

Yang kami review ini adalah tipe R Sporty, varian termahal dari Great New Xenia. Dibandingkan dengan Grand New Avanza dan Veloz, kami merasa Daihatsu lebih pas dalam menghadirkan kesan sporty di luarnya. Bumper depan memiliki area warna hitam yang kontras agar tidak monoton dan karakter sporty-nya menonjol, lengkap dengan foglamp dan DRL sebagai standar.

Khusus tipe R Sporty ini juga, ada sepasang corner sensor di bumper depan. Lampu depan Great New Xenia sebenarnya tidak begitu wah dibandingkan Grand New Veloz, karena tidak diimbuhi projector lens sebagai standar. Selain tidak punya lampu projector, rem ABS juga tidak ada di varian Great New Xenia manapun.

pelek-daihatsu-great-new-xenia

Dari bagian samping, ada sejenis tempelan di dekat gap antara bumper depan dan fender, agar kesannya mobil ini punya insang. Peleknya berdesain baru, two tone seperti mobil-mobil modern jaman sekarang. Hanya saja kami perhatikan banyak pembaca kami yang mengeluh kenapa peleknya terlihat kecil, namun bisa jadi itu karena penggunaan ban yang tebal dan bodi Xenia yang agak besar dibanding peleknya.

daihatsu-great-new-xenia-samping

Bingkai krom yang menempel di jendela masih dipertahankan, tapi entah mengapa kami rasa unsur kromnya terlalu berlebihan jika harus membingkai kaca samping mobil. Cukup di bagian bawah saja sudah oke sebenarnya, namun terserah selera anda karena mungkin ada yang suka. Di tipe R Sporty ini, ada stiker R Sporty di bagian bawah pintu belakang, dekat side skirt. Untuk sekarang, ia sudah punya side impact beam dan immobilizer.

daihatsu-great-new-xenia-belakang

Pada bagian belakangnya, anda tentu sudah tahu ubahan utamanya, yakni reflektor tambahan yang hanya tempelan belaka, sepertinya bisa anda beli sendiri di toko aksesoris dan ditempel menggunakan perekat. Desain lampu belakangnya baru, demikian pula dengan bumper depannya yang punya aksen hitam seperti di depan. Di sektor ini juga, ada sepasang sensor parkir yang disematkan sebagai standar.

Interior

Masuklah ke kabinnya, tak banyak ubahan besar yang dilakukan Daihatsu soal desain dan kualitas material. Paling mereka hanya mengubah kombinasi warnanya, dari black-beige menjadi black-brown. Jok dan kain pada doortrim pun kini berwarna cokelat tua, tapi perubahan pada finishing dan built quality tidak ada yang membaik. Contoh gampangnya, plastik pada console box terlihat murahan, bahkan mudah digoyangkan.

dashboard-daihatsu-great-new-xenia

Head unit Great New Xenia R Sporty mirip dengan kepunyaan Terios R Adventure, ia punya kemampuan untuk membaca CD, USB, Micro SD, AUX, dan bluetooth. Bedanya, Great New Xenia tidak dibekali koneksi HDMI dan kamera parkir seperti Terios. Pada setirnya pun tidak ada steering switch control seperti pada Grand New Veloz yang termahal. Satu hal buruk lainnya : kenapa Daihatsu dan Toyota suka mempertahankan glove box sempit mereka pada Avanza dan Xenia baru?

glovebox-daihatsu-great-new-xenia

Sunatan lainnya dibanding saudara kembarnya adalah hilangnya seat belt reminder untuk penumpang di dekat tombol hazard, yang merupakan salah satu syarat pada Asean NCAP jika ingin dapat skor bagus saat diuji tabrak. Panel instrumennya berdesain anyar, dan untuk tipe teratas sudah punya lampu indikator ECO yang bisa memandu anda untuk berkendara seirit mungkin.

head-unit-daihatsu-great-new-xenia

Di sektor kanan area pengemudi, ada 2 tombol baru yang masing-masing fungsinya adalah untuk mematikan DRL (padahal harusnya DRL tak bisa dimatikan) dan untuk menyalakan serta mematikan corner sensor di bagian depan. Seperti saudaranya, dual airbags pun sudah jadi standar, namun lighter untuk menyalakan rokok sudah hilang. Mengapa? Karena merokok membunuhmu.

tombol-drl-daihatsu-great-new-xenia

Pada kabin baris keduanya, tak ada perubahan signifikan lagi dibanding Xenia lama. Paling bedanya dibanding Grand New Veloz adalah hilangnya headrest tengah dan sabuk pengaman penumpang tengah yang tidak menempel di plafon, masih bertengger di bagian sandaran paha jok. Mungkin agak kurang nyaman bagi penumpang tengah baris kedua, karena harus duduk tanpa headrest dan ada Selat Gilimanuk alias celah antar jok di antara kedua pahanya.

baris-kedua-daihatsu-great-new-xenia

Tak ada masalah soal ruang, headroom dan legroom-nya cukup memadai untuk orang dewasa. Kantung penyimpanan di balik jok depan dan pintu tetap tersedia, ditambah 2 cup holder di balik center console box. Oh ya, AC double blower kini standar di semua varian Great New Xenia, tapi banyak yang meragukan performa Xenia 1.000 cc di tanjakan saat AC double blower-nya aktif semua, mengingat mesin 1.000 cc-nya masih mesin lama. Kalau untuk yang 1.300 cc, jelas tak ada masalah.

baris-ketiga-daihatsu-great-new-xenia

Akses one touch tumble masih dipertahankan, sangat bagus untuk memaksimalkan ruang untuk masuk ke baris ketiga. Seperti Xenia lama, kabin baris ketiganya tidak direkomendasikan untuk orang dewasa karena ruangnya terbatas, lebih cocok untuk anak kecil. Seatbelt dan tempat penyimpanan di baris ketiga masih tersedia, tapi pada Xenia tipe X, dinding baris ketiga tidak dilapis dan membiarkan pelat bodinya terlihat sehingga kesan “kaleng” sangat berasa.

Beranjak ke bagasinya, Toyodai (Toyota-Daihatsu) sangat suka mengilustrasikan bagasinya dengan “empat galon masuk” seperti yang kami lihat pada brosurnya. Kepraktisannya meningkat dibanding sebelumnya, sebab jok baris ketiganya kini bisa dilipat terpisah 50:50, jadi jika harus membawa barang yang agak besar di belakang, baris ketiga masih bisa dipakai duduk untuk 1 orang. Untuk tipe R Sporty, cargo net telah tersedia sebagai fasilitas bawaan untuk mencegah barang anda berantakan.

Mesin

Kami tidak akan bercerita tentang mesin EJ-VE 1.000 cc 3 silindernya, karena itu merupakan mesin lama, tapi mesin 1.300 cc-nya adalah mesin baru. Mesin 1NR-VE milik Great New Xenia merupakan mesin yang sudah ada di Toyota Etios versi luar negeri, namun di Indonesia ini adalah mesin baru. Tenaganya naik menjadi 97 PS, serta torsi maksimumnya bisa diraih di 200 rpm lebih rendah dari yang lama, dari 4.400 rpm jadi 4.200 rpm.

mesin-daihatsu-great-new-xenia

Selain mesin, Daihatsu bilang sudah mengubah suspensi belakang, yang merupakan respons atas komplain pengguna Daihatsu Xenia lama yang merasa suspensi belakangnya masih mental-mentul. Harusnya dengan perubahan itu Great New Xenia bisa lebih nyaman, tapi kami tak tahu karena belum mengujinya di jalanan.

Kesimpulan

Terlepas dari wajah kontroversialnya, kami lumayan menyukai perubahan pada Great New Xenia R Sporty ini. Gaya sporty di luarnya pas, serta penambahan fitur-fitur baru seperti indikator ECO, head unit touch screen, AC double blower di semua varian serta pelipatan jok belakang yang 50:50 merupakan hal yang baik. Godaan dari mesin baru dan suspensi baru pun bisa menjadi tawaran pada calon konsumen untuk segera menguji Great New Xenia di jalanan.

Sementara itu, kekurangannya juga patut diberi perhatian, misalnya tidak adanya ABS, tidak ada projector lens serta tempat penyimpanan yang minim dan sempit menjadi isu yang mungkin bisa merepotkan bagi calon pemilik Great New Xenia nantinya. Kalau soal tampang luarnya, kami serahkan kepada selera anda masing-masing, karena ada yang suka namun ada juga yang tidak suka. Kabar baiknya, Daihatsu akan mempertimbangkan pemakaian ABS jika konsumennya merasa fitur itu perlu.

daihatsu-great-new-xenia-facelift

Harga jual Great New Xenia dimulai dari 151 juta hingga 205 juta Rupiah, value for money-nya lumayan baik ketimbang saudara kembarnya. Menurut kami, tipe R Sporty merupakan tipe yang paling layak dibeli dan punya value for money paling bagus dibanding tipe lain, namun Daihatsu berkata lain dengan memposisikan tipe X matik sebagai tipe terlaris, dengan total penjualan Great New Xenia ditargetkan 5.000 unit per bulan dan kontribusi tipe X sekitar 35%.

Bagaimana menurutmu tentang Great New Xenia ini? Sampaikan di kolom komentar dan simak video first impression review kami.

Test Drive Chevrolet Trax 1.4 Turbo di Cheongna Proving Ground

$
0
0

Chevrolet-Trax-Eksterior

Jakarta, AutonetMagz – Setelah berkunjung ke pabrik Chevrolet di Bupyeong, kali ini kami berkesempatan untuk melakukan test drive Chevrolet Trax di Cheongna Proving Ground. Test drive kali ini mungkin tidak biasa, karena kami mencoba langsung di Proving Ground, yaitu tempat untuk menguji kendaraan dengan berbagi macam medan sebelum siap dipasarkan ke konsumen.

Seperti halnya saat mengunjungi pabrik GM Korea di Bupyeong, kami sama sekali tidak diizinkan untuk membawa kamera, sehingga awalnya kami ingin membuat video review terpaksa dibatalkan, begitupula dengan foto-foto, bahkan kamera smartphone kami pun disegel oleh pihak GM Korea. Kok gitu? Ya karena disini banyak sekali model-model prototype dengan atau tanpa kamuflase berkeliaran disini, kalau gambarnya bocor tentu saja berbahaya.

Chevrolet-Trax-Korea

Oke mari kita mulai. Pertama sebelum kami melakukan test drive, kami mendapatkan beberapa pengetahuan mendasar mengenai tempat test drive dan rintangan-rintangan yang akan kita temukan. Proving Ground ini merupakan tempat yang sangat cocok untuk melakukan test drive karena berbagai rintangan komplit, mulai dari jalan lurus, berbelok, slalom, jalan rusak, jalan berlubang dan jalan dengan berbagai jenis permukaan. Pokoknya komplit deh!

Lebih asik lagi, kami mendapatkan kesempatan melakukan test drive 3 kali dari rute yang ditentukan, setelah itu bebas kita bisa mencoba sampai puas. Tapi, masih ada tapinya nih, mobil yang disediakan disini memiliki kemudi yang terletak di sebelah kiri, awalnya sih agak keki, tapi lama kelamaan rasanya sama saja, apalagi saya sudah terbiasa memainkan game balap dengan setir yang tuas transmisinya saya taruh di sebelah kanan. Begitu juga artikel ini, awalnya agak aneh kan sidebarnya biasa disebelah kanan, sekarang di sebelah kiri.

Chevrolet-Trax-Interior

Setelah selesai mengikuti pengenalan tempat pengetesan, kami disuruh memilih mobil yang ingin digunakan, kebetulan saya mendapatkan mobil dengan trim paling tinggi yang sudah lengkap dengan sunroof, penghangat kursi, kursi elektrik dan sound system Bose. Karena saya ingin mengenal dulu seperti apa medan yang akan kita lewati, saya persilahkan Om Stephen Langitan mencoba lebih awal duduk di bangku kemudi. Starter mobil, suara mesin dan dinamo starter sangat halus di mobil ini seperti mobil Amerika lainnya.

Langsung saja Om Stephen menjajal mobil ini keliling 3 kali test track dan melewati jalan dengan berbagai medan. Sebagai penumpang, saya merasa mobil ini memiliki kekedapan kabin yang baik, suspensi yang cukup lembut tapi tetap merasa stiff, karakternya kurang lebih sama seperti Chevrolet Spin namun sedikit lebih lembut. Diajak menikung dengan kecepatan tinggi di Proving Ground ini, body roll yang dihasilkan Chevrolet Trax cukup terasa minim untuk sebuah crossover.

Chevrolet-Trax-Jalan

Hal yang saya suka, mobil ini memiliki kursi yang empuk seperti balon di bagian tengah sandaran kursi dan alas kursi, terasa membal-membal gitu, tapi bukan karena bahannya yang tipis, dan side support dari kursi depan ini juga cukup nyaman. Pokoknya duduk di kursi penumpang depan mobil ini meskipun diajak berlari kencang atau melewati jalan bulgarian road yang terdiri dari conblock bergelombang, sebagai penumpang saya tidak merasa terlalu terkocok seperti menggunakan mobil crossover di kelasnya. Oh iya, seperti halnya Chevrolet Spin, Trax memiliki konigurasi kursi low floor high seating yang membuat kaki kita lurus kebawah, tidak memanjang ke depan, makanya di mobil ini kita tidak akan terasa sempit.

Oke, om Stephen sudah selesai, sekarang kami bertukar posisi, saya di kursi pengemudi, om Stephen menjadi penumpang di sebelah saya. Ketika menginjak pedal gas Chevrolet Trax, mobil ini terasa memiliki pedal gas yang natural meskipun memiliki turbo yang sudah mencapai torsi puncak di Rpm 1.850. Tidak terlalu lompat ketika turbo kicked-in seperti halnya Ford Fiesta Ecoboost.

Mesin-Chevrolet-Trax

Menurut spesifikasi dari GM, mesin 1.400 cc Turbo ini bisa mengeluarkan tenaga hingga 140 PS dan torsi 200 Nm, secara spesifikasi, mesin ini mirip sekali dengan VW 1.4 TSi yang digunakan pada Tiguan dan Golf, hanya saja torsi Trax lebih kecil. menurut spesifikasi yang diberikan Chevrolet, mobil ini memiliki akselerasi 0 ke 100 kilometer perjam hanya dalam 9.5 detik saja dan ketika mencobanya secara langsung, saya bisa mengangguk setuju dengan claim tersebut karena memang terasa responsif ketika dibejek dari keadaan diam.

Berhubung saya ingin mengexplore Trax lebih jauh, saya mencoba utuk memacu kendaraan ini lebih cepat di track lurus dan putaran menikung. Seperti yang saya rasakan di bangku kemudi, memang mobil ini body rollnya cukup minim untuk sebuah crossover, malah terasa seperti sebuah hatchback. Saya coba pindahkan ke mode manual dengan mengubah ke posisi S, lalu memencet tombol plus minus di tuas transmisi automatic karena belum tersedia paddle shifter. Disini saya menemukan keunikan pada transmisi mobil ini. Meskipun mobil ini memiliki transmisi automatic 6 percepatan, namun ketika saya mencoba dalam mode manual dan menyentuh angka 160 kilometer perjam dengan mobil ini, posisi gigi transmisi masih ada di posisi gigi 4 dan jarum RPM digital nyaris menyentuh merah (apa sudah ya?).

Chevrolet-Trax-Running

Nah soal transmisi, Trax dibekali dengan transmisi automatic 6 percepatan generasi ketiga, sebagai info tambahan, Spin menggunakan transmisi yang sama namun generasi kedua. Seperti yang sudah kami sebutkan pada review Chevrolet Spin di video kami bahwa transmisi tersebut cukup responsif, sehingga ketika kami hendak menyusul tidak perlu repot-repot menurunkan gigi, begitupula di transmisi generasi ketiga ini. Tapi, masih ada tapinya nih, menurut saya transmisi generasi ketiga ini terlalu halus, bahkan di mode manual, transmisi ini tergolong makhluk halus.

Di kecepatan tinggi, mobil ini sangat stabil dan anteng, setir juga terasa mantap karena semakin berat, dibawah kecepatan 120 kilometer perjam, suara kabin masih terasa kedap dari suara ban, suara angin maupun suara mesin, ini patut diacungi jempol. Ditambah lagi saya mencoba mobil ini di berabagi permukaan jalan mulai dari permukaan halus, beton, berbatu dan jenis-jenis lainnya di kecepatan tinggi, saya sangat senang dengan road noise yang sangat minim di mobil ini.

Chevrolet-Trax-Wallpaper

Lalu saya berputar lagi di track lurus dan masuk ke jalan bergelombang seperti Pantura, sepertinya rintangan tersebut bukanlah masalah serius, karena kami bisa melewati rintangan tersebut dengan mudah tanpa harus takut terguling. Sekarang kita masuk ke jalanan menanjak dengan sudut kemiringan 30% yang sangat curam. Dan untuk menguji Hill Start Assist mobil ini, saya sengaja berhenti di tengah tanjakan, kemudian berjalan dengan biasa. Fitur tersebut bekerja dengan baik dan tanjakan bukan masalah bagi mobil ini.

Nah, kemudian track terakhir ialah track tikungan ala chicane dan slalom zig-zag mulai dari sudut kelebaran jauh hingga sangat rapat. Di tikungan dengan kecepatan yang cukup tinggi, kami merasakan mobil ini memiliki grip yang melimpah, wajar saja, mobil ini bawaan standarnya menggunakan ban Continental Premium, dan di trek slalom, barulah terasa mobil ini memiliki setir yang kurang responsif, padahal dari awal di kecepatan tinggi, kami merasa seperti membawa hatchback. Ya namanya juga crossover tidak perlu berharap pengendalian yang terlalu gimana-gimana banget seperti layaknya hatchback, namun secara keseluruhan, mobil ini sudah sangat asyik dikemudikan dan memiliki mesin yang lebih dari cukup.

Kesimpulan

chevrolet trax giias 2015 depan

Kesimpulannya, kami tidak bisa memberikan artikel test drive dengan foto seperti artikel test drive lainnya. Bicara soal produk yang kita baru saja test drive, menurut hasil pengujian yang saya lakukan, Chevrolet Trax ini merupakan mobil yang terbaik di kelasnya jika anda berbicara soal kenyamanan, pengendalian, terutama pada sektor mesin. Karena mesin 1.400 cc turbo ini memiliki tenaga yang enak, bahkan jauh lebih enak dibandingkan kompetitornya yang memiliki mesin lebih besar dan transmisi CVT. Asalkan masuk ke Indonesia dengan spesifikasi kaki-kaki dan mesin yang sama dengan unit yang kami coba di Korea, tentu saja mobil ini pasti menjadi yang terbaik di kelasnya jika dibanderol dengan fitur dan spesifikasi yang baik. Karena di Eropa dan Amerika, mobil ini mendapat banyak pujian karena harga yang value for money dibandingkan dengan fiturnya.

Review Honda BR-V di Twin Ring Motegi Jepang

$
0
0

Honda-BRV-Test-Drive

Motegi, AutonetMagz – Setelah Honda sukses memulai debut dan membuat galau para calon pembeli duo MPV yang baru saja di facelift. Kali ini Honda Prospect Motor mengajak rekan jurnalis untuk menguji Honda BR-V di Sirkuit Twin Ring Motegi Jepang. Namun sayangnya, AutonetMagz tidak diundang ke acara tersebut, sehingga tulisan dan foto-foto ini dimuat sesuai dengan cerita dari jurnalis yang mengaku sebagai AutonetFans.

Eksterior

Kami sangat memuji bagaimana Honda BR-V di desain sedemikian rupa hingga terlihat sama sekali berbeda dengan Honda Mobilio, padahal ini adalah Honda Mobilio dengan tampilan ala SUV seperti halnya Chevrolet Spin Activ dan Nissan Livina X-Gear yang mendapatkan seperangkat aksesoris. Namun Honda tidak ingin seperti kedua kompetitornya, Honda melakukan operasi plastik yang lebih ekstrim mulai dari desain depan baru dan desain belakang yang sama sekali baru sehingga tidak terlihat seperti Honda Mobilio yang ditinggikan.

Honda-BRV-Tampak-Samping

Secara dimensi, memiliki panjang 4,455 mm, lebar 1,735 mm, tinggi 1,650 mm dan wheelbase sebesar 2650 milimeter, mobil ini lebih panjang 69 mm, lebih lebar 52 milimeter dan lebih tinggi 47 milimeter dibandingkan dengan Honda Mobilio. Namun karena basisnya sama persis, ruang interior dan wheelbase mobil ini masih sama dengan Honda Mobilio yang kita kenal.

Bagaimana dengan ground clearancenya? Karena Honda Mobilio di claim memiliki ground clearance sebesar 189 milimeter, maka Honda tidak perlu pusing menambah ground clearance mobil ini agar tampak seperti sebuah SUV sejati, karena dengan memberikan velg R16 dengan ukuran lingkar karet ban 195/60 dan beberapa ubahan suspensi, ground clearance Honda BR-V bisa mencapai 201 milimeter atau lebih tinggi 12 milimeter.

Velg-dan-Ban-Honda-BRV

Karena hanya lebih tinggi 5 cm dibandingkan dengan Honda Mobilio, mobil ini tetap masih memiliki tinggi atap yang rendah, lihat saja foto dibawah ini dimana tinggi mobil ini tidak lebih tinggi dibandingkan dengan pria berjaket hijau atau Toyota Avanza yang memiliki tinggi 1.695 mm tanpa roof rack.

Desain samping dan tarikan garis atap mobil ini masih sama persis seperti Honda Mobilio, namun di bagian pilar D mobil ini, kita tidak menemukan tarikan garis kaca yang menyambung di bagian bawah dengan kaca belakang, sehingga mobil ini terlihat tidak sepanjang Honda Mobilio dan sedikit lebih tinggi, itulah pintarnya Honda dalam mendesain kendaraan, berkat ubahan-ubahan seperti itu, mobil ini seperti terlihat memiliki dimensi yang jauh berbeda.

Honda-BRV-Prestige

Lampu mobil ini juga di desain sangat cantik dan mendetail, kita mendapatkan desain futuristik dan sebuah single projector meskipun tanpa LED DRL yang akan menyala di siang hari, tapi tenang saja, kita sudah mendapatkan LED positioning lamp seperti Honda Mobilio RS .Untuk detailing desain eksterior, Honda BR-V Merupakan mobil yang perlu kita acungi jempol.

Lampe-Depan-Honda-BRV

Interior Honda BR-V

Untungnya Honda tidak melakukan blunder dengan memberkan desain interior yang sama persis dengan Honda Mobilio yang menggunakan dashboard LCGC. DI Honda BR-V ini, kita mendapatkan bentuk dashboard baru yang di desain menggunakan gabungan komponen antara Honda Jazz dan Honda Brio LCGC. Dari bagian panel atas dashboard seperti speedometer, kisi-kisi AC, hingga tempat head unit, kita mendapatkan desain yang sama persis dengan Honda Jazz, namun setengahnya lagi yang berada di bagian bawah, kita mendapatkan desain baru yang di desain khusus untuk Honda BR-V.

Meskipun mengunakan desain dashboard baru, masih ada beberapa hal yang mengecewakan di mobil ini, kita masih mendapatkan setir dan door trim serta center console milik Honda Brio yang berkualitas rendah dan tidak nyaman dipandang mata karena seperti masuk ke dalam LCGC rasanya. Namun cukuplah kami puas dengan tampilan dashboard barusnya dibandingkan dengan Mobilio.

Dashboard-Honda-BRV

Kami sangat gembira mengetahui Honda BRV memiliki head unit yang cukup advanced di model Prestige karena sudah dibekali dengan koneksi Bluetooth, USB, AUX, meskipun tidak tersedia tombol fisik untuk mengatur volume suara, tapi tak apalah, toh di setir sudah dibekali dengan audio steering switch control. Menariknya lagi, head unit ini juga memiliki nanoe ionizer yang bekerja untuk membunuh kuman-kuman jahat seperti Mazda Biante atau Honda CR-V terbaru.

AC mobil ini juga sudah menggunakan model digital yang memiliki layar pengaturan dan selektor ventilasi udara untuk kepala maupun kaki. Hanya saja pengaturannya terbatas, karena kita tidak mendapatkan fitur Auto Climate Control dan defogger kaca depan disini, bahkan selektor udara saja masih manual. Namun kami rasa tidak masalah karena fitur tersebut jarang digunakan oleh orang Indonesia bukan?

Head-Unit-Honda-BRV-AC-Digital

Karena menggunakan dashboard yang merupakan modifikasi dari dashboard milik Jazz, maka tidak heran jika kita mendapatkan desain speedometer yang sama persis dengan Honda Jazz, tapi… eh kok tapi melulu ya, perlu dimaklumi lagi kali ini, karena ini merupakan desain speedometer Honda Jazz yang di downgrade dan dibuat lebih sederhana meskipun memiliki alur desain yang sama persis.

Kita tidak akan menemukan lampu kelap-kelip untuk menunjukan cara berkendara kita seperti apa, dan angka kecepatan maksimal di mobil ini hanya mencapai 180 kilometer perjam meskipun memiliki mesin yang sama (Honda Jazz kecepatan maksimum spedometer 220 KM/Jam). Untungnya, kita masih mendapatkan MID besar di sebelah kanan yang memberikan informasi sama persis seperti Honda Jazz atau Honda HR-V.

Honda-BRV-Speedometer

Hal menyenangkan datang dari kursi depannya, lupakan kursi Honda Mobilio yang tipis, kurang nyaman dan memiliki head rest menyambung untuk mengurasi ongkos produksi. Karena mobil ini dibanderol dengan harga yang lebih mahal, tentunya mobil ini memiliki kursi yang lebih proper dibandingkan Mobilio yang berbagi model kursi depan dengan LCGC.

Kursi depan mobil ini lebih proper, meskipun desainnya dari setengah kebawah sama persis dengan Honda Mobilio. Namun meskipun memiliki head rest yang terpisah dan adjustable, sandaran kursi mobil ini masih terasa kurang tinggi dan head rest mobil ini juga kurang menopang kepala dengan sempurna. Sehingga untuk tester yang memiliki tinggi lebih dari 170 cm, pundak driver tidak jatuh tepat di sandaran kursi dengan sempurna, dan kepala pun terasa menggantung. Namun kursi depannya masih terasa nyaman kok.

Kursi-Honda-BRV

Sedangkan untuk kursi tengahnya dan door trim belakangnya sama persis seperti Honda Mobilio, tidak ada yang berbeda dan tetap memiliki duble blower dan ruang legroom yang sangat lega. Begitupula dengan metode pelipatan kursi, sliding dan reclining kursi tengah yang patut kita acungi jempol di mobil ini.

Namun sayangnya kita tetap tidak mendapatkan arm rest seperti halnya Suzuki Ertiga atau Kijang Innova. Bgeitupula dengan door trim plastik yang terasa mudah tanpa adanya lapisan kain fabric untuk membuatnya menjadi lebih mewah.

Kursi-Tengah-Honda-BRV

Kursi belakang mobil ini masih sama persis seperti milik Honda Mobilio, termasuk speaker belakang yang diletakan di bagian kursi paling belakang. Kursi bagian belakang Honda BR-V patut diacungi jempol, karena untuk ukuran badan test driver yang memiliki tinggi lebih dari 170 cm masih dapat terakomodir sempurna mulai dari headroom hingga legroom jika kursi tengah sedikit digeser maju. Asiknya lagi, kita mendapatkan sandaran kursi yang memiliki reclining 3 step.

Namun sayangnya, peletakan speaker di bagian belakang ini sangat mengganggu penumpang belakang jika audio sistem dihidupkan, karena berdasarkan pengalaman para pengguna Honda Mobilio, penempatan speaker yang tidak proper tersebut bisa menyebabkan penumpang belakang sakit kuping sebelah.

Kursi-Belakang-Honda-BRV

Seperti halnya Honda Mobilio, Honda BR-V memiliki model kursi belakang dan ruang bagasi yang sama besarnya, atau bisa dibilang terbesar di kelas SUV A-segment. Namun sayangnya meskipun sudah memiliki sandaran kursi terpisah, bagian jok bawah mobil ini masih menyatu, sehingga jika kita hendak melakukan pelipatan jok belakang, kita harus melakukannya bersamaan. Tapi tidak masalah lah, toh bagasi belakang mobil ini masih terasa luas.

Bagasi-Honda-BRV

Bagaimana Rasa Berkendaranya?

Sayang sekali di sesi test drive ini, test driver kita tidak bisa menguji mobil ini lebih jauh seperti layaknya di perjalanan sehari-hari. Honda hanya mengijinkan test driver untuk melakukan 2 putaran di sirkuit Twin Ring Motegi dengan mengikuti mobil pemandu, dan di setiap celah jalan lurus kita mendapatkan beberapa cone berbelok untuk mengurangi kecepatan. Padahal test driver kami ingin mencoba apakah mobil ini memiliki limiter di kecepatan 140 kilometer perjam seperti halnya Mobilio.

Dengan berbekal mesin yang sama dengan Honda Mobilio namun memiliki bobot lebih berat, penurunan performa dari mesin 1.500 cc i-VTEC bertenaga 120 PS dan torsi 145 Nm nyaris tidak terasa, performa mesin mobil ini bisa dibilang 11-12 dengan Honda Mobilio. CVT mobil ini masih terasa berat dan laggy, belum ada penyempurnaan yang lebih baik, sehingga kami sarankan untuk megambil Honda BR-V yang memiliki transmisi manual.

Wajah-Depan-Honda-BRV

Soal handling, mobil ini juga perlu diacungi jempol. Meskipun memiliki ketinggian yang bertambah 12 milimeter, rasa mengemudi mobil ini nyaris tidak ada bedanya, body roll masih minim, masih asik dikendalikan, meskipun cengkeraman ban terutama di bagian belakang masih kurang, sehinga ketika digunakan berbelok dengan kecepatan tinggi, kita masih merasakan ban belakang membuang keluar seperti halnya Honda Mobilio. Rasa setirnya juga ringan dan cukup oke untuk sebuah MPV SUV dengan teknologi EPS.

Sayangnya, mobil ini masih terasa terlalu keras dari segi suspensi seperti halnya Honda Mobilio, sehingga akan menjadi kurang nyaman untuk perjalanan jauh. Padahal kami berharap mobil ini bisa menjadi lebih nyaman dibandingkan dengan Honda Mobilio yang terlalu keras untuk sebuah mobil keluarga. Namun di satu sisi, test driver kami merasakan mobil ini sedikit lebih kedap untuk urusan road noise dibandingkan dengan Mobilio, tetapi itu bisa saja dikarenakan permukaan sirkuit yang terlalu halus dibandingkan dengan aspal Indonesia.

Soal keamanan, di varian tertinggi mobil ini sudah dilengkapi dengan hill start assist dan VSC sebagai standar. Di varian E, kita mendapatkan dua buah Airbags, rem ABS dan kursi ISOFIX yang sudah menjadi standar baru mobil di tahun 2015. Cukup lengkap untuk mobil seharga kurang dari 300 juta Rupiah.

Kesimpulan

Honda-BRV-Test-Drive

Honda sekali lagi sukses mengoperasi wajah eksterior dan interior Mobilio menjadi sebuah mobil yang terlihat berbeda dan lebih mewah. Meskipun rasa berkendara dan kenyamanannya masih 11-12 dengan Honda Mobilio, kita dibekali dengan perangkat keselamatan dan fitur yang lebih canggih. Dari kisaran harga mulai dari 230 hingga 260 juta Rupiah untuk varian tertingginya, mobil ini tentunya akan mengisi celah segmen 7 seater yang hilang karena diakibakan Toyota Kijang Innova yang memiliki harga sudah tidak terjangkau lagi, sekaligus mengambil pasar B Segment SUV dan MPV low entry dengan trim tertinggi. Namun anda harus maklum dengan tingkat kenyamanannya yang setara dengan entry level MPV, padahal MPV yang menjadi basis mobil ini pun bukanlah yang terbaik di soal kenyamanan di kelasnya.

First Impression Review Honda Civic Type R 2015 : R For Revolutionary

$
0
0

Review Honda Civic Type-R 2015AutonetMagz.com – Tangan sangat gatal rasanya saat Terminal Motor mempersilakan kami untuk mereview salah satu hot hatch paling ditunggu tahun ini di seluruh dunia. Ya, kami membicarakan tentang Honda Civic Type R 2015 yang didatangkan oleh Terminal Motor supaya bisa menyuarakan mesin VTEC Turbonya di Indonesia selantang yang ia bisa. Ingat, yang mendatangkan bukan APM resmi Honda Indonesia, soalnya PT Honda Prospect Motor sedang sibuk dengan Honda BR-V.

So, bagaimana sih kalau kita menelaah dan mengendarai Honda Civic Type R berkode FK2 ini, terutama jika dibandingkan dengan para pendahulunya, khususnya Civic EP3, FD2 dan FN2? Simak bersama dalam First Impression and Test Drive Honda Civic Type R ala AutonetMagz.

Eksterior

Saat pertama kali melihatnya dengan mata kepala kami sendiri, kami benar-benar terpana melihat estetikanya. Karena Civic Type R ini dirancang oleh Honda Swindon dan bukan Honda Siliwangi, dari depan sampai ke belakang benar-benar terpancar aura hot hatch Eropanya.

Honda Civic Type-R 2016 review

Kami akui desain Civic Euro standarnya saja sudah cakep, tapi Civic Type R ini? Wow, dari sudut manapun mobil ini benar-benar fotogenik, rasanya kok kayak minta difoto terus mobil ini saking cantiknya.

Body kit yang terpasang pada Honda Type R ini dirancang supaya bisa mengalirkan udara sebaik-baiknya. Lip spoiler di depan dan guratan-guratan tegas di bumper depan misalnya, semua punya fungsi untuk mengatur aliran angin yang diterjang supaya tidak menghambat laju mobil dan memudahkannya melesat dengan lancar.

Civic Type R turbo 2015

Di balik bumper depannya, terpasang sebuah intercooler, tapi rasanya sedikit aneh melihat intercooler standar pada sebuah Honda Type R yang biasanya naturally aspirated.

Tatapan mata hot hatch ini tak kalah menawan dibanding penampilan keseluruhannya. Sepasang DRL LED di depan akan menyala tatkala mesin mobil menyala juga, dan berjejer hingga 4 buah lampu projector LED di bagian depan. Bagian hitam di bumper yang desainnya selaras dengan tarikan garis lampu membentuk muka solid wing face ala Honda baru, dan karena ini Type R, logo H-nya pasti berwarna merah dan ditemani emblem Type R.

Velg ori oem Honda Civic Type-R 2015

Seperti seorang atlet olimpiade, ia harus ditunjang dengan kuda-kuda yang mantap. Maka dari itu, pelek besar berdiameter 19 inci yang dilabur warna hitam duduk manis di keempat ruang fender Civic Type R. Ditemani dengan ban yang andal, yakni Continental SportContact yang merupakan ban dari Eropa. Drilled disc brake dengan kaliper merah dan 4 piston dari Brembo siap bertugas di depan, sementara di belakang hanya rem cakram biasa.

Over fender Honda Civic Type R

Biar mobil ini tidak ceking, keempat wheel arch Civic Type R dilebarkan beberapa sentimeter dari Civic biasa. Di atas fender depan, ada kisi-kisi angin yang benar-benar berlubang dan menunjang aerodinamika mobil, tapi sayang kisi-kisi hitam di belakang roda depan, yang terletak di dekat pintu depan itu hanya hiasan, sebab kisi-kisi itu tidak tembus ke fender seperti kisi-kisi angin yang sebelumnya.

Bagi pemerhati sejati Type R, pasti setuju kalau ini adalah Civic Type R pertama yang hadir dalam wujud hatchback 5 pintu. Dari generasi EG6, EK9, EP3, dan FN2 selalu berbentuk hatchback 3 pintu, plus sedan 4 pintu di generasi FD2 Type R JDM version. Artinya, penumpang belakang kini tidak perlu masuk lewat akses sempit berupa gang tikus kalau mau ke kabin belakang. Berkat kehadiran pintu belakang, Civic Type R FK2 ini lebih manusiawi untuk mereka yang mau menumpang di ruang kabin hot hatch ini.

Harga Honda Civic Type-R terbaru 2015 - 2016

Buritan Civic Type R baru ini pun sarat dengan perangkat aerodinamika. Utamanya adalah sebuah rear spoiler besar yang menjulang, mampu menambah downforce saat mobil ini melaju kencang supaya tetap stabil. Rear diffuser mobil ini pun benar-benar berfungsi untuk mengalirkan angin, tidak seperti pada hatchback perkotaan yang harganya jauh lebih murah di mana diffuser-nya tidak terlalu berguna bagi aerodinamika. Jadi, pada Civic Type R ini benar-benar form following function.

Sirip samping di dekat lampu remnya pun bukan hiasan juga. Sekali lagi, dia berguna untuk mengalirkan angin ke samping supaya tidak terbentuk turbulensi yang ujung-ujungnya malah menghambat performa mobil dalam meningkatkan kecepatan. Terakhir, ini adalah Civic Type R dengan jumlah knalpot standar terbanyak, yakni 4 buah. Dulu Civic FN2 saja hanya punya 2 knalpot lho.

Honda Civic Type R Terminal Motor dealer IU showroom

Dari sisi eksterior hot hatch, mobil ini cakepnya nggak ada obat banget. Garis atap rendah, pelek besar, wajah sangar, body kit agresif, rasanya susah untuk menahan pesona mobil ini. Bahkan BMW M135i, VW Golf R, Ford Focus ST dan Renault Megane RS pun rasanya kalah radikal dibanding Civic Type R dalam hal desain. Good job, Honda UK! UK-nya United Kingdom ya, bukan Ujung Kulon.

Interior

Jika anda mengenal Honda Civic FN2, dia memiliki desain interior yang sangat futuristik dan tergolong driver oriented. Pada Civic Type R FK2 ini juga sama, tetap mengedepankan paham untuk fokus kepada pengendara. Desain panel instrumen multiplex Honda yang menggabungkan takometer analog di bawah dan spidometer digital di atas masih ada, namun kini ditambah mainan-mainan baru yang sangat cocok untuk mobil sekelas Type R ini.

Interior Honda Civic Type-R 2015 - 2016

Kami tidak berbicara soal stability control, cruise control atau traction control, karena di mobil seperti ini semua hal itu sudah jadi standar. Tidak, yang kami maksud adalah performance meter yang meliputi boost gauge, 0-100 km/h timer untuk mengukur akselerasi, 0-402 meter untuk menghitung waktu drag 402 meter, G-Force meter untuk mengukur gaya sentrifugal dan lain-lain. Ciamik dan informatif, meski menurut kami desain dashboard Civic Type R FN2 masih lebih menarik.

Dulu, Civic Type R FD2 dan FN2 punya gear shift indicator berupa titik-titik LED berwarna merah yang jumlahnya akan naik seiring meningkatnya putaran mesin, diikuti dengan nyala lampu berlogo i-VTEC yang berwarna merah juga. Pada Civic Type R FK2, gear shift indicator ini ditata ulang bentuknya supaya mirip dengan gear shift indicator pada mobil F1, sekaligus mengingatkan anda kalau Honda kini sudah kembali lagi ke F1.

Speedometer Civic Type R 2015 - 2016

Pada lingkar kemudinya, lapisan kulit yang dilengkapi dengan garis dan jahitan berwarna merah diramaikan dengan tombol untuk mengakses fitur telepon, mengatur audio dan cruise control. Jangan lupa, karena dibangun di Eropa, tuas untuk lampu mobil dan sein ada di kiri dan wiper ada di kanan, karena menganut standar Eropa. Terbalik memang dengan mobil Jepang, jadi perlu sedikit adaptasi jika tidak familiar dengan tuas lampu dan wipernya. Lain ceritanya kalau anda biasa bawa mobil Eropa.

Seluruh bagian dashboard terbuat dari bahan soft touch, tapi sayang kami masih menemukan bahan plastik di bagian doortrim, padahal kami harap doortrim-nya soft touch juga. Saat menduduki bucket seat Type R, rasanya mantap, posisi duduk tidak terlalu rendah dan badan tetap terjaga karena desain jok dibuat untuk meminimalisasi gerakan atau pergeseran tubuh. Perlu dicatat, joknya belum memiliki mekanisme elektrik, masih manual alias pakai otot untuk melakukan sliding, reclining dan lain sebagainya.

Jok bucket seat badge emblem gear shift knob Honda Civic Type R 2015 - 2016

Transmisi manual 6 percepatannya bertipe short shift, sehingga jarak perpindahan antar gigi sangat dekat. Efeknya, transmisi makin asyik untuk dioperasikan karena perpindahan giginya singkat. Kami sebenarnya tidak sempat memeriksa head unit touch screen-nya, yang kami sempat lihat adalah fitur telepon dan kamera mundur yang aktif saat transmisi masuk gigi mundur. Satu hal yang pasti : karena tidak masuk lewat HPM, tidak ada fitur yang disunat.

Kabin belakang Civic Type R tidak akan membuat gelisah bagi anda yang mengidap claustrophobia, karena space di belakangnya masih manusiawi, baik itu ruang kaki maupun ruang kepala. Didesain untuk memuat 3 orang, tapi karena warna interiornya didominasi warna hitam, mungkin ada kesan sempit, tapi tidak sesempit kelihatannya kok.

Bagasi kabin jok belakang Civic Type R

Karena ada kata hatchback pada hot hatchback, semua hot hatchback dituntut untuk tetap praktis seperti hatchback normal. Civic pun demikian, ruang penyimpanannya memadai dan bagasinya lega. Jok belakangnya bahkan masih bisa dilipat rata lantai. Jadi jika memang anda sedang mencari kendaraan yang kencang tapi juga praktis untuk pemakaian harian, kami rasa Civic Type R ini layak dibilang sebagai best of both world.

Mesin dan Kaki-Kaki

Di sinilah inti utama dari babak baru Honda Type R. Meninggalkan mesin K20 lama yang dinilai tidak bisa dipakai lagi karena terbentur aturan emisi dan efisiensi BBM, Honda mengalah dan akhirnya rela kalau tradisi Type R berupa mesin naturally aspirated hi-revving bertenaga besar distop di Civic Mugen RR FD2 dan Civic Type R Mugen FN2. Untuk sekarang, mesin 2.000 cc VTEC Turbo EarthDream sudah mengantungi surat dinas untuk menjadi jantung Civic Type R.

Mesin Honda Civic Type R 2015 2016 2.0 L VTEC Turbo EarthDream 2.000 cc

Dari segi tenaga dan torsi, Civic Type R FK2 melonjak drastis dari generasi sebelumnya. Bukan lagi 200 hp-an, melainkan 300 hp-an. Tepatnya, 306 hp, yang artinya lebih besar dari VW Golf GTI, Vauxhall Astra VXR dan beberapa hot hatch Eropa lainnya. Torsinya tak kalah besar, mencapai 400 Nm. Sedikit cerita, di luar negeri Honda selalu diejek karena torsinya kecil. Sekarang? Hey man, this Honda now has torque, a lot of torque.

Berikutnya, sedikit kuliah engineering. Tenaga 306 hp dan torsi 400 Nm untuk sebuah mobil FWD itu sebenarnya memiliki risiko yang cukup besar, apapun jenis mobilnya. Anda tahu kan roda depan bertugas mengarahkan mobil ke kiri atau ke kanan dari input setir? Nah, tugas itu sekarang ditambah dengan tugas untuk memuntahkan tenaga dan torsi sebesar itu dari mesinnya. Jika tidak diberikan engineering yang pintar, mobil hanya bisa lari saja tapi tidak bisa belok.

2.0L VTEC Turbo EarthDream Honda Civic Type R 2.000 cc

Untuk itu, Honda menerapkan beberapa kunci utama supaya mobil ini bisa dikontrol. Pertama, penggunaan helical limited slip differential pada komponen penyalur tenaganya. Differensial jenis ini diklaim bisa meningkatkan traksi saat berbelok, khususnya saat hard cornering. Honda bilang, jika dibandingkan dengan differensial biasa, differensial ini bisa memangkas catatan waktu di Nurburgring hingga 5 detik. Selisih 5 detik itu besar lho.

Kedua adalah sebuah racikan khusus di suspensi depan, bertajuk Dual Axis Strut Front Suspension. Sistem mekanikal ini menerapkan knuckle dan strut yang dibuat terpisah. Tugas knuckle adalah untuk menerima input dari setir dan strut-nya akan membaca kondisi jalanan. Dengan konstruksi seperti ini, gejala torque steering berkurang 55% dibanding Civic biasa yang memakai suspensi depan yang bukan bertipe Dual Axis. Jujur saja, sistem Dual Axis ini mirip dengan RevoKnuckle milik Ford, basisnya adalah struktur suspensi McPherson strut.

Suspensi Honda Civic Type-R baru

Terus, suspensi belakangnya bagaimana? Kembali ke suspensi double wishbone seperti Civic Type R EP3 tidak? Sayang sekali, suspensi belakang Civic Type R FK2 ini tidak double wishbone, melain torsion beam, sama seperti Civic Type R FN2. Die hard fans Honda Type R mungkin akan sedikit mengerutkan dahi atau garuk-garuk kepala saat mengetahui fakta yang satu ini.

Lalu, bagaimana rasa berkendaranya? Artikel first drive Honda Civic Type R akan kami rilis beserta dengan videonya!. Bagaimana opini awalmu mengenai Civic Type R Turbo ini? Sampaikan di kolom komentar.

Honda Civic Type R Terminal Motor Kelapa Gading

Honda Civic Type R Turbo bisa dibeli di Terminal Motor Kelapa Gading (021) 4511111|4520000 atau Pondok Indah (021)7225222

Terobosan Baru dari AutonetMagz : Video Review Komprehensif Pertama di Dunia dengan View 360°

$
0
0

AutonetMagz.com – Demi para pembaca dan penonton yang selalu setia memberikan kami kritik, masukan dan dukungan untuk terus menyajikan yang terbaik, kami di AutonetMagz selalu menggali cara-cara baru dalam menyajikan video review demi memuaskan anda semua. Kami tidak pernah puas di satu titik saja, kami selalu menembus batas mainstream dalam menyajikan suguhan terbaik yang berhak anda dapatkan.

Untuk itu, AutonetMagz membuat satu gebrakan baru yang berkaitan dengan kemajuan teknologi. Dengan berkolaborasi bersama Cathatech, kami baru saja merilis video review berteknologi video 360° yang menghadirkan kesan anda sebagai penonton seolah-olah berada bersama kami di saat kami sedang mereview mobil. Ya, ini adalah video review komprehensif pertama di dunia yang ditayangkan dengan teknologi video 360 view.

Little planet on camera 360 view

Teknologinya sudah spesial, maka mobil yang direview pun harus spesial. Yak, mobilnya memang cukup spesial, karena PT. Auto Trisula Indonesia selaku APM Maserati di Indonesia memperbolehkan kami untuk mereview sedan eksotis mereka, Maserati Quattroporte. Bukan Quattroporte biasa, melainkan Quattroporte GTS, atau bahasa lainnya : Quattroporte termahal dan terkencang yang ada saat ini.

Sedan asal Italia ini tidak hanya cantik luar dalam, namun berkualitas tinggi pada semua sektor. Contoh simpel saja, pegangan tangan di atapnya terbuat dari bahan kulit, tidak seperti pada mobil-mobil biasa. Interiornya jelas mewah dan di belakang tetap bisa memanjakan pemiliknya dengan ruang lega dan fitur komplit.

Video 360 view virtual reality Indonesia

Dengan teknologi perekaman video 360, saat test driver kami mencoba mobil, anda serasa ikut berada di dalam kabin karena bisa melihat seluruh sudut ruangan kabin mobil dengan menggoyangkan smartphone atau memainkan kursor mouse di komputer.

Raungan mesin V8-nya punya keluaran tidak main-main, karena sanggup menghasilkan 530 PS dan 650 Nm. Akselerasi 0-100 km/jam tuntas dalam 4,7 detik saja, dan top speed mencapai 307 km/jam. Kalau anda tidak rela supir yang anda gaji tiap bulan menikmati performa sadis itu, anda tetap bisa mencicipi keganasan Quattroporte GTS dengan tangan dan kaki anda sendiri dengan tetap penuh wibawa.

Maserati Quattroporte Indonesia review harga spek

Mengapa? Yah, mengutip kata-kata dari om Mobi, kalau bawa mobil ini sendiri tidak akan disangka supir, karena logonya Maserati. Coba bawa BMW 760Li atau Mercedes-Benz S65 AMG sendiri, masih ada kemungkinan anda disangka supir meski berdandan serapi apapun.

Penasaran dengan video 360° untuk review Maserati Quattroporte? Jadilah bagian dari terobosan baru ini bersama kami dengan menjadi penonton video 360 Virtual Reality yang kami sajikan khusus untuk anda dibawah ini. Dan kami selalu menerima ide, saran dan masukan dari anda sebagai pembaca dan penonton setia channel review AutonetMagz.

Berikut dibawah ini video-video pengalaman AutonetFans setelah menonton review Maserati dengan view 360, seru, kocak :)

Kereen videonya. Two thumbs up for @autonetmagz.. Bang @ridwanhr diikutin trus tuch ama om @motomobitv #review #autonetmagz

A video posted by Ajir Muhajirin DgPamaccing (@ajirdgpamaccing) on

Viewing all 226 articles
Browse latest View live


<script src="https://jsc.adskeeper.com/r/s/rssing.com.1596347.js" async> </script>